Pesan Cinta Satgas COVID-19 Kepada Para Pelaku UMKM | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Juru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito (BNPB Indonesia)

Pesan Cinta Satgas COVID-19 Kepada Para Pelaku UMKM

Ceknricek.com -- Para pelaku usaha kecil dan menengah termasuk salah satu kelompok masyarakat yang paling terdampak pandemi COVID-19. Pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) menyebabkan tak sedikit pelaku UMKM menutup tempat usahanya.

Bukan hanya itu, kelompok ini sebagian besar berasal dari pedagang tradisional belum tersentuh digitalisasi. Tak heran, ketika kerumunan dan jumlah pengunjung dibatasi, usaha mereka praktis sepi.

Fakta ini terungkap dalam keterangan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. Menurutnya sekitar 60 persen pelaku UMKM yang usahanya ‘terpapar’ corona.

Belum lagi, dalam survei BPS beberapa waktu lalu, pedagang pasar dan pasar menjadi tempat yang kurang mematuhi penerapan protokol kesehatan.

Bagaimana caranya agar usaha para pelaku UKM tetap jalan dan protokol kesehatan bisa diterapkan secara efektif?

Juru bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito dalam webinar Media Center Satgas yang dipantau ceknricek.com di Jakarta, Selasa, (27/10/20) menyarankan sekaligus mengimbau agar para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) disiplin menerapkan protokol kesehatan sehingga aktivitas ekonomi tidak memicu penambahan kasus positif corona.

Klik video untuk tahu lebih banyak - PSBB TRANSISI DKI JAKARTA DIPERPANJANG

“Sekarang yang kita perlukan adalah melakukan kegiatan ekonomi, jangan sampai menimbulkan kasus. Sebenarnya kalau menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin kasusnya tidak naik,” katanya.

Wiku melanjutkan, delapan bulan merupakan waktu yang cukup lama bagi pemerintah dan masyarakat untuk bisa menyesuaikan diri serta mengatur strategi menghadapi COVID-19. Atas dasar itu, ia menilai penerapan protokol kesehatan harus benar-benar dilaksanakan dengan disiplin agar masyarakat khususnya pelaku UMKM tetap menjalankan aktivitas tanpa khawatir tertular corona.

Pengajar Universitas Indonesia (UI) ini mencontohkan salah satu aktivitas ekonomi di pasar. Pasar, kata dia menjadi tempat masyarakat membeli kebutuhan sehari-hari. Jika protokol kesehatan diterapkan dengan tetap memakai masker, antreannya diatur demi menjaga jarak, kebiasaan mencuci tangan dengan sabun difasilitasi maka risiko penularan seharusnya tidak ada.

“Sehingga, kalau itu dilakukan secara disiplin dan dimonitor, berarti keberhasilan sektor usaha untuk mulai bergerak,” jelasnya.

Wiku Adisasmito secara khusus berpesan kepada para pelaku UMKM bahwa agar penerapan protokol kesehatan yang benar menyebabkan para pembeli atau konsumen tidak takut untuk berbelanja dan membeli produknya.

“Kita harus sama-sama bergerak, kesehatan dan ekonomi harus bergerak bersama-sama. Jadi, adaptasinya bukan adaptasi individu, melakukan 3M, protokol kesehatan, tetapi juga adaptasi dalam menjalankan kegiatan ekonomi,” pungkasnya.

Baca juga: Teten Masduki: Sekarang Sudah Banyak Pelaku UMKM Patuh Protokol Kesehatan

Baca juga: UGM Perkenalkan Alat Deteksi COVID-19 GeNose C19



Berita Terkait