Ceknricek.com -- Survei Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan tahun 2015 mencatat bahwa penyakit paru-paru kronis adalah salah satu dari 10 penyebab kematian terbesar di Indonesia.
Theresia Sandra Diah Ratih, Kepala Subdirektorat Penyakit Paru Kronik dan Gangguan Imunologi Kementerian Kesehatan, mengatakan kebiasaan dari merokok merupakan faktor risiko utama penyakit tidak menular yang berpotensi mematikan.
“Rokok merupakan penyebab enam penyakit mematikan seperti jantung iskemik, stroke, hipertensi, tuberkolosis, diabetes dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Bukan hanya laki-laki saja, tren ibu-ibu sosialita merokok terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini yang harus diwaspadai," kata Theresia dalam acara Astrazeneca di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (14/10).
Baca Juga: Mencegah Kanker Paru Terus Meningkat, Stop Merokok!!
Theresia menilai, orang tua perokok aktif risiko malnutrisi atau suatu kondisi adanya kekurangan dan ketidakseimbangan orang dalam mengambil nutrisi khususnya pada anak. Menurut dia, anak-anak yang stunting sebagian besar dikarenakan orang tua yang merokok dan miskin.
“Penelitian menyebut saat krisis moneter beberapa tahun silam, biaya makanan seperti beras naik tapi rokok tetap. Jadi orang tua mengorbankan biaya makannya untuk rokok,” ucapnya.
Dalam Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) 2018, rata-rata 1/3 orang pengidap penyakit tidak menular yang kebanyakan disebabkan oleh rokok. Maka dari itu Theresia kembali menjelaskan kebijakan pemerintah dengan mengeluarkan Inpres No. 1 tahun 2017 Germas Sehat (Gerakan Masyarakat Sehat).
“Dengan fokus meningkatkan aktivitas fisik, perilaku hidup sehat, penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi, pencegahan dan deteksi dini penyakit, deteksi dini standar minimal penyakit tidak menular. Dan pengadaan lokasi kawasan tanpa rokok," terang Theresia.
BACA JUGA: Cek OLAHRAGA, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.