Ceknricek.com -- Para penyintas Holocaust dan para pemimpin internasional menghormati para korban kejahatan Nazi di bekas kamp kematian Auschwitz, Senin (27/1). Peringatan ke-75 tragedi yang dilakukan pada tahun ini sekaligus mengingatkan perang anti-Semitisme yang dianggap mulai bangkit kembali.
Presiden Israel Reuven Rivlin dan Presiden Polandia Andrzej Duda meletakkan karangan bunga di lokasi itu, 75 tahun setelah pasukan Uni Soviet membebaskan kamp. Sekitar 1,1 juta orang, kebanyakan orang Yahudi, dibunuh di Auschwitz-Birkenau.
Rivlin memperingatkan "suara-suara" yang menyebarkan kebencian adalah ancaman terhadap demokrasi. "Tugas kita adalah memerangi anti-Semit, rasisme, dan nostalgia fasis," kata Rivlin, seperti dilansri BBC. Dia dan Presiden Duda meletakkan karangan bunga di Tembok Kematian (Death Wall), tempat pasukan Nazi menembak ribuan tahanan.
Kompleks kamp Auschwitz-Birkenau di wilayah selatan Polandia yang diduduki Nazi pada Perang Dunia Kedua, merupakan pusat pembunuhan rezim yang paling brutal. Ribuan orang Polandia, orang Soviet yang menjadi tawanan perang, orang-orang Gipsi (Roma) dan kelompok-kelompok teraniaya lainnya juga tewas di sana.
Baca Juga: Jerman Resmi Melarang Kelompok Neo-Nazi Combat 18
Nazi Jerman membunuh sekitar enam juta orang Yahudi dalam kampanye untuk mendominasi ras dan bangsa lainnya. Peringatan Holocaust di Auschwitz barangkali merupakan peringatan terbesar terakhir yang dihadiri begitu banyak korban yang selamat.
Dalam acara peringatan itu, ada kekhawatiran yang tersebar luas tentang tingginya tingkat intimidasi dan kekerasan anti-Semit di sejumlah negara dan maraknya pidato kebencian di internet.
Di Paris, Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara di sebuah upacara menandai peringatan ke-75, termasuk penambahan dinding peringatan bagi 77.000 orang Yahudi yang dideportasi ke kamp konsentrasi dari Prancis.
Shoah Memorial direnovasi, dengan 175 nama tambahan dan pencantuman 1.498 tanggal lahir setelah dilakukan penelitian di kearsipan Holocaust.
"Kembalinya anti-Semit ini bukan hanya masalah bagi orang Yahudi. Ini adalah masalah bagi kita semua. Ini adalah masalah Republik," kata Presiden Macron.
Lebih dari 200 orang yang selamat melakukan perjalanan ke Auschwitz dari seluruh dunia untuk menandai peringatannya yang ke-75 tahun. Banyak yang mengenakan syal biru-putih - pengingat seragam penjara bergaris yang dikenakan para korban di kamp konsentrasi.
Paus Fransiskus pada hari Minggu (26/1) meminta 1,3 miliar umat Katolik dunia untuk mengheningkan cipta dan berdoa merenungkan perayaan pembebasan kamp kematian Nazi di Auschwitz. Paus meminta umat berdoa agar tragedi seperti ini tak pernah terjadi lagi.
“Ketidakpedulian yang tidak dapat diterima adalah penyebab dari tragedi yang sangat besar ini. Kekejaman ini mewajibkan kita untuk terus mengingat. Kita semua diundang untuk berdoa dan merenung, masing-masing dari kita berkata dalam hati kita sendiri, 'Jangan pernah lagi terjadi, jangan pernah lagi terjadi.'" kata Paus seperti dilansir Reuters.
Saat peristiwa Holocaust, beberapa orang Yahudi mengatakan Paus saat itu, Paus Pius XII (1939-1958) dianggap menutup mata dan tidak cukup membantu menghentikan upaya penganiayaan oleh Nazi Jerman. Vatikan sendiri menyatakan bahwa Pius memilih untuk bekerja di belakang layar.
Atas perintah Fransiskus, Vatikan pada bulan Maret akan membuka arsip rahasianya pada masa peperangan di era Paus Pius XII. Langkah ini dianggap sebagai langkah bersejarah yang dinanti orang Yahudi selama beberapa dekade.
BACA JUGA: Cek JURNALISTIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini