Peristiwa Hari Ini, Muhammad Ali Kembali dari Pengasingan | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Thetimes.co.uk

Peristiwa Hari Ini, Muhammad Ali Kembali dari Pengasingan

Ceknricek.com -- Mungkin tidak ada yang spesial pada pertarungan antara Muhammad Ali menghadapi Jerry Quarry, 26 Oktober 1970. Seperti biasa, Ali sukses memukul mundur lawannya yang merupakan penantang nomor 1 kelas berat versi majalah The Ring dan nomor 3 WBA itu. Namun, pertarungan ini menandakan kembalinya Ali dari pengasingannya, usai menolak wajib militer untuk dikirim ke Vietnam.

“Saya dengan kesadaran penuh, sebagai menteri Muslim dan keyakinan pribadi saya, bahwa saya berpegang pada pendirian saya untuk menolak panggilan dinas bersenjata," kata Ali dalam pembelaannya di sidang induksi 28 April 1967, seperti dilansir dari buku karangan Howard L. Bingham dan Max Wallace, Muhammad Ali's Greatest Fight: Cassius Clay vs. the United States of America (2012).

Foto: thefightcity.com

“Saya telah merenung dengan hati nurani dan saya menemukan bahwa panggilan perang ini tidak bisa dibenarkan dengan kepercayaan agama saya,” lanjut Ali. Beberapa tahun sebelumnya, Ali yang bernama lahir Cassius Marcellus Clay Jr. telah menjadi mualaf dan banyak bergaul dengan organisasi Islam yang dicap radikal, Nation of Islam (NOI). Organisasi ini diisi orang-orang seperti Elijah Muhammad dan Malcolm X.

Sontak, keputusan Ali untuk menolak panggilan wajib militer menjadikan dirinya diasingkan dari dunia tinju yang membesarkan namanya itu. Ali dihukum pada 20 Juni 1967 dengan hukuman lima tahun penjara dan denda US$10.000. Dia tetap bebas dengan jaminan US$5.000 sementara dirinya mengajukan banding atas putusan bersalahnya.

Baca Juga: Rocky Marciano: Si rahang Besi dari AS

Gelar Juara Dunia yang didapat Ali usai mengkanvaskan Sonny Liston 25 Februari 1964 pun dicopot oleh Komisi Atletik Negara Bagian New York (NYSAC) dan World Boxing Association (WBA). Dirinya juga kehilangan lisensi untuk naik ring.

Foto: thefightcity.com

Ibaratnya, bukan petinju yang bisa merebut sabuk juara dari Ali, melainkan pemerintah Amerika Serikat dengan kekuasaan yang dimiliki. Saat itu Ali memiliki rekor 29 kali menang dengan 23 diantaranya menang KO, tanpa kalah dan imbang. Pemerintah AS juga mencabut paspor milik Ali.

Jadi Teladan

Keberanian Ali untuk menolak panggilan wajib militer justru mendapat pujian dan menginspirasi banyak orang Amerika lainnya. Maklum saja, saat itu Amerika Serikat dan Rusia memang sedang panas-panasnya berperang dalam Perang Dingin. Meski demikian, beberapa orang menganggap perang ke Vietnam adalah perang yang tidak bisa bahkan tidak perlu untuk dimenangkan. Keberanian Ali juga dianggap sebagai keberanian untuk bersuara.

"Tindakan Ali mengubah standar saya tentang standar kehebatan seorang atlet. Tidak hanya perlu memiliki kemampuan membunuh dalam darahnya, dirinya juga tidak boleh hanya memperdulikan soal uang. Ali menunjukkan apa yang kita bisa lakukan untuk membebaskan kaum kita. Apa yang Anda lakukan untuk membantu negara Anda memenuhi prinsip-prinsip pendiriannya,” kata William Rhoden, kolumnis dari The New York Times.

Pebasket kulit hitam, Kareem Abdul-Jabbar berkata menilai keberanian Ali sebagai panutan banyak orang. Dirinya pun memuji sikap anti kemapanan yang dimiliki Ali.

Baca Juga: Mengenang Gigitan Maut Tyson ke Telinga Holyfield

“Saya ingat para guru di sekolah saya tidak menyukai Ali karena dia sangat anti kemapanan dan dia agak mengabaikan otoritas dan sesuka hatinya. Faktanya dirinya menunjukkan kebanggaan diri sebagai pria kulit hitam dan memiliki begitu banyak bakat. Sebagian orang menganggapnya berbahaya, namun itu yang membuat saya menyukainya,” kata Kareem.

Tokoh-tokoh pergerakan hak sipil percaya bahwa Ali memberi energi pada perjuangan kebebasan secara keseluruhan. Ali bahkan mendapat Penghargaan tahunan Martin Luther King pada tahun 1970.

Kembalinya Ali

Dengan bantuan Senator Negara Bagian Georgia, Leroy Johnson, Ali akhirnya bisa mendapatkan lisensi tinju di Georgia. Pada 02 September 1970, Ali melakukan partai eksibisi di Morehouse College, Atlanta. Itu adalah pertama kalinya Ali bertinju di depan umum sejak eksibisi enam ronde di Detroit, Michigan, 13 Juni 1967.

Pertarungan antara Ali dan Quarry akhirnya resmi dilaksanakan pada 26 Oktober di Auditorium Kota Atalanta. Pertandingan ini dipromosikan oleh House of Sports, Inc., di bawah arahan Senator Johnson dan Sports Action Inc., di bawah arahan Harold Conrad.

Foto: thefightcity.com

Sebelumnya, Conrad telah mengunjungi sekitar 22 negara bagian untuk mendapatkan kembali lisensi tinju Ali. Salah satunya adalah di California, dimana gubernur Ronald Reagan yang kelak menjadi Presiden AS ke-40 menolaknya.

"Orang-orang berpikir bahwa keputusan Mahkamah Agung lah yang mengizinkan Ali untuk kembali bertanding. Namun sebenarnya butuh lebih dari itu. Ini merupakan perjuangan politik, uang dan tiga tahun usaha hingga kita mencapai keberhasilan di Georgia,” kata Conrad seperti dilansir Boxinghalloffame.com.

Ali mendapat bayaran US$200.000 ditambah 42,5 persen dari laba bersih pertandingan, sedangkan Quarry mendapat US$150.000 dengan 22,5 persen laba. Pertarungan juga disiarkan di televisi pada 206 lokasi di Amerika Serikat dan Kanada. Pertandingan itu juga mendapat antusiasme di Asia, Australia, Eropa dan Amerika Selatan.

Foto: thefightcity.com

Pertandingan langsung sendiri disaksikan oleh 5.100 penonton yang menghadiri Auditorium Kota. Meski tiga tahun tidak turun ring, Ali Dengan gaya ortodoksnya sukses menunjukkan kombinasi pukulan tangan kanan yang kuat, dengan kecepatan seperti yang dilakukannya di era 60-an.

Baca Juga: Mike Tyson, Jatuh Bangun Surut Karier Si Leher Beton

Pada pertengahan ronde ketiga, Ali sukses melukai Quarry di bagian atas mata kiri melalui pukulan kanan. Pertarungan sendiri akhirnya dihentikan sebelum dimulainya babak keempat. Wasit Tony Perez tidak menghentikan pertarungan, melainkan pelatih Quarry, Teddy Bentham yang melakukannya dengan alasan keselamatan.

“Itu bukan luka akibat benturan. Saya tidak mau orang mengatakan seperti itu, karena luka itu memang karena pukulan tangan kanan,” ujar Quarry seperti ditulis Mark Kram dari Sports Illustrated. Quarry membutuhkan 15 jahitan untuk menutup lukanya yang menganga.

Ali yang menyebut dirinya The Greatest akhirnya kembali ke dunia yang membesarkan namanya. Ali pun sukses merebut kembali gelar WBC dan WBA usai menang dari George Foreman dalam duel bertajuk The Rumble in the Jungle, 29 Oktober 1974.

BACA JUGA: Cek OLAHRAGA, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini


Editor: Farid R Iskandar


Berita Terkait