Pilih Doa Apa? | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Sumber: Istimewa

Pilih Doa Apa?

Sketsa  Serba-Serbi Sholat Subuh (23)

Ceknricek.com--SHOLAT  Subuh berjamaah di masjid mengandung banyak manfaatnya. Sebagian ulama mengajarkan, doa diantara adzan subuh dan menjelang sholat subuh, merupakan waktu yang besar kemungkinan diijabah Allah. Saat itu, bagi sebagian ulama, waktu yang makbul jika kita berdoa.

Setelah azan subuh, kita sholat dua rakaat. Pada  saat sujud terakhir di rakaat kedua, kita biasanya dapat berdoa. Makanya sujudnya agak lebih lama dibanding yang biasa. Setelah sholat itu, kita dapat berdoa lagi seraya menengadahkan tangan.

Biasanya , waktu adzan ke sholat subuhnya berselisih sekitar 8  -  9 menit. Adzannya sendiri menghabiskan sekitar 4- 5  menit. Jadi,  sholat antara adzan dan sholat subuh dua rakaat serta untuk berdoa setelahnya rata-rata hanya tersisa sekitar 3 - 5 menit.

Nah, di antara waktu tersebutlah kita bakal berdoa,  baik manakala  sholat maupun setelahnya.Dalam waktu yang relatif singkat itu, kita harus memilih  doa apa yang paling kita prioritaskan? Setiap jamaah pastinya berlain-lainan, tergantung situasi dan kondisi kejiwaannya serta karakter masing-masing. Tapi yang jelas harus cepat mengambil keputusan.

Terus terang saja, pada awalnya hamba sendiri mengalami kesulitan apa yang hamba mau minta kepada Allah. Kala itu, baru satu-dua yang hamba kemukakan, waktunya telah  selesai.

Belakangan hamba punya “rumusan.” Untuk doa waktu sujud, hamba  khususkan  yang berkaitan dengan soal akhirat. Sedangkan untuk doa setelah sholat itu, sebaliknya khusus untuk urusan duniawi.

Ada lima hal yang hampa kemukakan terkait perkara akhiran sewaktu sujud.

Pertama, hamba berterima kasih kepada Allah atas semua yang telah diberikan dalam bentuk apapun, seperti tetapi tak terbatas, pada nikmat, karunia, rezeki, kesehatan dan sebagainya dan sebagainya yang begitu banyak yang tiada terkirakan

Kedua, mohon ampunan  atas semua dosa dan kesalahan hamba yang sedemikian banyak yang tak terkirakan, sengaja atau tidak sengaja, disadari atau tidak disadari, baik karena kelemahan maupun ketidaktahuan hamba. Bersamaan dengan itu hamba memohon pula untuk diberikan kemampuan untuk tidak mengulang lagi perbuatan dosa-dosa dan kesalahan hamba.

Ketiga, hamba juga mengemukakan permohonan ampun serupa, tetapi untuk para orang tua hamba, khususnya untuk kedua orang tua hamba, ketika mereka masih hidup. Hamba tak lupa meminta agar mereka diperkenankan masuk ke dalam pintu surga Allah.

Berikutnya, keempat, hamba meminta dibimbing, dituntun, diberi petunjuk agar hamba dapat menjadi manusia yang berguna bagi sesama manusia.

Kelima, hamba mohon kalaulah hamba masih ada hutang, berikanlah jalan dan kesanggupan hamba melunasi hutang-hutang tersebut, sehingga manakala hamba menghadap Allah, hamba telah bersih dari hutang-hutang.

Sedangkan untuk doa setelah sholat, hamba umumnya meminta empat  hal yang bersifat duniawi. Pertama, hamba mohon diberikan kesehatan, dan kalau ada penyakit mohon penyakit tersebut diangkat atau disembuhkan.

Kedua, hamba mohon keselamatan buat keluarga hamba:  isteri, anak-anak dan cucu-cucu hamba, termasuk permohonan agar mereka dijadikan manusia beriman dan bertaqwa serta kami dijadikan keluarga yang bahagia saling mencintai.

Ketiga, permohonan untuk memecahkan persoalan atawa meminta petunjuk terhadap persoalan situasional yang kami hadapi.

Terakhir, keempat, hamba mohon dilapangkan rezeki dan kesejahteraan keluarga hamba, khususnya diri hamba.

Dalam praktek, lantaran keterbatasan waktu, tidak semua doa-doa tersebut dapat hamba panjatnya. Untuk itu, mungkin hanya sebagian saja yang hamba mohonkan, disesuaikan dengan waktu yang tersedia.

Berhubung ini terkait urusan sangat personal, hamba tidak mengetahui apa yang diutarakan dalam doa-doa jamaah lain. Setiap jamaah, setiap orang, memiliki persoalan dan harapan masing-masing. Meskipun rambut dapat sama-sama hitam, tapi baik  cara maupun isi doa pastilah berbeda-beda.

Kalau sobat sendiri dalam situasi seperti itu, pilih doa apa? T a b i k.*

Bersambung…..

WINA ARMADA SUKARDI,  wartawan dan advokat senior serta Dewan Pakar Pengurus Pusat Muhammadiyah. Tulisan ini merupakan reportase/opini pribadi.


Editor: Ariful Hakim


Berita Terkait