Oleh Redaksi Ceknricek.com
07/05/2024, 13:32 WIB
Ceknricek.com -- Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak mengakui kekalahan dalam pemilu parlemen, di mana Partai Konservatif yang berkuasa selama 14 tahun terakhir kalah telak dari Partai Buruh.
Sunak pun mengucapkan selamat kepada Keir Starmer, ketua Partai Buruh yang akan menggantikannya sebagai PM Inggris.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (5/7/24), dengan masih banyak hasil yang harus diumumkan pada pemungutan suara pada Kamis (4/7/24) waktu setempat, Partai Buruh yang berhaluan kiri-tengah telah memenangkan lebih dari 326 kursi parlemen, dari total 650 kursi parlemen Inggris.
Exit poll sebelumnya mengindikasikan Partai Buruh akan memperoleh sekitar 410 kursi parlemen, yang menegaskan dominasi dan mayoritas mereka.
Kemenangan Partai Buruh dalam pemilu parlemen ini mengakhiri kekuasaan Partai Konservatif, yang kini dipimpin Sunak, selama 14 tahun terakhir di Inggris. Sunak menjabat PM Inggris sejak Oktober 2022 lalu.
Pada malam yang memalukan bagi Sunak, Partai Konservatif sejauh ini barus memenangkan 70 kursi parlemen dan diperkirakan akan mendapatkan pencapaian terburuk dalam sejarah panjang partai tersebut.
Sunak mengakui bahwa Partai Buruh telah memenangkan pemilu parlemen Inggris yang digelar pada Kamis (4/7/24) waktu setempat. Dia berhasil memenangkan kursi parlemen untuk wilayah Inggris bagian utara, namun Partai Konservatif yang dipimpinnya gagal mempertahankan mayoritas dalam parlemen.
"Partai Buruh telah memenangkan pemilihan umum ini dan saya telah menelepon Sir Keir Starmer untuk mengucapkan selamat atas kemenangannya," kata Sunak dalam pernyataannya pada Jumat (5/7/24) waktu setempat.
Lebih lanjut, dia memastikan adanya transisi kekuasaan secara damai dan tertib.
"Hari ini, kekuasaan akan berpindah tangan dengan cara yang damai dan tertib, dengan niat baik dari semua pihak. Hal ini seharusnya memberikan kita semua kepercayaan diri untuk stabilitas dan masa depan negara kita," cetus Sunak dalam pernyataannya.
"Ada banyak hal yang harus dipelajari dan direnungkan, dan saya bertanggung jawab atas kekalahan banyak kandidat Partai Konservatif yang telah bekerja keras... Saya meminta maaf," ucapnya.
Kekalahan telak Partai Konservatif dinilai sebagai bentuk hukuman dari para pemilih Inggris atas krisis biaya hidup, kegagalan layanan publik, ketidakstabilan dan pertikaian politik selama bertahun-tahun yang menghasilkan lima PM berbeda dari partai tersebut sejak referendum Brexit tahun 2016 lalu.
Editor: Ariful Hakim