Polda Jateng Dalami Motif Pendirian Keraton Agung Sejagat di Purworejo | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Sumber: CNN

Polda Jateng Dalami Motif Pendirian Keraton Agung Sejagat di Purworejo

Ceknricek.com -- Pihak kepolisian masih mendalami motif di balik berdirinya Keraton Agung Sejagat di Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Langkah tersebut disampaikan Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel di Semarang, Selasa (14/1). "Kami ingin mengetahui motif apa di balik deklarasi kraton tersebut," katanya seperti dikutip Antara.

Menurut Irjen Rycko, jajaran intelijen dan reserse kriminal umum telah diterjunkan untuk mengumpulkan data-data berkaitan dengan keraton pimpinan Totok Santosa Hadiningrat tersebut. 

Pengumpulan data itu berkaitan dengan profil sekaligus aspek legalitasnya serta aspek sosio kultural termasuk kesejarahan. "Negara kita adalah negara hukum. Pertama-tama kita akan mempelajari aspek legalitas," katanya.

Sumber: Istimewa

Fenomena Keraton Agung Sejagat muncul ke permukaan setelah mereka mengadakan acara Wilujengan dan Kirab Budaya, yang dilaksanakan dari Jumat (10/1) hingga Minggu (12/1). 

Keraton ini dipimpin oleh seseorang yang dipanggil Sinuwun bernama asli Totok Santosa Hadiningrat, dan istrinya yang dipanggil Kanjeng Ratu Dyah Gitarja. Berdasarkan informasi, pengikut dari Keraton Agung Sejagat ini mencapai sekitar 450 orang. 

Baca Juga: "Joged Mataram", Jiwa Yang Menghidupi Tarian Keraton Yogyakarta

Penasihat Keraton Agung Sejagat, Resi Joyodiningrat menegaskan bahwa Keraton Agung Sejagat bukan aliran sesat seperti yang dikhawatirkan masyarakat. 

Sumber: Istimewa

Ia mengatakan, Keraton tersebut merupakan kerajaan atau kekaisaran dunia yang muncul karena berakhirnya perjanjian sejak hilangnya Kemaharajaan Nusantara, yaitu imperium Majapahit pada 1518 sampai dengan 2018. 

Perjanjian 500 tahun lalu itu menurutnya dilakukan oleh Dyah Ranawijaya sebagai penguasa imperium Majapahit dengan Portugis sebagai wakil orang Barat atau bekas koloni Kekaisaran Romawi di Malaka tahun 1518.

Joyodiningrat menyampaikan, dengan berakhirnya perjanjian tersebut, maka berakhir pula dominasi kekuasaan Barat mengontrol dunia yang didominasi Amerika Serikat setelah Perang Dunia II.

Sumber: Istimewa

Ia mengklaim, kini kekuasaan tertinggi harus dikembalikan ke pemiliknya, yaitu Keraton Agung Sejagat sebagai penerus Medang Majapahit yang merupakan Dinasti Sanjaya dan Syailendra.

BACA JUGA: Cek Berita SELEBRITI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.


Editor: Farid R Iskandar


Berita Terkait