Prof Tjipta Lesmana: Wajar Bu Mega Ingin Putrinya Jadi Presiden | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Istimewa

Prof Tjipta Lesmana: Wajar Bu Mega Ingin Putrinya Jadi Presiden

Ceknricek.com--Pengamat politik Prof. Tjipta Lesmana punya analisa sendiri soal kemarahan Megawati di arena Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDI Perjuangan,21-23 Juni 2022 di Jakarta. Menurut Prof. Tjipta, Megawati marah pada partai partai lain, karena merasa dikepung.

"Kenapa kader saya anda jambret? Anda calonkan? Begitu khan hasil rakernas Nasdem? Bu Mega yakin merasa dikepung dan arahnya ke mana?"kata Tjipta Lesmana saat hadir di program Indonesia Lawyers Club Edisi Suhu Politik Makin Panas / Sebenarnya Mega Marah Sama Siapa? yang dipandu Karni Ilyas.

Menurut Tjipta, selain merasa di kepung partai partai lain, Mega juga mengarahkan kemarahannya pada Ganjar Pranowo. Sebagai ahli komunikasi, Tjipta mengaku bisa membaca apa yang ada di pikiran Megawati.

"Semua orang sudah tahu Ganjar kurang ajar betul. Perhatikan Bu Mega pidato Hari Senin hari Minggu pagi ada acara olah raga di jalan-jalan ya, banyak ibu-ibu pada joget-joget Ganjar ikut di tengah-tengah joget-joget begitu. Nah itulah dikatakan yang dituding Ganjar nih main-main gitu loh padahal saya kira Ganjar enggak sengaja barangkali,"ujar Prof. Tjipta.

Kemarahan Mega, menurut Prof. Tjipta, mengingatkannya pada pidato Mantan Presiden Soeharto saat memperingati Hari Lahir Kopassus. Saat itu, Soeharto mengeluarkan kata 'tak gebuk kowe'. "Nah, kita dikomunikasi diajarkan pada saat seseorang berpidato dan menguatkan bahasa daerahnya itu berarti dia sedang gusar sekali,"kata Prof. Tjipta.

Selain itu, menurut Prof. Tjipta, sudah bukan rahasia umum Megawati punya ambisi menjadikan Puan Maharani sebagai presiden yang akan datang atau minimal wakil presiden. Tak heran, kata Tjipta, Megawati menyuruh kader-kadernya untuk tidak percaya pada survei. Lantaran sampai sekarang, hasil survei Puan masih rendah.

"Nah saya sependapat dengan Bung Ilham seorang negarawan tidak boleh terlalu gusar.Dia tetap harus tahan bagaimanapun situasinya. Saya ulangi itu lagi Bung Karni bahwa Bu Mega betul-betul merasa dikepung saat ini. Semua bikin koalisi yang celakanya enggak punya calon presiden sendiri. Itulah situasi politik Indonesia yang memang lucu. Biasanya partai A mencalonkan kader dari partai A, partai C dari partai C. Masa nyomot kader partai lain itu yang bikin kesel,"pungkas Prof. Tjipta Lesmana.


Editor: Ariful Hakim


Berita Terkait