"Raja Impor" Diterjang Badai | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Ruang Mendag di Geledah. Sumber : Jawa Pos

"Raja Impor" Diterjang Badai

Ceknricek.com -- Nyanyian Bowo Sidik Pangarso seolah membuka kedok Enggartiasto Lukita. Nyanyian itu terasa sumbang, namun memberi suluh bagi publik. Betapa kini rakyat dapat menyaksikan bagaimana permainan para menteri Kabinet Kerja.

Bowo, yang anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar itu, mengaku sebagian duit miliaran rupiah yang kini disita Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berasal dari Enggar, Menteri Perdagangan. Itu adalah duit suap yang diduga berkaitan dengan kebijakan perdagangan gula.

Sumber : Tribunnews

Bowo Sidik diciduk KPK lewat operasi tangkap tangan pada akhir Maret lalu. Ia diduga menerima suap dari PT Humpuss Transportasi Kimia. Bowo berperan membantu Humpuss mendapat kontrak kerja sama dengan PT Pupuk Indonesia Logistik.

Dalam penangkapan itu, komisi antikorupsi menyita bukti duit Rp8 miliar yang sudah dipecah dalam 400 ribu amplop. Duit itu diduga akan dibagikan kepada masyarakat di Jawa Tengah untuk memenangi pemilihan umum.

Ternyata, duit sebanyak itu bukan dari PT Humpuss saja. Sebagian lagi, yakni Rp2 miliar, dari Menteri Enggar. Soal itu Bowo yang bilang. Bowo adalah anggota Komisi Industri, Investasi, dan Persaingan Usaha DPR. Ia dikenal cukup dekat dengan Enggar. Aliran duit dari Mendag tersebut diduga berkaitan dengan peran Bowo mengamankan kebijakan perdagangan gula.

Pemilik Banyak Perusahaan

Selain sebagai Mendag, siapa itu Enggar? Pria yang lahir di Cirebon, Jawa Barat pada 1951 ini terlahir sebagai Loe Joe Eng. Pada 12 Oktober nanti ia berulangtahun ke-68. Ia alumnus IKIP Bandung. Sudah sejak tahun 90-an malang melintang di dunia properti. Ia tercatat pernah memimpin beberapa organisasi berinduk nasional antara lain Real Estate Indonesia (REI).

Sumber : Suara.com

Enggar pemilik banyak perusahaan. Ia adalah Komisaris Utama PT Unicora Agung, Dirut PT Kartika Karisma Indah, Dirut PT Kemang Pratama, Dirut PT Bangun Tjipta Pratama, dan Direktur PT Supradinakarya Multijaya (1994-2004).

Di Partai Golkar, Enggar mengawali debutnya sebagai Wakil Bendahara Umum. Melalui partai ini pula dia terpilih sebagai anggota DPR RI untuk dua periode, 1997-1999 dan 2004-2009. Namun sejak tahun 2013, ia hengkang dari Beringin dan masuk Partai Nasdem. Di partai ini, Enggar dipercaya menjabat sebagai Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri. Pada Pemilu 2014, Enggar kembali terpilih sebagai anggota DPR RI. Melalui Partai Nasdem itulah Enggar ditunjuk menjadi Menteri Perdagangan.

Pada Senin (29/4), kantor Kemendag digeladah KPK. Menteri Enggar berada di Istana Kepresiden saat peristiwa itu terjadi. Juru bicara KPK Febri Diansyah menerangkan, penggeledahan di ruang kerja Menteri Enggar dilakukan untuk mendalami sejumlah fakta dari penyidikan kasus dugaan suap terkait kerja sama pengangkutan pupuk antara PT Pupuk Indonesia Logistik (PT Pilog) dan PT Humpuss Transportasi Kimia (HTK) dan gratifikasi dengan tersangka Bowo Sidik Pangarso.

Soal keterlibatan dirinya, Enggar jelas membantah. "Apa urusannya saya ngasih duit. Saya yakin betul enggak ada (tidak memberikan uang), dia dari Golkar (partai Bowo), saya dari NasDem," katanya kepada tribun.com.

Misalkan pemberian uang ke Bowo tersebut terkait izin, kata Enggar, maka seharusnya dirinya yang menerima uang, bukan justru memberikan uang. "Yang memberikan izin saya kan, apa urusannya dia? Kenapa saya harus mengasih uang kepada orang lain, saya yang memberikan izin, kecuali dia yang memberikan izin," tuturnya.

"Raja Impor"

Jauh sebelum kasus ini terbongkar, sejumlah ekonom sudah menanamkan kecurigaan terhadap Enggar. Soalnya, kader Partai Golkar yang kini bernaung di bawah Partai Nasdem ini gemar membuka keran impor pangan, bahkan ketika panen tiba.

Ekonom yang tak suka kelakukan Enggar adalah Rizal Ramli. Ia menyebut Enggar sebagai raja impor. Bahkan Rizal Ramli menyebut Jokowi tidak berani memecat Enggar. "Pola pikir ribet. Wong tinggal pecat Mendag yang raja impor. Itu saja nggak berani. Kok malah mau nambah keribetan baru. Walah, piye toh," kicau Rizal Ramli saat menanggapi wacana Jokowi yang akan membentuk menteri baru bidang investasi dan ekspor.

Rizal juga pernah melaporkan Enggar ke KPK dengan dugaan korupsi impor pangan. Setidaknya ada 8 dugaan skandal yang disampaikan Rizal. "Oknum pejabatnya kecanduan impor, istilahnya import addictive. Doyan banget, kenapa? Karena tiap kali impor ada rentenya, ada keuntungan yang besar yang dinikmati importir dan oknum pejabat," tuduhnya.

Pada era kepemimpinan Enggar, Kementerian Perdagangan cukup banyak mengeluarkan izin impor. Menurut data Badan Pusat Statistik, nilai impor semester pertama 2018, misalnya, mencapai US$89,05 miliar atau meningkat 23,15% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

"Kita harap di era Jokowi ini dilibaslah, orang-orang yang membuat gerak ekonomi lamban," ujar ekonom Faisal Basri mengarahkan telunjuknya ke tiga nama menteri, salah satunya Enggar. Ia menganggap orang-orang ini sebagai lemak di dalam tubuh yang membuat gerak seseorang menjadi lamban. Dua menteri lainnya adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri BUMN, Rini Soemarno.



Berita Terkait