Seli Brompton, Jadi Ingat Anies | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Istimewa

Seli Brompton, Jadi Ingat Anies

Ceknricek.com -- Gaduh soal penyelundupan sepeda Brompton via pesawat baru maskapai Garuda Indonesia sepertinya membuka tabir akan sisi lain dari gaya hidup. Seli atau sepeda lipat adalah soal gengsi. Seli menjadi tren seiring kesadaran orang akan hidup sehat. Selain itu, faktor polusi dan kemacetan membuat orang jadi lebih memilih kendaraan yang ramah lingkungan dan praktis. 

Foto: Istimewa

Asyiknya, sepeda pun sudah mendapat tempat yang layak di Ibu Kota. Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, memberi jalur khusus sepeda di jalan-jalan Ibu Kota. Alhamdulillah. Pasar sepeda pun menggeliat. 

Soal seli Brompton lebih enak hanya untuk digunjingkan saja. Soalnya, harganya selangit. Konon sampai Rp50 juta. Tentu saja hanya orang-orang khusus saja yang bisa membeli seli seperti itu. Bandingkan saja dengan seli produk dalam negeri. Merek Element yang diperuntukkan kalangan menengah atas saja dibanderol hanya Rp4 juta sampai Rp10 juta. Soal kualitas, jangan tanya. 

Foto: Istimewa

Pada tahun ini, seli memang lagi ngetren. Bahkan, Chief Executive Officer PT Roda Maju Bahagia, Hendra, menyebutnya booming. Jauh sebelum ini, yakni pada 2009 sampai 2012, sepeda jenis ini sudah pernah booming juga. Setelah itu turun. Sekarang naik lagi. “Turun, nungkin karena munculnya sepeda gunung," jelas Hendra seperti dikutip Kontan, Senin (9/12). Segmen seli tidak eksklusif. Tidak menyasar jenis kelamin atau umur tertentu. Seli itu unisex. Bisa dipakai dewasa dan juga anak-anak. Itu sebabnya ruang pasar seli lebih luas.

Baca Juga: Esek-Esek di Garuda

Hendra melihat tren sepeda lipat masih akan berlanjut pada tahun depan. Meski sepeda gunung dan sepeda anak-anak tetap laku, menurut Hendra, sepeda lipat bakal lebih mendominasi. Proyeksi tren ini juga tergantung dengan pemerintah apakah akan menyiapkan lebih banyak jalanan untuk sepeda di tahun depan. 

Foto: Istimewa

Di sinilah mengapa produsen sepeda banyak berharap agar Anies dan kepala daerah lainnya menyehatkan jalan-jalan dengan sepeda. Semakin banyak jalan sepeda disiapkan semakin kencang pasar si ontel ini. Pada 2020, Hendra yakin, pertumbuhan penjualan sepeda Element bisa 50% dibanding 2019 atau menjadi 300.000 unit sepeda di tahun depan. 

Produk China

Seli merek Element sudah banyak diekspor ke negara-negara Eropa dan Asia. Begitu juga Mountain Bike (MTB), dan sepeda anak. Di Indonesia sendiri, banyak yang tidak tahu Element adalah produk lokal. Padahal PT Roda Maju Bahagia sudah berdiri sejak Agustus 2016. Perusahaan ini mengkhususkan diri bergerak di bidang manufaktur sepeda. Pabriknya di kawasan industri Kendal, Jawa Tengah.

Baca Juga: Erick Thohir Menteri Tak Biasa  

Kini, produsen yang mengeluarkan jenis police bike, Camp, Ion, dan Capriolo ini mulai merasa terganggu dengan produk seli dari China. "Sekarang bea masuk impor untuk sparepart dan sepeda impor sama, beda dengan di 2018 yang masih ada selisih sekitar 10%," katanya. Hendri pun mengakui ada kesulitan membuka pabrik baru karena biaya produksi jadi lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya.

Roda Maju Bahagia sebenarnya sudah menyiapkan cara untuk tetap menjaga pangsa pasarnya dan menghadapi impor sepeda dari China. Hendra pun mengklaim perusahaannya sudah memproduksi sepeda dengan kualitas yang lebih baik dari yang diimpor dari Negeri Panda tersebut. Namun ia juga menekankan bahwa dengan kualitas yang sama, otomatis cost lebih besar dan pasar sudah makin sempit. Itulah mengapa Element menyasar segmen kelas menengah ke atas.

Foto: Istimewa

Ketua Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia (AIPI), Rudiyono, mengingatkan pemenuhan kebutuhan sepeda dalam negeri seharusnya diperhatikan lantaran sangat penting untuk memperkuat industri sepeda nasional. Banjirnya sepeda impor di pasar domestik membuat produsen memilih untuk mengirim produknya ke pasar global. “Sepeda-sepeda kita ini bahkan sudah menjangkau 70 negara,” katanya. 

Tantangan industri sepeda Indonesia sekarang justru bagaimana bisa bersuara di dalam negeri. Idealnya kalau sudah ekspor produsen sepeda berarti sudah bisa menguasai pasar dalam negeri. Paling tidak, merek tersebut memang terkenal bagus di negerinya sendiri atau memiliki basis yang kuat. Faktanya tidak demikian. Sepeda produk Indonesia hanya menguasai 40% pasar sepeda dalam negeri. Sisanya dikuasai produk impor. 

Baca Juga: Skandal Garuda: Kepala Ikan yang Busuk

Foto: Istimewa

Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) mencatat saat ini penjualan sepeda di dalam negeri diperkirakan sekitar 5 juta unit sampai 7 juta unit tiap tahunnya. Angka ini akan meningkat seiring tren kesadaran akan hidup sehat di masyarakat kita. 

Pada akhirnya, dukungan pemerintah untuk mewujudkan industri sepeda yang kuat amat diperlukan. Mampu ekspor ke 70 negara lebih sebenarnya memang menunjukkan bahwa industri kita juga bisa bersuara di luar. Namun pekerjaan rumah sebenarnya justru bagaimana membuat iklim usaha dalam negeri lebih memihak industri. Khusus di Jakarta, rasanya tidak berlebihan jika ada yang bilang, ingat sepeda, ingat Anies.

BACA JUGA: Cek SEJARAH, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.



Berita Terkait