Sosok Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusdatinmas BNPB yang Tak Kenal Lelah Mengabdi untuk Masyarakat | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Liputan 6

Sosok Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusdatinmas BNPB yang Tak Kenal Lelah Mengabdi untuk Masyarakat

Ceknricek.com -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho hampir sebulan menjalani perawatan kanker paru di Guangzhou, China. Namun Tuhan berkehendak lain, Sutopo menghembuskan nafas terakhirnya pukul 02.00 waktu setempat di usia 49 tahun.

Sutopo meninggalkan seorang istri Retno Utami Yulianingsih, dan kedua anaknya Muhammad Ivanka Rizaldy Nugroho , Muhammad Aufa Wikantyasa Nugroho.

"Betul, sudah enggak ada. Mohon dimaafkan ya," ujar Retno, mengutip CNNIndonesia.com, Minggu (7/7).

Jenazah Sutopo saat ini sedang dalam proses pemberangkatan menuju Indonesia. Dan akan disambut di kediamannya di Jalan Raffles Hills Cimanggis Sukatani Depok.

Sekilas perjalanan Sutopo

Siapa yang tidak kenal dengan Sutopo atau yang akrab di sapa pak Topo., pria kelahiran Boyolali 7 Oktober 1969. Beliau merupakan salah seorang yang menjadi kebanggaan negeri ini. Bagaimana tidak, beliau dengan ikhlas menjalankan tugasnya untuk melayani masyarakat meski dalam kondisi sakit.

Sumber: Twitter

Awal tahun 2018, Sutopo divonis mengidap kanker paru stadium 4. Sutopo mengaku kaget atas penyakitnya tersebut. Apalagi selama ini ia tidak merokok dan selalu mengonsumsi makanan sehat.

Sutopo menerima penyakit tersebut dan menganggapnya sebagai garis hidup yang memang harus dijalaninya. Dia pun terus menjalani aktivitasnya seperti biasa, termasuk dalam pekerjaan sebagai Kepala Pusdatin Humas BNPB.

Dalam menjalani aktivitasnya, Sutopo tak kenal lelah untuk memberikan informasi-informasi bencana alam yang terjadi di Indonesia. Hal ini pun turut dirasakan oleh wartawan yang acap kali meliput bencana. Bahkan dalam pesan WhatsApp, beliau tak jarang memberitahu bahwa dirinya sedang dalam kondisi perwatan medis kala menyusun sebuah rilis media.

Dalam menyiapkan data bencana sebelum disampaikan kepada media massa, Sutopo kerap menghabiskan waktu seharian penuh buat menyusunnya. Baginya tak mudah mendapatkan data-data saat terjadi bencana.

Dia terlebih dulu harus menghubungi setiap posko-posko di daerah untuk menyatukan data, menyortir, memeriksa dan menganalisisnya sebelum dibagikan ke media. Belum lagi jika wilayah bencana sulit dijangkau atau jalur komunikasi putus.

Sutopo memiliki latar belakang sebagai peneliti di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), ia pernah menjadi narasumber karena salah satu penelitiannya di Situ Gintung menjadi rujukan ketika tanggul itu jebol, dan menewaskan sekitar 100 orang pada 2009.

Foto: Doc. Sutopo

Sutopo semasa hidup sempat mengatakan bahwa ia sebenarnya sangat siap jika harus digantikan orang lain. Namun, menurutnya menjelaskan data dan mekanisme bencana bukan perkara gampang.

Disisi lain, beberapa keinginan Sutopo semasa hidup tampaknya sudah terpenuhi. Pada tahun 2018, Sutopo berhasil mewujudkan keinginannya untuk bertemu dengan idolanya seorang penyanyi papan atas, Raisa. Kedekatan Sutopo dengan wartawan membuat hal ini mudah untuk di wujudkan.

Foto: Doc. Sutopo

Pada (4/4), Sutopo sempat mengungkapkan keinginannya untuk dibuatkan biografi kisahnya. Hal ini ia sampaikan melalui grup wartawan. Ia ingin kisah hidupnya dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat, namun secara gamblang sutopo mengatakan bahwa ia tak punya dana cukup untuk mewujudkan impian itu.

Kini, Sutopo telah tiada, namun kesigapannya dalam memberikan informasi terkait bencana selalu dikenang terutama di kalangan wartawan, dan netizen. Pasalnya, Sutopo memang terbilang 'cerewet' membagi pendapat dan keseharian di akun media sosial miliknya.



Berita Terkait