Staf Khusus Presiden Berharap Media Lebih Ramah pada Kaum Difabel | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Antaranews.com

Staf Khusus Presiden Berharap Media Lebih Ramah pada Kaum Difabel

Ceknricek.com -- Memperingati Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember, staf Khusus Presiden Milenial Angkie Yudistia berharap media di Indonesia untuk lebih ramah kepada kaum difabel. Media diharapkan dapat menyampaikan informasi secara inklusif terhadap kaum difabel. 

“Audiens kita kan juga ada difabel macam-macam, untuk menyampaikan informasi itu perlu gunakan tata bahasa yang baik. Misalnya, tidak lagi menggunakan kata cacat,” kata Angkie, pada Selasa (3/12) dilansir dari Antara.

Ia pun mengambil beberapa sampel, salah satunya terhadap penyandang tuna netra yang membutuhkan informasi dengan imajinasi sehingga media diharapkan mampu memberitakan informasi yang terjadi secara akurat. Dengan demikian, para penyandang tuna netra juga dapat memahami informasi yang disampaikan dengan baik. 

Lain dari itu, ia juga memberi contoh terhadap para penyandang tuna rungu yang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi karena masalah pendengaran.

“Teman-teman tunarungu misalnya mengalami kesulitan mengakses komunikasi karena walaupun misalnya sekarang ada bacaan tapi kesulitan mendengar informasi dari televisi atau internet karena tidak ada juru bahasa dan tidak ada teks,” katanya. 

Foto: Antaranews.com

Baca Juga: Angkie Yudistia Menerabas Tembok Pesimis dan Bangkit Berprestasi

Hal inilah kemudian yang menyebabkan kaum difabel di Indonesia menjadi minim informasi, karena ketika media menyampaikan informasi yang tidak bisa serta merta diterima dengan cepat oleh penyandang disabilitas. 

“Jadi kalau dibilang ramah, media di Indonesia mungkin sudah mulai, tapi kami berharap lebih diperbaiki,” kata Angkie yang juga merupakan penyandang tuna rungu tersebut.

Bagi Angkie media sangat berperan dalam membentuk persepsi, termasuk persepsi yang dibangun bagi penyandang cacat dengan pilihan tata bahasa yang kurang baik. Akibatnya anggapan yang negatif atau tidak bisa berperan apa-apa kerap disematkan kepada penyandang disabilitas. 

“Jadi bagaimana tugas media bisa mengubah persepsi pembaca yang tadinya negatif menjadi positif, itu kan disabilitas itu macam-macam. Ada sensorik, motorik, intelektual, jadi tidak bisa dengar lihat, tangan fisik kaki, intelektual, autism, bipolar, dan sebagainya itu luas. Tugas media disini untuk bagaimana menggunakan bahasa informasi itu bisa dimengerti oleh banyak orang,” katanya. 

BACA JUGA: Cek OLAHRAGA, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini


Editor: Thomas Rizal


Berita Terkait