Ceknricek.com -- Penanganan COVID-19 di Provinsi Sumatera Selatan sejauh ini layak dinilai berhasil. Keberhasilan itu berdasarkan tidak ada lagi zona merah atau wilayah risiko tinggi penyebaran COVID-19.
Pencapaian Sumsel keluar dari zona merah terwujud setelah dua bulan terakhir sukses menekan kasus positif harian. Meski demikian, rata-rata kabupaten dan kota di Sumsel masih berada di zona oranye.
Klik video untuk tahu lebih banyak - SOSIALISASI 3M DARI TANTOWI YAHYA
Kepala Seksi (Kasi) Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Sumsel Yusri di Palembang, Rabu, (11/11/20) menyatakan meski sudah nihil zona merah, masyarakat harus tetap waspada.
Menurutnya, secara umum wilayah Sumsel belum aman dari penyebaran COVID-19 karena penambahan kasus baru masih fluktuatif dengan rata-rata 40 kasus per hari.
“Klaster perkantoran masih mendominasi kasus-kasus baru,” katanya.
Berdasarkan data Dinkes Sumsel, per 8 November tercatat 15 kabupaten/kota yang masuk zona oranye yaitu Kabupaten Muba, Musi Rawas, Muratara, OKU, OKU Selatan, OKU Timur, PALI, Muara Enim, OKI, Empat Lawang, Lahat, Kota Lubuklinggau, Pagaralam, Prabumulih dan Palembang. Sementara zona kuning hanya Kabupaten Banyuasin dan Ogan Ilir.
Sumber: Ceknricek.com
Lebih lanjut, Yusri memaparkan klaster perkantoran lebih banyak dilaporkan karena proses pelacakan cepat dan mudah dideteksi. Sedangkan kasus-kasus dari klaster yang diduga muncul seperti klaster wisata, unjuk rasa dan klaster pernikahan belum banyak dilaporkan.
Klaster-klaster yang belum dilaporkan bukan berarti tidak terjadi penularan, setidaknya rata-rata zona oranye di Sumsel saat ini menunjukkan penularan COVID-19 masih berlanjut.
“Acara pernikahan itu berpeluang besar menimbulkan klaster karena banyak yang tidak mematuhi protokol kesehatan, namun sampai sekarang belum ada laporan dari kabupaten/kota,” tambahnya.
Seperti dilansir Antara, menurut data Satgas COVID-19 Sumsel per 10 November tercatat kasus positif mencapai 8.366 kasus sejak 23 Maret 2020. Angka kesembuhan sebanyak 6.905 orang (82,54 persen) dan kematian berjumlah 452 kasus (5,40 persen).
Penambahan kasus baru dan kasus selesai isolasi cenderung berimbang sehingga kasus aktif dalam penanganan juga stagnan pada kisaran 1.000-1.200 orang perhari dengan mayoritas isolasi mandiri.
“Kami ingatkan masyarakat tetap patuhi protokol kesehatan memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak apapun aktivitasnya,” pungkas Yusri.
Baca juga: Satgas: Kasus Corona Minggu Lalu Turun. Ini Sebabnya
Baca juga: Masa Pandemi, Garuda Lucurkan 'CarexGAforIndonesia'