Ceknricek.com--Ayahku yang tinggal di Kampung Gang Bengkok Medan (Sumut) pernah menerima surat balasan dari Ratu Elizabeth II dari Inggris yang mangkat Selasa lalu pada usia 96 tahun.
Ayah semasa hidupnya adalah pendengar setia siaran bahasa Arab dari badan siaran Inggris, BBC, London .Meski tinggal di kampung Ayah tidak mau ketinggalan dalam mengikuti perkembangan dunia, dan salah satu sumber andalannya adalah BBC.
Ayah tidak pernah lalai bangun dari tidurnya menjelang tengah malam untuk melaksanakan sholat tahajud dan kemudian mengikuti siaran BBC melalui sebuah radio tua yang masih berjasa dalam menyampaikan segala hal-ihwal perkembangan dunia.
Waktu itulah Ayah mengetahui tentang kisah percintaan antara adik kandung Ratu Elizabeth (mendiang) Putri Margaret dan salah seorang ajudan di Istana Buckingham London, bernama Group Captain Peter Townsend.
Kisah percintaan rahasia ini terungkap ketika Putri Margaret sewaktu menanti upacara penabalan/penobatan kakaknya (mendiang) Elizabeth II untuk menjadi Ratu menggantikan ayahandanya Raja George VI yang baru mangkat, terlihat oleh seorang wartawan menepiskan sesuatu yang berada di bahu jas Group Captain Peter Townsend.
Perbuatan yang sebenarnya sepele itu ternyata ditafsirkan punya makna yang luar biasa oleh media di Inggris yang memang terkenal sangat gigih dalam mengejar suatu. Seakan hanya suatu bentuk keakraban yang dapat mendorong seorang perempuan untuk menepiskan sesuatu yang tidak pantas yang hinggap di bahu jas seorang lelaki.
Group Captain Peter Townsend sudah pernah menikah dan punya dua anak lelaki, tetapi kemudian dalam tahun 1952 menceraikan istrinya yang kepergok melakukan perselingkuhan dengan lelaki lain (PIL).
Putri Margaret dikatakan telah jatuh hati pada ajudan ayahnya itu ketika ia baru berusia 14 tahun. Ketika kisah cinta ini akhirnya terungkap secara resmi maka timbullah kehebohan di kerajaan itu.
Margaret pada waktu itu baru berusia 22 tahun, sementara Grup Captain Peter Townsend sudah mencapai usia 38 tahun. Sesuai ketentuan dalam Gereja Anglikan Inggris, di mana Ratu atau Raja adalah Gubernur dari Gereja ini , seorang bangsawan yang berkedudukan tinggi tidak dapat menikah dengan seseorang yang telah pernah bercerai. Sebagaimana disebutkan tadi Group Captain Peter Townsend pernah bercerai dari istrinya.
Margaret dapat menikahi kekasihnya itu kalau dia sudah mencapai usia 25 tahun dan dalam keadaan itu pun pernikahan hanya dapat dilakukan melalui catatan sipil (civil marriage) bukan melalui upaya gereja.
Mendengar kehebohan dan kendala pernikahan ini melalui BBC Ayahandaku terdorong ingin menyampaikan nasihat alias jalan keluar. Waktu itu kalau tidak salah pertengahan tahun 1950-an. Ayah memanggilku dan menyuruhku membeli sepucuk kartu pos (yang lebih murah perangkonya ketimbang surat biasa).
Dalam kartu pos yang ruang tulisnya begitu terbatas aku diamarkan agar menerjemahkan ke dalam bahasa Inggris usul atau nasihat ayah kepada Ratu Elizabeth II, demi memungkinkan pernikahan antara adik Ratu dengan ajudan istana. Bahasa Inggrisku waktu itu memang masih sebatas memungkinkan aku meminta segelas air minum sekiranya terdampar di tengah gurun pasir.
Dengan bantuan kamus pinjaman aku berusaha sekuat tenaga untuk membahasa-Inggris-kan dalil dalam agama Islam yang akan memungkinkan kedua asyik-masyuk itu untuk membina rumah tangga.
Kepada Ratu Elizabeth II Ayahku menyarankan agar Putri Margaret dan Group Captain Peter Townsend kembali ke agama Islam (untuk menjadi Muslimah dan Muslim) yang akan melapangkan jalan bagi keduanya untuk melayari bahtera rumah tangga yang semoga mawaddah, sakinah dan rahmah.
Kartu pos yang berisikan pesan dalam bahasa Inggris yang centang perenang itu aku alamatkan kepada Her Majesty Queen Elizabeth II, England, dan aku poskan setelah dibubuhi perangko. Aku sama sekali tidak yakin pesan Ayahku itu akan ditanggapi Ratu.
Ternyata aku keliru. Beberapa minggu kemudian Ayah menerima sepucuk surat balasan atas nama Ratu Elizabeth II. Isinya singkat tapi sopan, sebatas ucapan terima kasih atas perhatian Ayahku dalam kasus ini. Sayang surat balasan itu tidak kusimpan baik-baik.
Ketika aku bekerja di BBC Siaran Bahasa Indonesia, aku sering mendapat tugas menerjemahkan surat-surat dari Indonesia kepada Ratu Elizabeth II ke dalam bahasa Inggris. Dan untuk itu Istana memberikan imbalan ala kadarnya. Lumayan.
Kepada sanak saudara dan handai taulan waktu itu aku anjurkan agar menulis surat ke Ratu Elizabeth agar aku dapat pemasukan tambahan. Namun mungkin karena biaya perangko yang agak tinggi jarang-jarang ada surat dari sanak keluarga atau handai taulan kepada Ratu Elizabeth II yang harus aku terjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Raja/Ratu mangkat Raja/Ratu Menanam.#
Editor: Ariful Hakim