Tekan Penularan, WHO Sarankan Indonesia Lanjutkan Pengetatan | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Ashar/Ceknricek.com

Tekan Penularan, WHO Sarankan Indonesia Lanjutkan Pengetatan

Ceknricek.com—Penularan virus corona yang masih tinggi di Indonesia, mendapat perhatian serius dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dari rilis yang diterbitkan Kamis (29/7/21), WHO menyarankan agar pembatasan secara ketat di Indonesia terus dilanjutkan. Saran yang tertuang dalam Situation Report-65  itu merupakan laporan per 28 Juli 2021, yang diterbitkan tiap pekan.

WHO mengimbau agar warga tetap harus dibiasakan menaati protokol kesehatan yang ketat. Pembatasan perlu dipercepat juga. Menurut WHO, sangat penting bagi masyarakat untuk terus berlatih menjaga jarak fisik, mencuci tangan, menggunakan masker, menghindari keramaian, tertutup dan pengaturan kontak dekat, dan memastikan ventilasi yang baik untuk membatasi penyebaran COVID-19 lebih lanjut.

Menurut WHO, dari 19 hingga 25 Juli, tingkat penularan komunitas tertinggi (CT4) diamati di tujuh provinsi, berbeda dengan enam di minggu sebelumnya; tingkat penularan yang sangat tinggi per 100.000 penduduk dilaporkan di DKI Jakarta (688,6), DI Yogyakarta (362,9), Kalimantan Timur (248,9), Kalimantan Utara (213,3), Kepulauan Riau (208.1), Papua Barat (198,1) dan Kepulauan Bangka Belitung (178,0).

Selain itu, 10 di antara provinsi di Indonesia mengalami peningkatan penularan kasus hingga 25%. Bahkan, penularan kasus 50% atau lebih terjadi di Kalimantan Utara dan Kalimantan Selatan. Semua Provinsi di Jawa, kecuali Jawa Tengah, mengalami penurunan jumlah dari kasus yang dilaporkan.

“Namun demikian, penanganan kesehatan masyarakat dan tindakan sosial yang ketat (PHSM) harus terus diterapkan di seluruh negeri," ungkap WHO.

Untuk Jakarta, kasusnya memang sedang turun. Namun, angka tersebut masih termasuk tingkat tinggi.

“Meskipun DKI Jakarta melaporkan penurunan kasus, itu tetap pada tingkat tertinggi dari skenario penularan komunitas dalam enam minggu terakhir. DI Yogyakarta juga tetap berada di CT4 pada tiga minggu terakhir," pungkas WHO.


Editor: Ariful Hakim


Berita Terkait