Oleh Marsma TNI (Purn). Dr. dr. Krismono Irwanto., MHKes.
04/03/2025, 21:24 WIB
Ceknricek.com--Setiap tahun, ulang tahun TNI AU selalu diisi dengan parade dan unjuk kekuatan. Tapi pertanyaannya: apakah kita benar-benar menampilkan kemajuan yang kita bangun sendiri, atau hanya memamerkan alutsista impor yang sebenarnya adalah hasil karya bangsa lain? Jika setiap ulang tahun hanya menjadi ajang pamer barang buatan luar negeri, maka kita bukan kekuatan udara, melainkan sekadar konsumen pertahanan.
Dunia Berubah, TNI AU Harus Berani Memimpin!
Peperangan modern bukan lagi soal jumlah pesawat atau senjata yang dimiliki, tetapi tentang siapa yang mengendalikan teknologi. AI, drone tempur, dan sistem peperangan elektronik adalah standar baru dalam perang udara. TNI AU tidak boleh terus bergantung pada teknologi asing. Jika kita ingin dihormati dunia, kita harus berhenti jadi sekadar pembeli dan mulai menciptakan sendiri.
Langkah Konkret untuk Kemandirian TNI AU
Jika TNI AU ingin benar-benar disegani, maka setiap ulang tahun harus menjadi ajang untuk menampilkan hasil karya sendiri, bukan sekadar parade barang impor.
Berikut langkah radikal yang harus dilakukan:
1.Pertahanan Udara: Jangan Hanya Mengandalkan Jet Asing!
Kembangkan jet tempur buatan dalam negeri! Jika negara lain bisa, mengapa kita tidak? Stop kebiasaan membeli pesawat mahal tanpa transfer teknologi yang jelas. Perkuat sistem pertahanan udara berbasis AI dan radar buatan lokal.
2.Penegakan Hukum Udara: Tidak Ada Ruang untuk Pelanggar!
Jangan hanya mendeteksi pelanggaran, tapi buat sistem yang bisa langsung bertindak otomatis. Kembangkan drone tempur dan sistem pertahanan siber yang dikendalikan oleh AI. Hentikan pendekatan defensif! Kita harus mampu melakukan serangan balasan jika diperlukan.
3.Kekuatan Matra Udara: Stop Bergantung pada Teknologi Asing!
Wajib membangun pusat riset dan pengembangan teknologi militer di dalam negeri. Didik dan latih teknisi serta pilot untuk menguasai teknologi mutakhir, bukan hanya sebagai pengguna. Stop mentalitas konsumtif! Semua yang bisa dibuat di dalam negeri, harus dibuat di dalam negeri!
4.Pemberdayaan Wilayah Udara: Kekuatan Ada di Infrastruktur Sendiri!
Jangan hanya mengandalkan pangkalan udara yang ada—kita butuh pangkalan strategis yang bisa menghadapi ancaman masa depan. Kembangkan sistem pertahanan udara berbasis AI yang mampu bekerja secara otomatis dan real-time.
5.Misi Kemanusiaan: Jangan Hanya Ada Saat Bencana!
Jadikan TNI AU sebagai pemimpin dalam operasi kemanusiaan global, bukan sekadar di dalam negeri. Perkuat armada transportasi udara untuk misi-misi tanggap darurat dan evakuasi cepat.
6.Kemandirian Global: Berhenti Jadi Konsumen, Saatnya Jadi Produsen!
Bangun industri pertahanan dalam negeri yang benar-benar mandiri. Kirim lebih banyak personel untuk belajar ke negara maju dengan satu syarat: harus kembali dan membangun Indonesia. Jangan bangga hanya dengan parade! Banggalah jika kita bisa membuat sendiri!
Kesimpulan: Saatnya TNI AU Bangkit dengan Karya Sendiri!
Jika setiap tahun kita hanya merayakan ulang tahun dengan parade barang impor, maka kita bukan kekuatan udara yang mandiri. Negara kuat bukan negara yang membeli senjata paling banyak, tapi negara yang bisa menciptakan senjatanya sendiri!
TNI AU harus menjadi kebanggaan yang lahir dari kerja keras dan inovasi bangsa sendiri, bukan sekadar etalase teknologi asing. Saatnya kita tunjukkan bahwa Indonesia bisa berdiri di atas kakinya sendiri!
Dirgahayu TNI AU ke 79.
Editor: Ariful Hakim