Ceknricek.com -- Menjelang Hari Raya Paskah, Jumat (19/4), kota Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi pusat perhatian bagi para peziarah Katolik, dari dalam negeri dan luar negeri. Hal ini karena di kota itu terdapat sebuah prosesi bernama "Semana Santa". Tradisi ini telah berlangsung lebih dari lima abad, sejak bangsa Portugis menyebarkan agama Katolik dan berdagang cendana di Kepulauan Nusa Tenggara.
"Semana Santa" berasal dari dua kata, Semana: pekan dan Santa: suci. Pekan suci ini dilakukan dalam satu rangkaian panjang, mulai dari Rabu Abu, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci hingga Minggu Paskah.
Prosesi Semana Santa
Semana Santa merupakan sebuah prosesi agama sekaligus prosesi adat dimana mereka yang berperan dalam perayaan ini adalah suku-suku yang telah ditetapkan sejak awal prosesi dulu kala.

Sumber : goodnewsfromindonesia.id
Suku-suku yang bertugas adalah Suku Kabelen, Suku Lewai, Suku Raja Ama Koten (Diaz Viera Da Godinho), Suku Kea Alyandu, Suku Ama Kelen De Rosary, Suku Maran, Suku Sau Diaz, Suku Riberu Da Gomes, Suku Lamuri, Suku Mulowato, Suku Lewerang, dan suku Kapitan Jentera.
Rabu Trewa
"Rabu Trewa" dalam masyarakat setempat adalah prosesi dimana para umat akan berkumpul di kapel untuk melaksanakan ibadah mengenang peristiwa pengkhianatan yang dilakukan Yudas Iskariot terhadap Yesus Kristus, yang berujung peristiwa penangkapan di Taman Getsemani.
Prosesi ini dimulai dari pagi hari, dimana pelaksanaan ibadah dilakukan dan diatur oleh suku-suku yang ada, dan mereka yang akan menjadi pemimpin atau pelaksana dalam prosesi ibadah.

Sumber : goodnewsfromindonesia.id
Pada malam harinya, seluruh kota Larantuka terdengar gaduh di mana-mana dengan memukul drum, menarik seng di jalan-jalan dan sebagainya sebagai tanda untuk mengingatkan akan gaduhnya prajurit dan serdadu memasuki Taman Getzemani menangkap dan menyeret Yesus.
Kamis Putih
Berlanjut pada perayaan "Kamis Putih," esok harinya. Dalam kamis putih, sejenak Kota Larantuka akan menjadi hening dan syahdu, dimana tidak ada bunyi-bunyian apa pun atau aktivitas yang dengan tingkah kegaduhan yang tinggi.
Dalam Kamis Putih, akan dilakukan pemasangan tikam turo (pagar lilin) di sepanjang rute prosesi jalan salib yang akan berlangsung esok harinya. Selain itu, pada siang hari di Kamis Putih akan dilakukan upacara “Muda Tuan” yaitu upacara pembukaan peti yang telah ditutup selama satu tahun. Peti tersebut akan dibuka oleh petugas khusus yang telah disumpah sebelumnya untuk melakukan tugas itu.
Ada dua patung yang menjadi sosok penting dalam perayaan Semana Santa, yaitu Patung "Tuan Ma" dan Patung "Tuan Ana". Tuan Ma adalah patung Bunda Maria, sedangkan Tuan Ma adalah patung Yesus Kristus.
Patung Tuan Ma akan dimandikan dan dibalut dengan pakaian perkabungan, yaitu sehelai mantel beludru berwarna hitam, ungu, dan/atau biru. Selesai upacara Muda Tuan, umat akan dipersilakan untuk bersujud dan memohon berkat.
Jumat Agung
Esoknya, diadakan prosesi ''Jumat Agung" yang merupakan sebuah prosesi besar dalam pelaksanaan Semana Santa. Ini adalah puncak dari Perayaan Semana Santa. Dimulai dari prosesi mengarak Patung Tuan Meninu (masa kanak-kanak Yesus) yang berada dalam peti jenazah untuk diantar menuju pelabuhan. Di sana, perarakan akan dilakukan dengan menggunakan kapal dan diiringi oleh ratusan perahu.

Sumber : goodnewsfromindonesia.id
Arak-arakan besar mengelilingi Kota Larantuka adalah proses jalan salib untuk mengenang prosesi penyaliban Yesus Kristus yang dimulai dengan penyiksaan, perjalanan memanggul salib hingga penyaliban di Bukit Golgota. Masyarakat akan melakukan arak-arakan dengan Patung Tuan Ana yang mengalami penderitaan memikul salib, sementara Patung Tuan Ma juga ikut diarak, menggambarkan Maria yang sedang berduka melihat putranya disiksa.
Malamnya, diadakan "Lamnetasi Jumat Agung" lalu dilanjutkan dengan "Sesta Vera", yaitu arak-arakan mengelilingi kota Larantuka dalam keadaan diam dengan ribuan lilin yang dibawa oleh masing-masing peziarah. Suasana duka dan perkabungan menyelimuti prosesi Sesta Vera ini.
Sabtu Suci
Esok harinya, dalam perayaan "Sabtu Suci," semua patung diarak kembali ke rumahnya masing-masing. Sesuai tradisi, ketika Patung Tuan Ma dan Tuan Ana telah dikembalikan ke rumah mereka, maka semua patung sudah harus berada di kediaman masing-masing kecuali patung Tuan Menino yang diarak di laut dan masih berada di Selat Gonzalu.
Selama lebih dari empat abad, wilayah ini mewarisi agama Katolik yang cukup kuat di Nusantara lewat peran para misionaris, persaudaraan rasul rakyat biasa (Confreria), Suku Semana, Suku Kakang Lewo Pulo serta Suku Pou (Lema) dalam pertumbuhan agama Katolik di wilayah Larantuka.