Ceknricek.com--Nampak-nampaknya hadits Nabi Muhammad (saw) yang menyuruh Muslim menuntut ilmu meskipun sampai dinegeri Cina (ada yang meragukan kesahihan hadits ini) sekarang menjadi terbalik. Di tengah-tengah kemeriahan kongres lima tahun sekali yang berlangsung di Beijing, terbetik berita yang cukup menggemparkan:
“Australia akan menyelidiki kebenaran laporan-laporan bahwa mantan penerbang pesawat tempurnya kini melatih para penerbang (militer) Tiongkok.”
Mendengar sinyaliran ini Menteri Pertahanan Australia yang juga merangkap sebagai Deputi Perdana Menteri Australia, Richard Marles, menyatakan bahwa para penerbang pesawat tempur Australia disumpah untuk memanfaatkan kemampuan mereka demi kepentingan nusa dan bangsa Australia, bukan malahan membantu para penerbang pesawat tempur negara lain.
Dikatakan selanjutnya pihak militer Australia kini menyelidiki laporan-laporan bahwa para mantan penerbang pesawat tempurnya bersedia menjadi pelatih di Tiongkok.
Sementara itu, Inggris, sehubungan dengan laporan ini, juga mengatakan dapat mengambil langkah hukum guna menghalangi para (mantan) penerbang pesawat tempurnya diupah oleh negara lain (Tiongkok) atas dasar kepentingan keamanan nasional.
Pemerintah Inggris mengatakan sedang mengambil langkah-langkah untuk membendung agar Tiongkok jangan sampai mempekerjakan mantan penerbang militer negara itu untuk melatih anggota-anggota Tentara Pembebasan Rakyat (Tiongkok).
Badan siaran Inggris BBC melaporkan sampai sebanyak 30 orang mantan penerbang militer telah diberangkatkan ke Tiongkok untuk melatih unsur-unsur Tentara Pembebasan Rakyat (Tiongkok).
Sebuah laporan yang masih belum dapat dikukuhkan menyebutkan bahwa masing masing pelatih dari sejumlah negara Barat, seperti Australia, Inggris dan Selandia Baru mendapat imbalan sampai 400-ribu dolar (Australia). Laporan lain menyebutkan bahwa pelatihan tersebut dilangsungkan di sebuah sekolah penerbangan yang dikelola Tiongkok di Afrika Selatan.
Menteri Pertahanan Australia mengaku sangat terperanjat (shock) dan gelisah mendengar bahwa mereka (para penerbang Australia) itu berhasil “dipancing” (dengan imbalan yang menggiurkan) oleh sebuah negara asing, padahal mereka seharusnya berbakti kepada nusa dan bangsa mereka sendiri. Dia meminta pihak militer Australia melakukan pemeriksaan dan memberikan nasihat yang jelas mengenai perihal ini.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan, para penerbang yang terlibat berisiko dituntut di pengadilan, berdasarkan Peraturan Kerahasian Negara, disamping langkah-langkah keamanan dan keselamatan negara lainnya.
Akan halnya perusahaan Afrika Selatan “Akademi Penerbangan Afrika Selatan” (Test Flying Academy of South Africa ) tidak segera menanggapi permintaan tanggapan tentang laporan-laporan bahwa mereka telah mempekerjakan para penerbang Australia.
Diketahui bahwa memang ada iklan daring yang menyebutkan bahwa pemasang iklan mencari sejumlah instruktur penerbang pesawat udara termasuk penerbang untuk menguji coba pesawat helikopter dan pesawat biasa untuk bertugas di sebuah negara “Timur Jauh Asia” yang tidak disebutkan namanya untuk jangka waktu 4 tahun.
Pelamar harus lulusan sekolah/akademi penguji penerbangan militer di Amerika Serikat atau Inggris. Yang disasar adalah para penerbang dari lima negara khusus, masing-masing Inggris, Australia, Kanada, Selandia Baru dan Amerika Serikat.
Tiongkok diketahui mengadakan usaha bersama dengan Afrika Selatan dalam pemberian latihan penerbangan untuk pesawat-pesawat komersialnya.
Editor: Ariful Hakim