Ceknricek.com -- Pengadaan vaksin COVID-19 sebetulnya masih dalam proses yang memakan waktu yang tidak sedikit. Dari rencana pemerintah bahwa November atau Desember vaksin bakal tersedia bisa jadi bergeser lagi hingga Januari atau Februari tahun depan.
Di tengah penantian akan tersedianya vaksin, muncul sejumlah hoaks atau kabar bohong seputar kemanjuran dan efek-efek yang ditimbulkan vaksin COVID-19.
Menanggapi merebaknya hoaks dan berita tak benar terkait vaksin, Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, (22/10/20) meminta masyarakat bersabar dan cermat dalam memilah informasi perkembangan penanganan COVID-19.
Satgas Penanganan COVID-19 berharap masyarakat tidak berspekulasi terkait dengan uji klinis dan berkembangnya informasi tidak resmi terkait dengan harga vaksin COVID-19.
Tentang perkembangan vaksin terkini, Wiku menyampaikan bahwa Pemerintah masih menyelesaikan tahapan pengembangan uji klinis fase 3 yang dilakukan di Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat. Dalam pengembangan vaksin, Wiku menjelaskan ada beberapa tahapan yang harus dilalui.
Klik video untuk tahu lebih banyak - SWAB GRATIS BAGI ORANG DENGAN GEJALA
Apabila semua tahapan tersebut berjalan dengan baik, bisa masuk ke tahapan produksi vaksin dalam jumlah yang besar. Wiku juga menginformasikan tentang sejarah perkembangan virus corona yang sudah ada sejak 1960-an.
Pengadaan vaksin di Indonesia dilakukan melalui tahapan yang kompleks melibatkan berbagai kementerian, lembaga negara, maupun BUMN.
"Penting untuk diketahui, sampai saat ini belum ada negara di dunia yang sudah memproduksi vaksin COVID-19 secara massal. Indonesia terus melakukan upaya pengadaan vaksin ataupun memproduksi vaksin secara mandiri. Pengembangan vaksin maupun vaksinasi perlu dilakukan secara hati-hati namun tetap tanggap menghadapi perubahan yang sangat dinamis pada masa pandemi," kata Wiku.
Meski vaksin COVID-19, pemerintah bahkan sudah merencanakan vaksinasi terhadap kelompok dan wilayah prioritas. Saat ini, pemerintah tengah menggodok roadmap vaksinasi dan prioritas penerima vaksin.
Sebelumnya Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto mengungkapkan sejumlah daerah yang masuk dalam zona merah COVID-19 akan mendapat prioritas pemberian vaksin COVID-19.
“Pertama dalam roadmap vaksinasi akan ditentukan pihak dan daerah mana saja yang jadi prioritas. Ada daerah-daerah yang zona merah dengan tingkat penularan tinggi seperti Sumatera Utara, Aceh, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Tengah masuk dalam pertimbangan kita,” paparnya.
Selain itu, Airlangga juga menyatakan daerah khusus seperti Aceh, Papua dan Papua bisa jadi wilayah prioritas.
Baca juga: Satgas Minta Masyarakat Cermat Pilah Informasi Terkait Vaksin Covid-19
Baca juga: Akhir Tahun 3 Juta Vaksin COVID-19 dari Sinovac Masuk Indonesia