Oleh Marsma TNI (Purn). Dr. dr. Krismono Irwanto., MHKes.
07/24/2024, 13:00 WIB
Ceknricek.com--Bayangkan sejenak: Anda berada di ketinggian 30.000 kaki, menikmati penerbangan yang tampaknya normal. Tiba-tiba, tanpa peringatan, kabin pesawat dipenuhi kabut. Telinga Anda berdenging, napas terasa berat, dan kesadaran mulai memudar. Inilah realitas mengerikan dari perubahan tekanan kabin yang drastis - ancaman siluman yang jarang dibicarakan namun berpotensi fatal.
Insiden tahun 2018 di atas Laut Mediterania menjadi pengingat keras akan bahaya ini. Sebuah pesawat dengan 192 jiwa di dalamnya mengalami penurunan tekanan kabin yang drastis, menyebabkan hilangnya kesadaran beberapa penumpang dan awak kabin, bahkan berujung pada kematian seorang penumpang. Kejadian ini bukan hanya statistik; ini adalah panggilan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan kita.
Bagi para pilot, pemahaman mendalam tentang sistem presurisasi kabin dan tanda-tanda awal kegagalannya adalah krusial. Latihan simulasi secara rutin untuk skenario dekompresisi cepat harus menjadi prioritas. Kemampuan untuk mengambil keputusan cepat dan tepat di bawah tekanan - seperti menurunkan ketinggian pesawat atau melakukan pendaratan darurat - dapat menyelamatkan nyawa.
Awak kabin, sebagai garda terdepan interaksi dengan penumpang, memiliki peran vital. Mereka harus dilatih untuk mengenali gejala awal perubahan tekanan kabin pada penumpang - dari sakit kepala dan pusing hingga sesak napas dan kebingungan. Kecepatan dan ketepatan dalam mengenakan masker oksigen serta membantu penumpang yang membutuhkan adalah keterampilan yang harus dikuasai sempurna.
Bagi penumpang, kesadaran akan risiko ini dan familiaritas dengan prosedur keselamatan sangatlah penting. Mendengarkan dengan seksama instruksi keselamatan pra-penerbangan, mengetahui lokasi masker oksigen, dan mampu mengenakannya dengan benar dalam hitungan detik bukanlah hal sepele - ini bisa menjadi perbedaan antara hidup dan mati.
Industri penerbangan juga harus mengambil langkah proaktif. Peningkatan standar pemeliharaan pesawat, terutama pada sistem presurisasi, harus menjadi prioritas. Investasi dalam teknologi deteksi dini perubahan tekanan kabin dan sistem peringatan yang lebih canggih dapat memberikan waktu berharga untuk tindakan penyelamatan.
Regulator penerbangan perlu mempertimbangkan kembali standar keselamatan terkait presurisasi kabin. Mungkin sudah waktunya untuk mewajibkan pelatihan khusus tentang risiko dan penanganan perubahan tekanan kabin bagi semua personel penerbangan, termasuk ground crew.
Pendidikan publik juga krusial. Kampanye kesadaran yang menjelaskan risiko ini dan pentingnya mematuhi instruksi keselamatan dapat membantu menciptakan budaya keselamatan yang lebih kuat di kalangan penumpang.
Keselamatan di udara adalah tanggung jawab bersama. Dari pilot hingga penumpang, dari insinyur pesawat hingga regulator, setiap orang memiliki peran dalam mencegah tragedi akibat perubahan tekanan kabin.
Slogan edukatif: "Waspada di Udara, Selamat di Darat: Kenali Tanda, Patuhi Prosedur, Selamatkan Nyawa!"
Mari kita jadikan setiap penerbangan sebagai kesempatan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan kita. Dengan pemahaman yang lebih baik dan tindakan yang tepat, kita dapat mengubah bahaya siluman ini menjadi risiko yang dapat dikelola, memastikan langit tetap menjadi tempat yang aman bagi kita semua.
#Marsma TNI (Purn) Dr. dr. Krismono Irwanto., MHKes. Mantan Kepala Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa Saryanto.
Editor: Ariful Hakim