Zero Waste Fashion,  Mengolah Limbah Kain Jadi Produk Berkualitas | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Yuni Arta Sinambela/Ceknricek.com

Zero Waste Fashion,  Mengolah Limbah Kain Jadi Produk Berkualitas

Ceknricek.com -- Kampanye sustainable fashion terus digaungkan. Beberapa desainer dan label lokal sudah ikut menerapkan gerakan tersebut. Seperti diketahui, zero waste fashion merupakan usaha menciptakan busana yang sedapat mungkin tidak meninggalkan limbah yang berpotensi mencemari lingkungan. 

Lala Gozali salah satu perancang yang menyadari kondisi itu, dengan membuat kreasi menggunakan bahan-bahan etnik seperti batik, lurik dan tenun.

“Saya selalu tertantang untuk memanfaatkan limbah pakaian yang sudah tidak terpakai untuk dibuat lagi menjadi produk sehari-hari yang bisa dipakai apapun itu,” kata Lala di pameran ICRA 2019 JCC Senayan Jakarta Pusat, Kamis (3/10). 

Foto: Yuni Arta Sinambela/Ceknricek.com

Produk-produk yang ia buat dari limbah dengan bahan katun antara lain taplak, sarung bantal, keset, obi, tas kasual, dompet atau clutchouter hingga baju. 

“Saya kebetulan bersama dengan Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan Pekayon memang peduli terhadap limbah yang bisa mencemari lingkungan. Limbah plastik atau kain sering kita olah jadi produk yang berkualitas,” jelasnya. 

Baca Juga: ICRA 2019 Pamerkan Produk Kreatif Karya 200 Perajin

Dia juga mengatakan limbah-limbah yang berasal dari pabrik atau penjahit setiap harinya sangat banyak. “Banyak banget ya kita sampai kewalahan. Kalau dari pabrik biasanya bahan polos-polos, kalau dari penjahit variasi ada etnik juga,” ujar Lala. 

Foto: Yuni Arta Sinambela/Ceknricek.com

Proses mengolah kain perca menjadi produk siap pakai diawali dengan pensortiran. Kain tersebut kemudian disetrika dan dibuat ukuran untuk tahap pemotongan. Sisa kain yang sudah dipotong kemudian dijadikan produk dengan menata warna dan motifnya supaya terlihat serasi. 

“Proses untuk membuat baju dari limbah kain itu ternyata lebih lama, karena pengerjaannya harus diserasikan dulu motifnya. Sehari biasanya maksimal hanya jadi dua baju untuk label saya Gianti,” ucapnya. 

Foto: Yuni Arta Sinambela/Ceknricek.com

Dia berharap dari kalangan desainer atau penjahit yang menerapkan gerakan sustainable fashion melalui zero waste fashion akan menghasilkan karya yang tidak kalah menariknya, khususnya untuk mode atau interior.

BACA JUGA: Cek FILM & MUSIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.



Berita Terkait