Jack Kerouac dan Lahirnya Generasi Beat  | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Wikipedia

Jack Kerouac dan Lahirnya Generasi Beat 

Ceknricek.com -- Sesosok perempuan remaja dan dua orang laki-laki dalam mobil Ford Thunder Road dengan kecepatan tinggi itu merayakan kebebasan dengan mengelilingi Amerika hingga Meksiko di tahun 1950-an. 

Di tengah perjalanan, mereka kadang mampir di sebuah pesta, mencuri makanan di toko-toko, atau membuat catatan sebagai bahan dasar pembuatan novel, kelak.

Narasi kebebasan dan keliaran sekelompok anak muda ini digambarkan dengan apik dalam film, On The Road (2012) besutan Walter Salles, diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Jack Kerouac. 

Film ini memotret bagaimana gerakan anak muda di AS  pada waktu itu mampu mempengaruhi budaya populer dunia alias sub kultur Hippie beberapa dekade kemudian. 

Punggawa Generasi Beat

Jack Kerouac adalah salah satu begawan sastra dari Amerika yang melahirkan kesusastraan Generasi Beat yang mengacu pada sekelompok penulis dengan semangat jiwa yang subversi dan jiwa muda yang membangkang dalam mencari kesejatian hidup. 

Jack lahir di Lowel Mascahchutes pada 12 Maret 1922 dan meninggal tepat hari ini 50 tahun yang lalu, 21 Oktober 1969. Selain Jack Kerouac, tokoh-tokoh inti Generasi Beat menurut Patrick Hung dalam makalahnya Kanon Sastra Amerika dan Generasi Beat terjemahan Dea Anugerah, juga beberapa novelis lain seperti Allen Ginsberg (1926-1997), dan William S. Burroughs (1914-1997).

Jack Kerouac dan Lahirnya Generasi Beat 
Sumber: Wikipedia

Gerakan ini lahir tentu bukan tanpa alasan. Selain karena histeria Perang Dingin, lingkungan sosial yang konservatif-represif, juga karena peningkatan konsumerisme yang berakibat terjadinya perubahan di tingkat budaya di Amerika.  

Gerakan Beat kemudian menyebar luas ke penjuru negara melalui musik Jazz dan kedai-kedai kopi. Setiap kota kemudian memiliki club tempat para beat lokal berkumpul untuk melakukan diskusi literatur, politik, dan kegiatan intelektual lainnya.  

Tidak hanya itu, pengarang-pengarang Generasi Beat bahkan tidak terlalu peduli dengan posisi mereka dalam kanon sastra Amerika. Alih-alih mengejar reputasi kesuastraan dan meperoleh pengakuan mereka malah menjalani pencarian kebebasan diri yang tidak berujung.

Mereka kemudian hidup seperti tokoh-tokoh dalam karya meraka dan (seolah-olah) seperti anak muda yang tak terkalahkan; hidup penuh bahaya, seks, obat-obatan, alkohol, bagi mereka lebih penting dari pekerjaan yang mapan.

Jack Kerouac dan Lahirnya Generasi Beat 
Sumber: Chronicle

Baca Juga: Edgar Allan Poe: Pencetus Kisah Detektif Modern

Di masa tua mereka, gaya hidup yang cukup ugal-ugalan itu akhirnya menyisakan sejumlah akibat yang mengenaskan. Jack Kerouac meninggal di usia 47 tahun, livernya mengalami pendarahan karena konsumsi alkohol yang berlebihan. 

Sementara itu, William S. Burroughs seorang pecandu morfin dan heroin hingga saat-saat terakhir, usianya mencapai 83 tahun, namun terganggu secara fisik maupun mental karena penyalahgunaan obat-obatan selama berpuluh-puluh tahun. 

Lalu, bagaimana mungkin sosok-sosok yang dicap benalu bagi msyarakat konvensional ini mampu menjadi figur-figur representatif bagi sebuah generasi di Amerika? 

Warisan Penting Generasi Beat

Di tangan seniman-seniman Generasi Beat, kesusastraan bukan hanya permenungan yang tersurat di kertas, melainkan juga pertunjukan trance maupun protes di podium, atau laku asketik maupun pembangkangan di jalanan. 

Lewat novel On the Road (1957), Jack Kerouac memperkenalkan "prosa spontan" yang cergas merekam pelbagai pengalaman ekstatik dan berbahaya sepanjang perjalanannya melintasi Amerika.  

Jack Kerouac dan Lahirnya Generasi Beat 
Sumber: Istimewa

Sementara itu, Naked Lunch (1959) William Burroughs mengaduk gambaran kenyataan dengan metode cut-up (memotong, mengacak, dan menempel kalimat atau paragraf secara tidak linier) dalam menjelajahi pelbagai bentuk kecanduan--heroin, kekuasaan, seks, kekerasan. 

Mereka mencari pengalaman yang otentik dengan cara-cara "baru" dan menjumpai sisi-sisi dunia yang ekstrem dalam kegemilangan maupun kekelamannya. Meskipun buku-buku mereka sempat dituduh cabul dan mengandung bahasa-bahasa vulgar dan menjijikkan. 

Pasca pencekalan dan kebebasan berekspresi ini akhirnya malah memiliki dampak politis dan kultural yang mendalam pada periode 1960-an di Amerika. Transformasi kultural pun meledak di Amerika lewat Gerakan Hak Sipil, Protes Anti Perang, Revolusi Seksual, dan gerakan-gerakan lain yang merupakan representasi dari semangat anak-anak muda dalam menyikapi dunia.

Baca Juga: Mengenang Goethe: Sastrawan Terbesar Jerman

Namun, prestise yang menghampiri para punggawa Generasi Beat sepertinya baru mereka dapatkan di usia senja mereka. Allen Ginsberg memenangi National Book Award untuk bukunya yang berjudul The Fall of America

Pada tahun 1993, penyair sekaligus filsuf ini juga dianugerahi medali Chevalier des Arts et des Lettres oleh Menteri Kebudayaan Perancis. Tidak hanya itu, Howl and Other Poems karyanya juga terjual 800.000 eksemplar dan menjadi salah satu buku puisi Amerika paling ternama di dunia

Jack Kerouac dan Lahirnya Generasi Beat 
Sumber: Spiralemagazine.com

William Burrough, pada tahun 1983 diplilih menjadi anggota American Academy dan Institute of Arts and Letters, dan pada 1984 dianugerahi Ordre des Arts et des Lettres oleh pemerintahan Perancis. 

Sementara itu, On the Road karya Jack Kerouac menjadi best-seller, di dunia dan hingga kini setidaknya telah dibaca oleh jutaan orang didunia dan menjadi salah satu karya sastra klasik. 

Bertahun-tahun kemudian, setelah kematian punggawa-punggawa tersebut, generasi Beat akhirnya diakui signifikasinya bukan hanay sebagai Fshion, melainkan sebagai ekspresi sastrawi yang sejati. 

“Ada inovasi dan kegairahan tertentu dalam kata-kata Ginsberg, Kerouac dan Burroughs yang meledakkan dinding penghalang bagi hal-hal yang dapat dikatakan serta ditulis seseorang di Amerika,” tutup Patrick Hung. 

BACA JUGA: Cek BUKU & LITERATUR, BeritaTerkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.


Editor: Farid R Iskandar


Berita Terkait