Wina: Untuk memahami, apa lagi menikmati film 'Puisi Cinta yang Membunuh' bukan soal mudah. Kita hanya mampu menangkap dan memberikan apresiasi 'keindahannya' jika memiliki  alat kelengkapan 'bacaan' terhadap film ini.

Dalam seni, beda komedi dan tragedi telah  setipis silet. Lefcourt dan Martin  sudah menegaskan, komedi tidak selalu diiringi dengan senyum dan tawa (Sense of Humor and Dimention of Personality, Washington: 1993).

Bapak perfilman Indonesia, Usmar Ismail, pernah membuat kredo yang terkenal

Dalam kritik film, yang harus dinilai adalah bahasa film. Bahasa gambar. Sebaliknnya, sejak awal kemunculanya, kritik film di Indonesia lebih menyerupai “kritik sastra” ketimbang kritik film.

Antara seni dan psikologi berkaitan sangat dekat, bahkan saling berhimpitan. Seni tanpa kekuatan psikologi kehilangan kekuatan berpijak.