Ceknricek.com -- Penghuni Asrama Brimob Petamburan datangi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Mereka mengadu perihal lingkungan kediaman yang diserang perusuh hingga mobil mereka dirusak dan dibakar pada 22 Mei 2019 silam.
"Kami penghuni Asrama Polri Petamburan, namanya Asrama Polri, malam-malam bapak-bapak polisi itu tidak ada di rumah. Mungkin bapak paham, ada yang di Bawaslu, ada yang KPU, ada yang di MK, bahkan ada penugasan keluar Jawa. Coba bapak bayangkan ketika sunyi senyap sedang istirahat menjelang sahur, entah kami ini apakah diserang atau diserbu oleh massa itu," ujar perwakilan warga, Mahad, di Kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (31/5).
Dalam pengaduannya, Mahad mengklaim mobil penghuni Asrama Brimob yang dibakar berjumlah 16 mobil. Sementara puluhan lainnya dirusak.
"Efek dari peristiwa itu ada efek materil dan lainnya. Materil, warga kami 16 mobil dibakar, saya katakan dibakar, dan puluhan mobil rusak berat," kata Mahad.
Mahad meminta kepada Komnas HAM untuk menyamaratakan implementasi HAM kepada para polisi yang menjadi korban kerusuhan. Menurut Mahad, polisi tidak bisa anggap sosok yang kuat.
"Pak, mungkin polisi itu dianggap bukan korban, karena mungkin dianggap aparat yang kuat. Kami mohon perlindungan terkait HAM itu bukan berarti kami petugas polisi dijagain. Tapi implementasi aplikasi HAM itu samakanlah diterapkan pada kami sama seperti warga lainnya," ujar Mahad.
Para penghuni Asrama Brimob ini berharap dalang rusuh 22 Mei terungkap. Dia juga mendesak motif para pelaku dibongkar.
"Yang berikutnya mohon bantuan bapak dan instansi terkait bersama-sama tolong ungkap siapa dalang pelaku 21-22, dan apa motif mereka melakukan itu," kata Mahad.
Pengaduan Mahad beserta warga Asrama Brimob ini diterima langsung oleh Komisioner Komnas HAM, Mohammad Choirul Anam. Ia meminta pengaduan yang sudah disampaikan ini dilengkapi laporan tertulis untuk mengetahui kronologis lengkapnya.
"Penting untuk laporan tertulis itu, yang pertama tolong kami diberitahukan kronologi Pak. Mulai kapan ada massa, mulai kapan ada lemparan, dan sebagainya. Karena itu akan menentukan sebenarnya eskalasi ketegangan di mulai dari titik mana dan apa," ujar Anam.
Anam juga meminta identifikasi pemilik mobil yang dibakar dan dirusak. Selain itu, apabila penghuni Asrama Brimob memiliki rekaman CCTV atau video kerusuhan akan sangat membantu pihak Komnas HAM.
"Yang penting juga kalo rukonya ada CCTV atau kebetulan sempet memvideo dengan HP tolong kami juga tolong dikasih. Itu akan membantu kami mengungkap peristiwa apa yang terjadi di Petamburan dan sekitarnya," kata Anam.