Oleh Redaksi Ceknricek.com
10/16/2023, 22:45 WIB
Ceknricek.com--Penulis novel Asma Nadia membantah pemberitaan media yang menyebut film berjudul 'Air Mata diujung Sajadah' adalah adaptasi dari novelnya yang berjudul 'Cinta diujung Sajadah'. Hal itu dikatakan Asma Nadia, saat ditemui wartawan di bilangan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Senin (16/10/23) siang.
Menurut Asma Nadia, sejak film itu rilis pada 7 September 2023, ia banyak mendapat komentar dari para penggemarnya. Mereka mengaku senang sudah menonton film tersebut. Begitu juga komen komen di sosial media, yang menyertakan akun sosmednya, usai menyaksikan film 'Air Mata diujung Sajadah' yang mirip dengan judul novelnya yaitu 'Cinta diujung Sajadah'.
"Banyak juga berita berita di media online, yang menyebut film itu diadaptasi dari novel saya. Padahal pihak pembuat film tidak pernah menghubungi saya. Tidak ada penjelasan juga soal berita berita yang mengaitkan judul film itu dengan judul novel saya yang terbit pertama kali tahun 2008,"kata Asma Nadia.
Sejak Juli 2023, Asma Nadia sempat mencoba meminta penjelasan atas kemiripan judul tersebut. Namun pihak pembuat film tidak memberikan respon memadai. Mereka mengaku pemberian judul itu bersifat spontan. Bahkan Asma Nadia disuruh mendaftarkan judul judul novelnya ke Pusat Pengembangan Perfilman, yang dianggapnya bukan solusi terbaik.
Foto: Istimewa
Asma Nadia menganggap masalah ini sangat penting untuk dijelaskan di depan publik, karena menyangkut keberlanjutan nasib penulis bukan hanya dia. Tapi penulis seluruh Indonesia. Ia berharap kreasi kata para penulis mendapat perlindungan yang memadai.
"Maka saya harus mulai menyuarakan. Karena kalau didiamkan dapat menimpa siapa saja,"ujar Asma Nadia.
Asma meyakini, judul film 'Air Mata diujung Sajadah' mengambil dari judul novelnya ' Cinta diujung Sajadah'. Sejak novelnya yang berjudul 'Surga yang Tak Dirindukan' difilmkan, ia selalu mencari judul novel yang berpontensi menjadi daya pikat dan megah ketika dijadikan judul film dan terpampang di poster.
"Dengan dirilisnya judul film itu, saya juga merasa tidak punya kepercayaan diri untuk menjual novel Cinta diujung Sajadah kalau misal ada yang berminat untuk memfilmkannya. Karena pasti mereka berfikir judul novel saya sudah difilmkan dengan merubah cuma satu kata saja,"ujar Asma Nadia.
Sementara pengacara Asma Nadia, Ana Sofa Yuking dari Kantor Hukum Yuking & Co. Attorneys at Law menganggap pihak produsen film terkesan menggunakan judul film dengan kesamaan secara substantif dengan novel dari kliennya yang berjudul 'Cinta Diujung Sajadah'. Ia kembali menegaskan, film itu tidak diadopsi dari novel tulisan Asma Nadia.
"Atas peristiwa ini ada dugaan pelanggaran HAKI. Jadi kita ingin klarifikasi saja. Kalau memang ada kesamaan judul dan alur cerita, kita bisa duduk satu meja untuk diskusi. Cari solusi. Tapi kalau tidak mau duduk bersama, tidak menutup kemungkinan kita akan mencari keadilan lewat jalur hukum,"pungkas Ana Sofa Yuking.
Editor: Ariful Hakim