Ceknricek.com -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (29/1) dibuka menguat tipis di tengah kekhawatiran wabah virus corona. Sementara nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu diprediksi bergerak positif terbawa kenaikan mata uang kuat Asia.
IHSG dibuka menguat 11,91 poin atau 0,19 persen menjadi 6.123,09. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 3,00 poin atau 0,30 persen menjadi 1.003,66.
Baca Juga: Perdagangan Selasa 28 Januari, Rupiah dan IHSG Ditutup Melemah
Sementara itu, bursa regional antara lain indeks Nikkei menguat 131,50 poin (0,57 persen) ke 23,347,19 indeks Hang Seng turun 680,90 poin (2,44 persen) ke 27.268,69, dan indeks Straits Times menguat 9,32 poin (0,29 persen) ke posisi 3.190,57.
Penguatan juga dialami rupiah terhadap dolar AS. Pada pukul 10:15 WIB, rupiah bergerak menguat 19 poin atau 0,14 persen menjadi Rp13.634 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya di level Rp13.647 per dolar AS. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu menunjukkan rupiah menguat menjadi Rp13.634 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp13.647 per dolar AS.
Sumber: Antara
Penguatan rupiah ini sejalan dengan mayoritas mata uang di Asia. Rupiah menjadi jadi mata uang yang penguatannya paling tinggi di hadapan dolar AS. Di susul, peso Filipina yang naik 0,13%. Kemudian, ringgit Malaysia dan won Korea yang masing-masing terangkat 0,12 persen dan 0,06 persen.
Berikutnya dolar Singapura dan dolar Hong Kong yang naik masing-masing 0,03 persen dan 0,02 persen. Sementara baht Thailand jadi mata uang yang paling lemah setelah terkoreksi 0,16 persen, juga yen Jepang yang menurun 0,06 persen di hadapan dolar AS.
Menurut Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah seperti dilansir Antara, virus corona yang sedang mewabah di beberapa negara menimbulkan pesimisme pada perekonomian terutama untuk China. Padahal, diharapkan 2020 menjadi tahun pemulihan setelah pada tahun sebelumnya terdapat banyak momentum yang memberatkan seperti perang dagang antara Amerika Serikat dan China serta Brexit.
BACA JUGA: Cek BISNIS INDUSTRI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini