Ceknricek.com--Dalam budaya kita dikenal “maling teriak maling”. Tapi di Australia lebih sering terjadi “penjahat saling tembak” hingga ada yang berseloroh mengatakan, “Biarkan saja, mereka saling menghabisi!”.
Yang merisaukan adalah apabila “polisi saling dordoran”, seperti yang terjadi di Indonesia baru-baru ini. Selama lima hari belakangan ini sudah terjadi lima kali penembakan di kota terbesar Australia, Sydney, dan para korbannya diketahui punya “riwayat” dalam arsip kepolisian.
Terbaru penembakan terjadi di salah satu bagian Sydney dini hari Kamis (27-07-23), mengakibatkan tubuh seorang lelaki yang dipenuhi rajahan (tato) terkapar di tengah-tengah simbahan darah. Lelaki berusia 20-an tahun itu tewas di tempat.
Pada hemat polisi itu merupakan penembakan terencana dan korban memang sudah ditentukan oleh pihak lawan. Sekaligus itu merupakan penembakan ke-2 dalam jangka waktu 16 jam, dan ke-5 dalam 5 hari di Sydney, meski tidak semua korban tewas di tempat.
Polisi tidak menafikan bahwa ke-5 peristiwa penembakan tersebut boleh-jadi punya kaitan satu sama lain. Tidak ayal lagi pihak kepolisian Sydney sangat direpotkan dengan kejadian-kejadian penembakan tersebut yang juga diwarnai oleh kasus-kasus pembakaran mobil.Pihak kepolisian cemas bahwa baku tembak tersebut dapat kiranya meruyak hingga sulit dikendalikan.
Paling tidak secara resmi polisi mengaku sangat terganggu oleh baku tembak ini, meski akan ada saja pihak yang menghendaki agar kasus tersebut terus berlanjut demi “mengurangi” jumlah penjahat yang gentayangan.
Namun bagi kepolisian peristiwa seperti itu dapat mencerminkan ketidakmampuan mereka memelihara keamanan, yang merupakan salah satu tugas utama pihak berwajib.
Beberapa penduduk di sekitar tempat kejadian paling akhir Kamis ini menyebut bahwa segala sesuatu berjalan begitu cepat, hingga mencerminkan “profesionalisme” dari yang melakukan “eksekusi”.
Sehari sebelumnya, Rabu, Mahmoud Abbas, yang dikenal sebagai advokat yang sering membela terdakwa yang dituduh sebagai penjahat (gangster), sempat ditembus peluru, namun tidak sampai tewas.
Baku Tembak Dimanfaatkan Oposisi
Sebagaimana biasanya di Australia, apabila terjadi sesuatu seperti baku tembak itu, maka pihak oposisi dalam Dewan Perwakilan Rakyat Negara Bagian New South Wales, memanfaatkannya untuk menuding ketidakbecusan pemerintah daerah pimpinan Partai Buruh yang belum lama berselang jaya dalam pemilu negara bagian dan mengalahkan koalisi yang memerintah sebelumnya.
Pemerintah daerah Negara Bagian New South Wales membantah telah “kehilangan kendali” terhadap kejahatan di negara bagian itu menyusul rentetan penembakan yang terjadi, dan telah menyampaikan kepada pihak kepolisian bahwa pemerintah daerah bersedia membantu semaksimal mungkin dalam upaya mereka untuk mengatasi kasus baku tembak ini. Dan pihak kepolisian setempat telah membentuk satuan tugas khusus untuk menghadapi kasus-kasus baku tembak tersebut.
Namun pihak oposisi tampaknya kurang yakin, dan mantan Menteri kepolisian dalam pemerintah sebelumnya menuding bahwa “para penjahat kini merajalela.”
Menteri Kepolisian dan Kontra Terorisme dalam Pemerintah Daerah NSW, seorang ibu dengan tiga orang anak, Yasmin Catley mengatakan “polisi yakin akan mampu menangani kekerasan yang terjadi”.
Namun juru bicara bidang kepolisian pihak oposisi tidak yakin, dan sebaliknya menuding pemerintah daerah telah kehilangan kendali dalam memelihara “tertib hukum” di kota Sydney.#
Editor: Ariful Hakim