Berebut Pasar Wisata Halal | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Foto : detiknews

Berebut Pasar Wisata Halal

Ceknricek.com -- Pasar wisata halal makin menggoda saja. Pasalnya, belakangan ini wisata segmen ini tumbuh sangat mengesankan. Pertumbuhan industri wisata halal dunia pada 2018 adalah yang terbesar dari sektor pariwisata. Wisata yang memudahkan pelancong muslim itu dibanjiri 140 juta wisatawan pada tahun ini.

Ke depannya pasar wisata halal kian menarik. Direktur Mastercard Indonesia, Tommy Singgih, memaparkan pada 2020, nilai wisata halal diprediksi US$220 miliar. Lalu pada 2026 diperkirakan tumbuh 35% menjadi US$300 miliar.

Wisata Halal. Sumber : Serambi Indonesia

Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, pasar wisata halal memberi janji yang manis. Sayangnya, selama ini Indonesia hanya menikmati sedikit saja dari pasar yang jumbo itu.

Pada tahun lalu turis muslim asal mancanegara yang datang ke Indonesia hanya 3,5 juta. Pada tahun ini Indonesia menargetkan kunjungan menjadi 5 juta. “Diharapkan bisa tumbuh 42%,” ujar Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Area I Jakarta-Banten Kemenpar, Wastutik.

Indikator GMTI

Kendati belum menjadi penikmat yang mumpuni, Indonesia ternyata menjadi yang terdepan sebagai destinasi wisata halal (halal tourism). Pada bulan lalu, Mastercard-Crescent menobatkan Indonesia sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia 2019 standar Global Muslim Travel Index (GMTI), mengungguli 130 destinasi dari seluruh dunia.

Sumber : Kemenpar

“Akhirnya, target yang kita impikan sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia tercapai. Ini membuktikan untuk mencapai kemenangan harus direncanakan,” sambut Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Indonesia menetapkan 10 provinsi sebagai destinasi wisata halal. Daerah itu adalah Aceh, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan.

Wisata Halal Indonesia. Sumber : Good News Indonesia

Lembaga pemeringkat Mastercard-Crescent menempatkan Indonesia pada peringkat pertama standar GMTI dengan skor 78 bersama dengan Malaysia yang sama-sama berada di urutan teratas.

Sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia, Indonesia tercatat mengalami peningkatan secara berjenjang dari urutan 6 pada tahun 2015, urutan 4 di tahun 2016, urutan 3 di tahun 2017, urutan 2 di 2018, akhirnya peringkat 1 GMTI di tahun 2019. “Indonesia satu-satunya negara yang paling progresif dalam mengembangkan destinasi halal tourism,” kata Fazal Bahardeen CEO Crescent Rating di Jakarta, Selasa (9/4).

Upaya Indonesia untuk mencapai posisi terbaik dilakukan secara serius di antaranya dengan membuat Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) yang mengacu pada standar GMTI. Laporan GMTI menganalisis berdasarkan 4 kriteria penilaian strategis, yaitu akses, komunikasi, lingkungan, dan layanan.

Indonesia juga kemudian gencar melakukan bimbingan teknis (bimtek) dan workshop 10 destinasi pariwisata halal unggulan di Tanah Air. “Kami terus meningkatkan performa 10 destinasi wisata halal unggulan pada IMTI 2018 dan 2019. Terbukti pengaruhnya sangat besar saat berlangsungnya penilaian di GMTI 2019,” kata Arief Yahya.

Wisata halal tergolong wisata minat khusus. Konsumen sektor wisata yang mayoritas muslim ini butuh makanan halal dan tempat ibadah. Maka, standarnya disesuaikan kebutuhan mereka. Selama ini Indonesia mengacu pada Indikator pengembangan destinasi halal GMTI.

Ada tiga kelompok kriteria wisata halal. Pertama, destinasi ramah keluarga. Kedua, layanan dan fasilitas di destinasi yang ramah muslim. Ketiga, kesadaran halal dan pemasaran destinasi.

Dari tiga kriteria ini, ada 11 indikator. Untuk kriteria destinasi ramah keluarga, indikatornya mencakup destinasi ramah keluarga, keamanan umum dan bagi wisatawan muslim, serta jumlah kedatangan wisatawan muslim.

Pada kriteria kedua, layanan dan fasilitas di destinasi yang ramah muslim, ada tiga indikator turunan, yakni pilihan makanan dan jaminan halal, akses ibadah, fasilitas di bandara, serta opsi akomodasi.

Sementara, untuk kriteria tiga kesadaran halal dan pemasaran destinasi, empat indikator turunannya adalah kemudahan komunikasi, jangkauan dan kesadaran kebutuhan wisatawan muslim, konektivitas transportasi udara, serta persyaratan visa.

Pada 2019 pemerintah Indonesia menargetkan kunjungan wisata bisa mencapai 20 juta wisatawan mancanegara dan 275 wisatawan nusantara. Wisatawan yang memiliki preferensi pariwisata halal diharapkan bisa mencapai 5 juta orang.

Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Junaedy mengatakan, wisata halal muncul karena ada pasar yang membutuhkan. Bahkan, negara mayoritas non-muslim pun tertarik menggarap sektor para pariwisata ini. Pariwisata halal pada dasarnya memperluas cakupan pasar. Karena itu, pelaku industri perlu memfasilitasi mereka. Wisata halal juga tidak untuk muslim saja.

Dari 13 industri plus sub-industrinya, ada 56 industri terkait pariwisata dan sudah ada standarisasinya. Begitu pula industri pariwisata halal yang sudah ada standarnya. ''Ini tidak sulit karena pelaku usaha mencari sesuatu yang diminati pasar, sehingga layanan industri lebih baik,'' kata Didien.

Bukan Hanya Negeri Islam

Berdasarkan SICTA-WTO (Standard International Classification of Tourism Activities-World Trade Organization), pariwisata memberikan dampak ekonomi besar mencakup 185 kegiatan usaha yang sebagian besarnya dalam jangkauan UKM. Pasar wisata halal di dunia menurut riset dari Crescent Rating, tahun 2019 diperkirakan berkembang secara agresif.

Soalnya, pasar wisata halal juga menjadi buruan negara non-muslim. Dalam laporan terbaru GMTI 2019 menyebut 10 negara non-muslim yang disukai traveler yang beragama Islam. "Untuk negara non Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), juara 1 masih Singapura," ujar Fazal Bahardeen.

Wisata Halal Singapura. Sumber : Blog Reservasi

Singapura multikultur ini ternyata cukup disukai oleh traveler muslim. Tak sulit untuk mencari tempat salat atau makanan halal di sana. Datang saja di Bandara Changi. Bandara terbaik dunia ini selalu memudahkan penumpang. Fasilitas untuk traveler muslim pun mudah ditemukan.

Negeri Jiran nan mungil ini bergelimang fasilitas inovatif. Wisatawan muslim merasa nyaman di sini karena banyaknya restoran halal dan ruang salat.

Changi Airport baru-baru ini meresmikan Jewel, atraksi baru yang berupa pusat hiburan dengan air terjun dan suasana alam di dalam ruangan. Jewel pun kini juga ramah wisatawan muslim. Sudah banyak restoran halal di sana. Karena pasar wisatawan muslim yang besar sehingga Changi Airport pun berusaha mengakomodasi kebutuhan tersebut.

Destinasi wisata halal memang penting untuk dimiliki setiap negara, karena wisatawan muslim sangat memperhatikan tujuan untuk berlibur. Bebeberapa hal yang menjadi perhatian utama adalah soal tempat ibadah, ketersediaan makanan halal, dan fasilitas lainnya.

Wisata Halal Jepang. Sumber : aljannahwisata.com

Sedangkan pada tahun 2018, Jepang juga dianggap sebagai salah satu tujuan liburan paling ramah untuk wisatawan muslim. Pemerintah Jepang berupaya keras untuk membuat umat Islam merasa lebih diterima di negara mereka.

Di Negeri Sakura ini umat Islam diberi fasilitas yang memadai untuk beribadah. Di di bandara-bandara utama disediakan ruang salat. Area salat di tempat-tempat umum serta kamar-kamar hotel yang ditandai kiblat. Di Jepang terdapat lebih dari 60 masjid, seperti Masjid Kobe yang dibangun pada tahun 1935.

Tak hanya itu, wisatawan muslim di Jepang juga tidak perlu bingung mencari makanan halal, karena terdapat banyak restoran bersertifikat halal. Kota yang menjadi referensi tujuan terbaik bagi wisatawan muslim adalah Tokyo, Kobe, Kyoto, dan Osaka.

Wisata Halal Thailand. Sumber : Cheria Holiday

Selain Singapura dan Jepang, Thailand juga menjadi tempat yang menyenangkan bagi turis muslim. Negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha ini beberapa tahun terakhir gencar mengembangkan wisata halal di daerah tujuan wisata. Salah satu destinasi wisata halal di Thailand adalah hotel bintang lima Al Meroz di Bangkok.

Hotel ini sangat diminati wisatawan muslim dari berbagai negara karena memiliki fitur Islami. Hotel ini tidak menjual alkohol, dan pihak hotel mengalokasikan waktu tertentu untuk penggunaaan kolam renang dan gym bagi tamu pria dan wanita. Sedangkan untuk kuliner halal, Thailand juga memiliki 160 produk yang berlabel halal selama 15 tahun terakhir.

Wisata Halal Jerman. Sumber : Detik

Di Eropa, Jerman juga memanjakan turis muslim. Masjid, kuliner halal, dan keindahan kota menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan muslim di negeri itu. Negara ini memiliki 206 masjid dan sekitar 2.600 rumah ibadah bagi umat muslim.

Selanjutnya, Perancis. Berdasarkan data GMTI 2016, negeri ini berada di urutan keenam di antara 130 tujuan wisata muslim paling populer. Perancis memang dikenal memiliki sejarah yang sangat panjang dengan Islam. Selain itu, Perancis juga menjadi tempat tinggal masyarakat multikultural dengan komunitas muslim terbesar di Eropa.

Wisata Halal Prancis. Sumber : GenPI.co

Masjid tertua yang biasa menjadi tujuan destinasi wisata muslim di Perancis adalah Masjid Grande Paris. Paris juga memiliki komunitas muslim besar, seperti Belleville, Goutte-d’Or, Champigny, dan Nanterre.

Selain Perancis dan Jerman, Inggris juga ramah dengan muslim. Negara ini mengusung slogan “visit my mosque” untuk mempromosikan wisata halal negaranya. Pemerintah Inggris melakukan perbaikan dan perluasan arena terhadap sejumlah masjid untuk menarik wisatawan muslim.

Masjid London Timur. Sumber : jg-cdn.com

Sejak tahun 1990, Inggris sudah memiliki sekitar 452 masjid. Selain itu, makanan halal juga mudah ditemui di Negeri Ratu Elisabet itu. Terdapat restoran sertifikasi halal di setiap sudut kota. Seperti Chicken Cottage, Al-Falafal Restaurant, kantin di Masjid Islamic Center London, Halal Restaurant, East West Oriental di kawasan Chinatown, Restoran Melur di Edgware Road, dan masih banyak lagi.

Belajar dari negara-negara non-muslim itu, rasanya Indonesia juga bisa mengembangkan wisata halal di daerah muslim minoritas macam Bali, Papua, dan NTT. Mengapa tidak?



Berita Terkait