Ceknricek.com -- Di mana ada pesta, di situ ada harapan peningkatan konsumsi makanan dan minuman. Begitu juga Pemilu, Ramadan, dan Lebaran. Produsen air minum dalam kemasan atau AMDK meyakini, tiga event penting ini bakal mendongkrak penjualan AMDK.
Kini tinggal Ramadan dan Lebaran yang masih tersisa. Para pebisnis si bening ini yakin penjualan akan lebih baik dari hari-hari yang lain. Lebaran adalah saat panen bagi mereka. Lantaran itu pelaku bisnis si bening ini jauh-jauh hari sudah melakukan penambahan produksi dan stok secara optimal.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan AMDK Indonesia (Aspadin), Rachmat Hidayat mengungkapkan, peningkatan penjualan AMDK mulai terasa sejak minggu pertama bulan puasa. Puncaknya diprediksi terjadi pada minggu ketiga Ramadan sampai Lebaran.

ASPADIN_AMDK. Sumber: Istimewa
Menurut dia, untuk mengantisipasi kenaikan tersebut, pihaknya bersama anggota yang tergabung dalam Aspadin telah melakukan sejumlah persiapan. Di antaranya, memaksimalkan produksi, menambah pasokan untuk menunjang permintaan, serta memperluas atau menyewa gudang guna menyimpan stok AMDK. ’’Kami juga menyiapkan logistik supaya distribusi barang lancar,’’ tutur Rachmat kepada pers di Jakarta, baru-baru ini.
Penjualan AMDK selama Ramadan dan Lebaran diperkirakan 20% lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan-bulan biasa. Karena itu, anggota Aspadin telah meningkatkan produktivitas di pabrik, menambah jaringan distribusi ke tiap daerah, serta persiapan logistik lainnya.
Terus Membesar
Ramadan dan akhir tahun, menurut Rachmat, merupakan bulan penting bagi para pelaku industri minuman untuk meningkatkan penjualan. Berdasar data Aspadin, konsumsi AMDK tahun lalu tercatat 29 miliar liter secara nasional. Target pertumbuhan konsumsi tahun ini bisa naik 10% mencapai menjadi 30 miliar liter. Konsumsi terbesar air bening ini masih dari Pulau Jawa.
Pemain industri AMDK memproyeksikan bisnis pelepas dahaga ini akan moncer sepanjang 2019. Ramadan dan Lebaran selalu ada setiap tahun. Yang berbeda dari tahun ini adalah adanya Pemilu. Pesta demokrasi ini dipercaya ikut mendongkrak kinerja industri AMDK.

Pabrik Air Minum. Sumber: Kompas
Penjualan AMDK biasanya sedikit menurun di musim hujan dan meningkat di musim panas atau kemarau, serta lebih meningkat lagi jelang bulan puasa, Lebaran, Natal, dan tahun baru. Tahun ini ditambah ada Pemilu.
Pada 2018, industri AMDK mencetak pertumbuhan 9%, sementara tahun ini diperkirakan lebih baik. Selain dipengaruhi adanya momen Pemilu, peraturan dan kebijakan yang kondusif dan kondisi ekonomi yang stabil akan membuat industri ini terus bertumbuh.
Sebuah perusahaan AMDK, PT Singa Mas Indonesia, membidik peningkatan 10% hingga 15% pada tahun ini. Pada 2019, PT Singa Mas menargetkan pertumbuhan pangsa pasar mereka meningkat 10%.
Potensi bisnis AMDK di Tanah Air terus membesar tercermin rajinnya produsen melakukan ekspansi. Belum lama ini Orang Tua Group, misalnya, memperkenalkan produk baru merek Crystalline.
Begitu juga PT Sariguna Primatirta Tbk. Dengan merek CLEO, produsen ini melanjutkan ekspansi membangun tiga pabrik baru.

Pertumbuhan pendapatan Air minum Cleo. Sumber: Kontan
Pada kuartal pertama tahun 2019 CLEO membukukan pertumbuhan pendapatan hingga 37,48% dari Rp162,59 miliar menjadi Rp223,54 miliar. Capaian ini jauh melebihi pertumbuhan rata-rata industri AMDK yang sebesar 4% di kuartal pertama tahun ini.

Air minum Cleo. Sumber: Surabayapagi
Selain mencatat pertumbuhan pendapatan, perusahaan ini juga membukukan pertumbuhan laba hingga 101,35% menjadi Rp25,29 miliar dibandingkan nilai laba di periode yang sama pada tahun 2018 lalu yang hanya Rp12,56 miliar.
Sariguna Primatirta diperkuat jaringan pabrik AMDK terdiri dari 26 pabrik yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk memperluas segmen pasarnya, pada bulan Januari 2019 perusahaan ini juga resmi mengakuisisi merk air minum beroksigen SuperO2.
Produsen minuman ringan juga ikut panen. PT Singa Mas Indonesia mengungkap ada kenaikan permintaan sekitar 10% hingga 15% pada Ramadan. Kenaikan terjadi pada minuman dengan kemasan botol 6.000 ml, 330 ml dan gelas 240 ml. Produk yang mengalami peningkatan adalah minuman berasa manis seperti Fiesta Green Tea, Fuitamax, Fruitamix, dan Frozen.
Perusahaan ini disokong dua pabriknya di Cikande, Jawa Barat, dan Pandaan, Jawa Timur. Adapun produk minumannya seperi Frozen, Fiesta White Tea, Serrr, Fruitamax, Fiesta Green Tea, dan Fiesta Black Tea.
Sepanjang 2018, industri makanan dan minuman tumbuh 7,91% atau melampaui pertumbuhan ekonomi nasional di angka 5,17%. Selain itu, realisiasi investasi menyumbang hingga Rp56,60 triliun dan nilai ekspornya berkontribusi sebesar US$29,91 miliar.

Ilustrasi. Sumber: Moneysmart
Persoalan yang menghambat industri AMDK adalah barrier to entry dan barrier to exit sektor ini kecil sekali, ditambah kompetisi lebih dari 2.000 merek di Indonesia. “Bisnis ini menjual brand, bukan hanya airnya saja. Bagaimana brand tersebut memenangkan hati konsumen,” ujar Rachmat kepada Kontan.co.id suatu ketika.
Sektor air minum menurut Rachmat, sudah mengalami rebound dengan proyeksi pertumbuhan 9%-10% sampai akhir tahun 2018. Dari segi kapasitas produksi nasional sudah meningkat menjadi 29 miliar liter per tahunnya, sedangkan pada tahun lalu tercatat 27 miliar liter per tahun.
Meski demikian, bisnis ini bukan tanpa tantangan. Sektor ini cukup sensitif dengan regulasi yang nantinya berefek pada jalannya industri ini. Selain itu, naiknya dolar AS tentu berakibat pada naiknya harga packaging botol minuman.
Oleh karena itu, diperlukan efisiensi dan kecermatan mengelola distribusi agar tetap memperoleh margin keuntungan yang baik.