Buang Muka Megawati, Jalan Gelap Surya Paloh | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Istimewa

Buang Muka Megawati, Jalan Gelap Surya Paloh

Ceknricek.com -- Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memang sedang berkibar. Tahun 2019 adalah tahun kemenangan baginya. PDIP meraup suara terbanyak dalam pemilu. Capres yang diusung pun menang gemilang. Sang putri, Puan Maharani, sukses duduk sebagai Ketua DPR RI. Sebentar lagi, petugas partai (PDIP), Joko Widodo, dilantik menjadi presiden. 

Ibarat gula, Putri Bung Karno ini banyak dikerubuti semut. Tokoh-tokoh politik lainnya ingin dekat dengannya. Sudah barang tentu, Ketua Partai Nasdem Surya Paloh juga begitu. Sayang seribu sayang, Mega lagi kesal pada Surya. Bahkan, Mega rela membuang muka ketika berdekatan dengan pria pemilik brewok tebal itu. Oalah… 

Buang Muka Megawati
Sumber: Istimewa

Pada mulanya, renggangnya hubungan Mega dengan Surya masih sebatas isu. Sekadar pemanis dalam politik. Bahkan isu itu digambarkan pihak Koalisasi Indonesia Kerja atau KIK--koalisi partai pengusung Jokowi-Ma’ruf Amin--sebagai kerjaan musuh-musuh politik Jokowi. Namun, fakta bahwa kedua pimpinan partai politik ini sedang jotakan, berselisih, diperlihatkan Mega pada acara pelantikan Puan Maharani sebagai Ketua DPR RI, Selasa (1/10).

Megawati yang tampil anggun dalam balutan kebaya merah dan selendang warna putih dengan rambut disanggul itu, menyalami para ketua umum parpol. Namun, begitu sampai ke tempat duduk Surya Paloh ia melengos. Mega menolak bersalaman. Padahal saat itu Surya Paloh sudah berdiri dari tempat duduknya. Sontak pimpinan salah satu media nasional itu pun langsung duduk kembali. 

Buang Muka Megawati
Foto: Ashar/Ceknricek.com

Baca Juga: Titanium Megawati

Ketika isu retaknya hubungan dirinya dengan Mega menyebar, Surya sempat membantah. “Saya mengenal Mbak Mega bukan setahun dua tahun. Puluhan tahun saya kenal keluarga itu. Saya menghormati Mbak Mega sebagai mbak saya. Saya bisa ketawa, bisa lucu. Bisa diam aja. Saya pikir Mbak Mega itu buat saya,” ucapnya, saat tampil dalam acara TV CNN 4 Agustus lalu.

Intinya, Surya Paloh ingin mengatakan hubungannya dengan Mega asyik-asyik saja. “Jadi ya sayang sekali, hubungan yang sudah terbina dengan begitu bagus, dalam jalinan sejarah yang panjang. Apa rupanya. Yang kita carikan bukan perbedaan, banyaknya kesamaan. Itulah hidup, saling isi mengisi. Itu. Dan saya yakin, tidak ada perbedaan yang principal yang menyangkut hubungan antara saya dengan Mbak Mega,” lanjutnya. 

Surya rupanya tidak bisa mengukur tabiat Mega. Kini ia dipermalukan dalam acara yang terhormat itu. Momen tersebut terekam tayangan televisi saat pelantikan anggota DPR periode 2019-2024. Video itu pun tersebar luas di media sosial. Mega melengos, membuang muka.

Renggangnya hubungan kedua pimpinan parpol ini mulai berembus ketika Surya melakukan sejumlah manuver. Surya, misalnya, mengumpulkan  Ketum Golkar, Airlangga Hartarto; Ketum PKB Muhaimin Iskandar; dan plt Ketum PPP Suharso Monoarfa di DPP NasDem tanpa perwakilan PDIP.

Buang Muka Megawati
Sumber: Detik.com

Baca Juga: Mengirim Sang Buah Hati Untuk Jadi Menteri

Kemudian, ketika Mega mengundang Ketum Gerindra Prabowo Subianto yang notabene lawan politik ke kediamannya, pada saat bersamaan Surya Paloh mengundang Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Surya memberi sinyal akan mengusung Anies pada pilpres mendatang. 

Lebih jauh lagi, PDIP belakangan uring-uringan dengan NasDem lantaran kursi Jaksa Agung. PDIP merasa Nasdem menggunakan Jaksa Agung untuk menekan kader partai lainnya untuk gabung ke NasDem. Partai koalisi pun gerah dan ingin kursi Jaksa Agung tak diisi kader partai. Namun, NasDem masih ngotot menginginkan kursi Jaksa Agung.

Belajar dari Kasus SBY

Ya, Surya terkesan ugal-ugalan. Dan dia kurang cermat membaca tabiat Mega. Ia lupa akan kasus Mega-SBY yang seakan tak tersembuhkan. Hubungan Susilo Bambang Yudhoyono dengan Mega sampai detik ini masih retak. Padahal SBY ngajak baikan.

Selama 10 tahun kepemimpinan SBY tak sekalipun Mega sudi berjumpa dengannya. Mega memilih memperdalam lukanya selama bertahun-tahun. 

SBY bercerita bahwa usahanya dalam memperbaiki hubungan dengan Mega tak pernah berhasil. “Saya harus jujur, memang belum pulih, masih ada jarak," kata SBY usai bertemu dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan 24 Juli tahun lalu. SBY berusaha menjalin komunikasi selama sepuluh tahun, namun sia-sia.

"Perang dingin" antara kedua pemimpin partai politik ini bermula pada akhir 2003, ketika SBY memutuskan maju untuk bersaing dengan Mega dalam pemilihan presiden 2004.

Buang Muka Megawati
Sumber: Detik.com

Saat itu Mega adalah Presiden dan SBY Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan (Menkopolkam). Mega kecewa karena SBY secara diam-diam menggalang kekuatan untuk mencalonkan diri sebagai presiden. 

SBY akhirnya mundur dari kabinet lalu bersama Jusuf Kalla mencalonkan diri sebagai presiden pada Pilpres 2004. Pasangan ini memenangkan pemilu, mengalahkan Mega yang berpasangan dengan Hasyim Muzadi.

Baca Juga: "Mega” Politik

Mega menolak hadir saat SBY-JK membacakan sumpah presiden dan wakil presiden. Perseteruan berlanjut hingga usai pemilu. Mega menolak datang setiap ada undangan dari SBY, termasuk saat Indonesia menjadi tuan rumah Peringatan 50 Tahun Konferensi Asia Afrika pada 2005.

Pada Pemilu 2009, Megawati kembali maju sebagai capres didampingi Prabowo Subianto. Pemimpin PDIP itu lagi-lagi kalah saat bersaing dengan SBY-Budiono.

Buang Muka Megawati
Sumber: Istimewa

Hubungan antara SBY dan Megawati makin merenggang. Mereka tak pernah berkomunikasi atau bertemu. Pada 2013 saat Taufiq Keimas--suami Mega--wafat, SBY selaku presiden memimpin langsung upacara pemakaman di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Pada momen itu, SBY menggenggam erat tangan kanan Megawati dengan kedua tangannya. 

"Mendiang Taufiq Kiemas, sahabat saya, juga berusaha untuk memulihkan silaturahmi kami berdua (dengan Megawati), jadi bukannya tidak ada kehendak dari banyak pihak tapi Allah belum menakdirkan," kata SBY. 

Pertemuan kembali terjadi, ketika presiden kelima ini menghadiri upacara pemakaman istri SBY, Ani Yudhoyono, di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta 2 Juni lalu.

Kasus Surya-Mega mungkin memang tak sedahsyat dengan kasus Mega-SBY. Namun merajuknya Mega di saat dirinya ada di atas sungguh ancaman serius bagi Surya.

BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini. 



Berita Terkait