China Luncurkan Prototipe Kereta yang Digadang Secepat Pesawat | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Ilustrasi: Prototipe kereta Meglev terlihat di Qingdao, Provinsi Shandong, China Barat. Photo: Visual China Group/Getty Images

China Luncurkan Prototipe Kereta yang Digadang Secepat Pesawat

Ceknricek.com -- China telah memperkenalkan prototipe kereta cepat berteknologi maglev superkonduktor bersuhu tinggi di Chengdu, Provinsi Sichuan pada hari ini Rabu, (20/1/21), sebagai bagian dari ambisi negara itu untuk menciptakan transportasi cepat antarkota.

Prototipe kendaraan maglev mutakhir yang menurut para pengembangnya dapat menandai transportasi kereta levitasi magnetik generasi berikutnya yang lebih murah dan lebih cepat, bahkan mendekati kecepatan pesawat.

Para peneliti di Universitas Jiaotong Barat Daya telah menguji kereta tersebut Rabu ini di jalur uji 165 meter (540 kaki) di Chengdu. Kereta ini dirancang untuk melaju hingga 620km/jam (385mph) tetapi para peneliti mengatakan mereka sedang bekerja untuk meningkatkan kecepatan itu hingga 800km/jam (497mph).

Sementara itu, Jepang juga terus mengembangkan kereta cepat maglev dengan teknologi superkonduktor yang beroperasi pada kecepatan 500km/jam dan diharapkan akan beroperasi pada 2027, berjalan antara Tokyo dan Nagoya.

Tetapi para peneliti di Universitas Jiaotong Barat Daya, China mengatakan bahwa teknologi maglev superkonduktor China lebih ekonomis daripada rekan-rekan mereka di Jepang, China South Morning Post melaporkan, dikutip Rabu, (20/1/21).

Superkonduktivitas terjadi ketika hambatan listrik mendekati nol saat didinginkan hingga suhu yang sangat rendah. Keadaan superkonduktor akan menjadi kunci untuk mendukung kendaraan maglev yang lebih cepat dan lebih efisien.

Deng Zigang, seorang peneliti dari State Key Laboratory of Traction Power di Southwest Jiaotong University, yang mengembangkan prototipe maglev baru, mengatakan kepada media lokal Sichuan bahwa jalur maglev Chuo Shinkansen Jepang menggunakan helium cair untuk mencapai suhu yang sangat rendah minus 269 derajat Celcius (minus 452 Fahrenheit) untuk superkonduktivitas.

“Helium cair sangat mahal. Di sini kami mencapai superkonduktivitas pada suhu yang sedikit lebih tinggi dengan menggunakan nitrogen cair -- dan itu memangkas biaya menjadi seperlima puluh," kata Deng, menjelaskan teknologi" maglev superkonduktor suhu tinggi" China.

Tim China juga mengatakan bahwa sementara maglev Jepang yang baru perlu berakselerasi terlebih dahulu sebelum bisa melayang, prototipe Chengdu bisa melayang dari awal.

Para peneliti mengatakan kepada media lokal bahwa masih ada masalah yang harus diselesaikan sebelum teknologi baru tersebut dapat digunakan secara komersial, sebuah proses yang mereka perkirakan bisa memakan waktu hingga enam tahun lagi. (Antara)

Baca juga: Kereta Semi Cepat dari Saudara Tua



Berita Terkait