Covid-19 di Victoria, Laksana Wal Hasil Balik Asal | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Istimewa

Covid-19 di Victoria, Laksana Wal Hasil Balik Asal

Ceknricek.com -- Sedianya 22 Juni 2020, bertepatan dengan 1 Zulqa’idah 1441, akan merupakan “hari pembebasan” bagi rakyat Negara Bagian Victoria, Australia. Tetapi apa hendak dikata, karena sesungguhnyalah “manusia merencana Tuhan melaksana”. Dan COVID-19 mampu membuat manusia terpana.

Bagaimana tidak, sampai hari Jum’at lalu segala sesuatu sudah berlangsung sesuai rencana: mulai Senin 22 Juni pembatasan –pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintah daerah Victoria akan diperlonggar. Masyarakat yang sebelumnya laksana terkungkung gegara penguncian yang disebabkan oleh virus yang dikenal dengan julukan COVID-19  bakal mulai mendapat kelegaan. Pembatasan tahap ketiga akan diperingan menjadi tahap kedua.

Sabtu siang, ketika berada di kota kedua terbesar setelah ibukota Melbourne, yaitu Geelong, sekitar 70 kilometer dari ibukota Victoria itu, seorang sahabat ketika melayangkan pandangan ke telepon genggamnya, setengah memekik mengatakan dalam bahasa Inggris “Oh, no!”

“Ada apa, Neng?” tanya suaminya.

“Pembatasan tahapan ketiga akan dipertahankan dan kembali diperketat,” kata si  Neng yang sebelumnya begitu gembira, apalagi sesudah siang itu kami menyantap nasi bakar di restoran Indonesia yang terkenal di kota Geelong. 

Rupanya ada “breaking news” dari pemerintah daerah, setelah selama enam hari berturut-turut jumlah kasus COVID-19 yang positif terus berada pada jumlah belasan dan bahkan pernah puluhan.

Pada hal keputusan pemda sebelumnya untuk memperlonggar pembatasan bukan saja mengingat keadaan yang sudah mulai membaik, melainkan juga ingin disesuaikan dengan bermulanya libur sekolah di negara bagian Victoria.

Baca juga: Di Australia Pemda Terus Membangkang Pemerintah Pusat

Menteri Kesehatan Pemerintah Daerah Victoria, Jenny Mikakos (keturunan Yunani) memperpanjang “keadaan darurat” sampai 19 Juli, bersamaan pada hari diumumkannya bahwa 19 kasus positif baru COVID-19 terungkap lagi pada hari Ahad. 

Pemerintah Federal/Pusat langsung menjanjikan segala bantuan yang diperlukan, sementara kepolisian negara bagian mengumumkan peningkatan patroli dan penerapan pengawasan yang lebih ketat. Selama ini saja, yaitu sejak berlakunya pembatasan tahap tiga, polisi negara bagian telah “berhasil” meraup denda sebesar sekitar 10 juta dollar dari mereka yang melanggar ketentuan pemasangan jarak, pembatasan jumlah berkumpul, penerimaan tamu dan lain-lain pelanggaran. 

Dan negara-negara bagian lain yang sejak akhir-akhir ini meraih berbagai perbaikan di bidang penanganan COVID-19 langsung pasang kuda-kuda dalam menghadapi pendatang dari Melbourne. Negara bagian Queensland, misalnya, menyatakan bahwa ke-31 kotapraja di Metropolitan Melbourne sebagai “zona merah COVID-19” yang berarti setiap yang datang dari Melbourne ke Negara Bagian itu diwajibkan melakukan karantina diri selama 14 hari. 

Dan sebagaimana yang selama ini dikampanyekan oleh pemda Victoria “Kalau anda dapat bekerja dari rumah maka anda HARUS bekerja dari rumah” kembali dicanangkan. Menurut pemda meminimalisir jumlah penumpang dalam angkutan umum dan dalam ruang-ruang publik merupakan bagian dari langkah pencegahan demi menekan alias melandaikan kurva kasus positif, khusus yang ditularkan melalui pergaulan atau kebersamaan atau pun berada di tengah-tengah kerumunan di tempat-tempat umum. 

Menurut Menteri Kesehatan Pemda Victoria Jenny Mikakos, pemerintah sangat prihatin berkenaan dengan sanak saudara yang berhimpun dalam acara-acara kekeluargaan karena ternyata ini juga ikut menyumbang pada lonjakan jumlah kasus positif belakangan ini, setelah sebelumnya keadaan boleh dikatakan sudah mulai “kondusif”.

Polisi akan “membanjiri” tempat-tempat liburan, sebagaimana yang pernah dilakukan ketika liburan panjang Paskah yang lalu, demi memastikan mereka yang liburan mematuhi ketentuan, yang antara lain membatasi penerimaan tamu tidak boleh lebih dari lima orang, kalau di dalam rumah, atau sepuluh orang kalau di luar rumah – padahal sebelumnya untuk berkerumun di luar rumah diperbolehkan sampai dua puluh orang. 

Kalangan-kalangan yang berwenang dan berpengaruh dalam masyarakat, seperti polisi, para pemimpin masyarakat dan agama serta pejabat-pejabat kotapraja, khusus di zona-zona merah, akan mendatangi rumah penduduk untuk menjelaskan pembatasan baru ini dan alasan kenapa penting harus mematuhinya.

Baca juga: Demi Perut Sejengkal, Antrian Ditengah Gerimis Awal Musim Dingin

Pimpinan Badan Kesehatan Umum Pemda Victoria mengakui bahwa bukan saja masyarakat di Victoria dan rakyat Australia, melainkan secara global pun umat manusia sudah “lelah” karena harus mengurung diri atau membatasi kegiatan sehari-hari.

“Kita,” katanya,”Ingin menjenguk sanak keluarga dan handai taulan; kita ingin 'jeda' dari semua pembatasan dan ingin kembali ke kehidupan normal,” begitu diakuinya.

Segala ini, katanya lagi, pembatasan ini memang tidak sesuai dengan naluri kemanusiaan.

Sekian ribu tahun yang lampau filosof Yunani Aristotle menyimpulkan bahwa “Manusia adalah makhluk sosial; individu yang asosial secara alamiah (artinya barangkali lebih suka menyendiri) dan bukan secara kebetulan tidak akan kita hiraukan atau mungkin lebih tinggi dari manusia.” (Dalam “falsafah” Islami ini dijabarkan dalam QS 49:13).

Pejabat kesehatan Pemda Victoria masih belum yakin bahwa perlu adanya kewajiban mengenakan masker di tempat umum. Alasannya? “Masker dapat kiranya memberi harapan palsu tidak akan terjangkiti, kepada pemakainya,” begitu dikemukakan.

Lebih penting, begitu dijelaskannya, agar menjaga jarak, jangan cipki-cipka ketika bertemu. Diakuinya memang ini payah disadari apalagi kalau sudah lama tidak bertemu dengan seseorang, namun ini penting diingat dan ini lebih penting dari mengenakan masker.

Alhasil mengingat bahwa ketentuan baru ini mulai diberlakukan kembali sejak jam 23:59 waktu setempat pada hari Minggu kemarin, maka tidak mengherankan kalau banyak yang kemudian makan malam bersama dalam jumlah yang masih dibolehkan menjelang waktu mulai berlakunya ketentuan terbaru ini. Maksudnya memanfaatkan kesempatan sebelum kesempitan kembali mengatur hidup. Allahu a’lam.

BACA JUGA: Cek INTERNASIONAL, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.



Berita Terkait