Ceknricek.com--Prof R. William Liddle, mahaguru ilmu politik dari Ohio University menyatakan, apa yang terjadi pada Indonesia saat ini adalah seperti yang digambarkan Thomas Power dan Eve Warburton dalam buku Democracy in Indonesia: From Stagnation to Regression?.
Dalam tulisannya di KOMPAS hari ini (Jumat, 26 Januari 2024), Pak Bill --sapaan akrabnya-- menyatakan setelah mengalami stagnasi dua periode pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, demokrasi di Indonesia mengalami kemunduran di era pemerintahan Presiden Jokowi.
Bahkan di era ini sendi-sendi demokrasi telah dirusak secara sistematis.
Dan tindakan yang paling berbahaya bagi demokrasi di Indonesia terjadi pada 16 Oktober 2023, ketika putusan Mahkamah Konstitusi yang diketuai Anwar Usman mengabulkan gugatan yang mensahkan Gibran sebagai calon wakil presiden.
Selain analisa Pak Bill di atas, banyak ulasan dari para pakar mengenai demokrasi di Indonesia saat ini. Tentu dengan argumen yang bisa saling berbeda.
Tidak ada kaitannya, tapi saya teringat kritik sejarawan Harry J. Benda atas karya Herbert Feith tentang kegagalan eksperimen demokrasi liberal di Indonesia periode 1950an (Herbert Feith, The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia, 1962).
Beda dengan Feith yang percaya prosek demokrasi, Benda sebaliknya menegaskan demokrasi modern tak cocok dicangkokkan di Indonesia, yang mewarisi tradisi patrimonial otoritarian.
Dalam tradisi kekuasaan patrimonial, feodalisme dan praktik otoritarian serta politik dinasti adalah soal biasa.......
#Manuel Kaisiepo, wartawan dan politisi. Mantan Menteri Negara Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia pada Kabinet Persatuan Nasional dan Kabinet Gotong Royong.
Editor: Ariful Hakim