Jokowi Minta Para Duta Besar Fokus Diplomasi Ekonomi | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Detik

Jokowi Minta Para Duta Besar Fokus Diplomasi Ekonomi

Ceknricek.com -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para duta besar untuk melakukan diplomasi ekonomi karena hal itu diperlukan Indonesia saat ini. Menurutnya, dubes mengemban amanah konstitusi sebagai duta perdamaian, namun ia ingin mereka fokus berdiplomasi ekonomi.

“Kita ingin, kita semua fokus pada diplomasi ekonomi, 70-80 persen apa yang kita miliki itu fokusnya di situ di diplomasi ekonomi, karena itulah yang saat ini yang sedang diperlukan negara kita,” ujar Jokowi saat Peresmian Pembukaan Rapat Kerja Kepala Perwakilan Republik Indonesia dengan Kementerian Luar Negeri di Istana Negara Jakarta, Kamis (9/1). 

Dia menegaskan bahwa penting bagi para dubes untuk memegang peran sebagai duta investasi. Untuk itu, mereka harus mengetahui celah investasi di bidang apa saja sehingga ke depan bisa menjadi prioritas untuk diproduksi.

“Yang pertama bidang-bidang yang berkaitan dengan barang-barang atau produk-produk substitusi impor,” kata presiden.

Sebagai contoh, produk petrokimia di Tanah Air sebanyak 85 persen menurutnya masih impor, sehingga jika ingin meningkatkan investasi maka disarankan mencari produk yang berkaitan dengan substitusi impor.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tegaskan Natuna Masuk Teritorial NKRI

Selain itu, yang berkaitan dengan energi karena Indonesia juga masih banyak mengimpor minyak dan gas (migas). Batubara misalnya, bisa diubah menjadi substitusi LPG di mana LPG di Indonesia sebagian besar bahkan semuanya masih impor.

Presiden juga menekankan pentingnya untuk menemukan investor yang berkaitan dengan upaya pengolahan bahan mentah, karena Indonesia kaya dengan bahan mentah sebelum diekspor.

Ia mencontohkan kembali soal mengubah minyak kelapa sawit menjadi avtur karena Indonesia juga masih impor avtur. Di sisi lain juga dengan bidang yang berkaitan dalam soal pengembangan B20, B30 dan B50 bahkan B100.

Hal itu, menurut presiden, penting sebagai upaya agar Indonesia tidak lagi sekadar menjadi negara pengekspor bahan mentah tetapi minimal produk setengah jadi. 

Presiden juga menekankan pentingnya inovasi dan penetapan key performance indicator (KPI) bagi para dubes dan perwakilan RI di luar negeri sebagai penilaian kinerja mereka, terutama dalam mendatangkan investasi. “Kalau kita bisa produksi yang B50 posisi tawar kita bisa naik,” katanya.

BACA JUGA: Cek OLAHRAGA, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.


Editor: Farid R Iskandar


Berita Terkait