Jubir Satgas COVID-19 Sebut Jaga Jarak Efektif Turunkan Risiko Penularan | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Istimewa

Jubir Satgas COVID-19 Sebut Jaga Jarak Efektif Turunkan Risiko Penularan

Ceknricek.com -- Jaga jarak, cuci tangan dan pakai masker menjadi senjata efektif dalam memutus penularan COVID-19. Dalam keterangannya kepada awak media, Juru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito mengungkapkan bahwa pelaksanaan 3M lebih efektif jika dijalankan secara kolektif oleh semua elemen masyarakat.

“Jadi tidak bisa sendiri. Maka dari itu, dibutuhkan kerja sama dari seluruh masyarakat dengan saling mengingatkan untuk mematuhi protokol kesehatan,” terang Wiku dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (1/10/20).

Lebih lanjut Wiku Adisasmito menyatakan berdasarkan hasil penelitian beberapa jurnal internasional bahwa mencuci tangan dengan sabun dapat menurunkan risiko penularan sebanyak 35 persen dan memakai masker kain dapat menurunkan risiko penularan sebanyak 45 persen. 

“Jadi ini adalah angka yang cukup besar untuk menurunkan angka penularan.

Sedangkan memakai masker bedah, dapat menurunkan risiko penularan sebanyak 70 persen. Yang paling utama menjaga jarak minimal 1 meter dapat menurunkan risiko penularan sampai dengan 85 persen,” paparnya.

Dengan prosentase tersebut, Wiku seperti dilansir Antara melanjutkan bahwa jaga jarak dapat menekan penularan sehingga perlunya konsistensi untuk menjalankannya sehingga bisa melawan penularan Covid-19.

Jubir Satgas COVID-19 yang juga akademisi ini menegaskan jika dilakukan secara konsisten maka akan membuahkan hasil. Apabila seluruh masyarakat selalu ingat dan menjalankan 3M maka dengan sendirinya terjadi perubahan perilaku dalam mengamalkan protokol kesehatan. 

“Asalkan kita betul-betul konsisten dan secara kolektif melakukan perubahan perilaku, menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin dan seluruhnya dilakukan dengan sungguh-sungguh,” katanya.

Indonesia sendiri memiliki 2 opsi dalam mengembangkan vaksin Covid-19. Opsi pertama mengembangkan vaksin Merah Putih yang dikembangkan Kementerian Riset dan Teknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional serta Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.

Opsi kedua adalah mengembangkan kerjasama internasional. Kerjasama yang pertama yang sudah dalam pendampingan BPOM yakni PT Sinovac dengan PT Biofarma. Lalu kerjasama kedua Sinopharm dengan Kimia Farma bersama Grup 42 dari Uni Emirat Arab dan kerjasama ketiga ialah Genexine dengan PT Kalbe Farma.

Pada perkembangan uji klinis vaksin kerjasama Sinovac dengan Biofarma, sudah dimulai pada 11 Agustus 2020 oleh tim peneliti dari kedokteran Universitas Padjajaran dan subjek uji klinis sebanyak 1.620 orang.

Pada kerjasama vaksin Sinopharm - G42 dengan Uni Emirat Arab, saat ini sudah ada kesepakatan. Uni Emirat Arab berkomitmen menyediakan 10 juta vaksin untuk Indonesia. Pada akhir tahun 2020 diharapkan tercapai. Setelah uji klinis fase 3 vaksin Sinopharm, dimungkinkan industri farmasi Indonesia menjadi bagian dari transfer teknologi produksi vaksin tersebut. 

Demi mencegah penyebaran Covid-19, masyarakat diimbau untuk menghindari keluar rumah jika tidak diperlukan, selalu memakai masker, menjaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan. Protokol kesehatan dapat dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan sabun serta air mengalir, minum multivitamin tambahan dan istirahat yang cukup.

Baca juga: Satgas Ingin Masyarakat Tak Parno dengan Penelusuran Kontak

Baca juga: Alasan Satgas Covid-19 Terkait Pemakaian Masker Scuba yang Kurang Efektif



Berita Terkait