Ceknricek.com -- Kendati tidak semua beroperasi, kini Indonesia memiliki lima buah kapal selam. Tiga terbaru adalah KRI Ardadedali 404, KRI Nagapasa 403 kelas Chang Bogo, dan kapal selam Alugoro. Kapal selam terakhir diproduksi di galangan kapal PT PAL Indonesia (Persero) di Surabaya, Jawa Timur. Menurut rencana, kapal ketiga ini baru akan diserahkan oleh PAL kepada ke Kementerian Pertahanan pada Desember 2020.
Sebelumnya, Indonesia sudah memiliki KRI Alugoro 405 yang masih proses pengujian, juga ada kapal selam KRI Cakra-401 yang sedang proses perawatan alias tak beroperasi.
Kapal selam yang dimiliki Indonesia ini terbilang minim. Indonesia butuh sedikitnya 12 kapal selam untuk menjaga wilayahnya. Lalu, bagaimana dengan kondisi kepemilikan kapal selam negara tetangga?
Singapura
Sumber: Istimewa
Kita mulai dari Singapura. Negeri mini, tetangga Indonesia, ini memiliki luas perairan hanya 10.00 km2. Hanya saja, Singapura punya kapal selam yang mumpuni. Negeri Singa memiliki kapal selam jenis kelas Challenger dan kelas Archer. Kelas Challenger merupakan refit eks-kelas Sjoormen Swedia. Sedangkan kelas Archer aslinya adalah dari kelas Vastergotland, dan akan di-refit menjadi kelas standar Sodermanland dari Swedia.
Baca juga: Kapal Selam: Berharap dari Korea?
Selain itu Singapura juga berencana membeli beberapa kapal selam Vastergotland Class buatan Swedia yang lebih modern, dilengkapi dengan flank array sonar dan AlP (Air Independent Propulsion).
Pada tahun 2014, untuk menambah kekuatan armada kapal selamnya Singapura telah memulai program pengadaan dua kapal selam baru dengan galangan kapal Jerman TKMS (Thyssenkrupp Marine Systems). Kapal selam yang dibangun adalah type 218SG yang berbasis type 214. Kedua kapal selam tersebut direncanakan akan diterima oleh Singaporean Navy pada tahun 2021 dan 2022.
Selain itu, AL Singapura juga memiliki kapal permukaan dan pesawat udara Anti Kapal Selam yang memperkuat jajaran Armadanya seperti Frigate Lafayette Class, APV Persistence Class dan pesawat Patmar Fokker 50 yang mampu membawa sonobuoy dan torpedo.
Malaysia
Sumber: Istimewa
Bagaimana dengan Malaysia? Negeri jiran ini telah memiliki sebuah kapal selam latih Agosta 70 Class dan 2 (dua) kapal selam Scorpene Class dari DCNS Perancis. Scorpene memiliki keunggulan teknologi yang sudah mutakhir, didukung dengan persenjataan yang memadai seperti rudal SM-38 Exocet (enam peluncur rudal), tabung torpedo untuk meluncurkan torpedo jenis "Black Shark" (Advanced Heavyweight Torpedo) jenis SUV Surface and Undenflrater Torpedo. Persenjataan dikendalikan dengan Advanced Combat System (ACS).
ACS memungkinkan kendali persenjataan bekerja bersama dengan rangkaian perangkat sensor secara simultan. Hal ini berpengaruh terhadap penanganan persenjataan lebih cepat, senyap dan fleksibel. Dengan sistem ini setiap tabung dapat meluncurkan rudal dengan aman dan senyap di kedalaman laut.
Selain itu AL Malaysia juga memiliki kapal permukaan, heli maupun pesawat udara antikapal selam yang memperkuat jajaran armadanya seperti Frigate Lekiu Class yang dilengkapi heli AKS Super Lynx dan Corvette Kedah Class.
Vietnam dan Thailand
Sumber: Istimewa
Negeri ASEAN lainnya, yakni Vietnam juga telah mengakuisisi enam kapal selam kelas Kilo 636 dari Rusia. Kini Vietnam menduduki peringkat kedua militer terkuat negara-negara ASEAN. Selain kapal selam kelas Kilo tersebut Angkatan Laut Vietnam juga mengoperasikan beberapa kekuatan AKS berupa fregat kelas Gepard, kelas Molniya, kelas Petya dan Korvet kelas Tarantul.
Baca Juga: PT PAL Indonesia Akan Bangun Tiga Kapal Selam Senilai US$1,2 Miliar
Sedangkan Angkatan Laut Thailand (RTN) Thailand, sejauh ini juga terus berkembang dengan pengadaan alutsista untuk mendukung operasi dan kebutuhannya. Selain kapal induk kelas Chakri Naruebet, Thailand sedang memesan satu kapal selam type S26T yang merupakan varian export dari 039A Yuan class.
Australia
Sumber: Istimewa
Selanjutnya Australia. Negeri ini memiliki enam unit kapal selam kelas Collins type 471 yang khusus dirancang oleh galangan Swedia Kockums untuk Angkatan Laut Australia. Empat unit di antaranya sudah di-upgrade dan selesai pada Maret 2003, antara lain dengan penyempurnaan pada combat system. Collin class memiliki kapasitas persenjataan hingga 22 rudal jenis Harpoon dan torpedo 533 mm.
Kapal selam ini memiliki kecepatan 20 kts (menyelam) dan mampu menyelam sampai kedalaman 300 meter. Dalam program jangka panjang hingga tahun 2050, Australia telah menandatangani kontrak pembangunan 12 kapal selam baru yang akan dibangun oleh perusahaan Perancis Naval Group di Australia. Kapal selam baru tersebut diproyeksikan untuk menggantikan kapal selam kelas Collins yang sudah akan memasuki masa pensiun.
Baca juga: Menhan Prabowo Ajak Bangun Pertahanan Semesta
Kapal selam tipe shortfin barracuda Australia merupakan desain kapal selam yang berbasis kapal selam nuklir Perancis Barracuda. Selain itu, Australia juga memiliki kapal permukaan, heli maupun pesawat udara antikapal selam yang memperkuat jajaran armadanya seperti: Frigate Anzac Class yang dilengkapi heli AKS Kaman Seasprite dan pesawat Patmar P-3C Orion yang mampu membawa sonobuoy dan torpedo MU90 Eurotorp.
Melihat fakta tersebut, dengan semakin meningkatnya kekuatan serta kemampuan kapal selam negara di kawasan regional, maka perlu adanya perimbangan kekuatan (balance of power) untuk mewujudkan stabilitas keamanan dan pertahanan kawasan.
Kekuatan AL negara tetangga semakin maju dengan datangnya berbagai peralatan dan senjata yang lebih modern. Pengadaan kapal selam untuk TNI AL harus mampu menjawab fenomena tersebut serta memberikan efek detterence, minimal seimbang dengan kekuatan negara-negara di kawasan.
BACA JUGA: Cek OLAHRAGA, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.