Kazakhstan, Filsuf Al Farabi | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak

Kazakhstan, Filsuf Al Farabi

*Catatan Perjalanan Asro Kamal Rokan

Ceknricek.com - ASTANA adalah kota yang direncanakan. Ibu kota negara Kazakhstan ini dirancang khusus arsitek terkemuka dunia, sebelum kota ini dihuni. Dalam masa sepuluh tahun, padang stepa yang luas berubah menjadi kota berdesain futuristik. Gedung-gedung pencakar langit seperti bangunan dalam film fiksi ilmiah.

Saya berdiri di tangga Istana Presiden Kazahstan, September 2013. Dari sini, kota terbentang menuju Menara Bayterek, yang diapit gedung-gedung kembar, seakan pintu gerbang raksasa.

Menara Bayterek dirancang arsitek terkemuka Inggris, Sir Norman Foster. Menara ini seperti pohon. Konon, diambil dari lagenda rakyat Kazahstans tentang pohon kehidupan dan burung sihir kebahagiaan. Di bagian atas menara, ada semacam sarang burung sihir, yang bernama Samruk. Burung Samruk tersebut sedang mengerami telur emas.

Selain Menara Bayterek dan mitos burung bertelur emas, ada juga The Palace of Peace and Reconciliation. Gedung berbentuk piramid setinggi 62 meter ini, simbol dari rekonsiliasi dari keragaman agama dan kultur Kazakhstan. Gedung ini didirikan pada 2006 untuk pertemuan Congress of Leaders of World and Traditional Religions.

Ada banyak sekali bangunan dengan arsitektur paduan modern-klasik di Astana, termasuk Khan Shatyr, mall yang benbentuk kemah. Ini mengingatkan kebiasaan masyarakat Khazahstan kuno, yang nomaden.

Astana mulai ditempati sebagai ibu kota negara sejak 1998, sebelumnya ibu kota Kazahstan adalah Almaty. Jumlah penduduk kota Astana (dalam bahasa Kazakh berarti Ibu Kota) sekitar 700 ribu jiwa. Kazakhstan, salah satu negara yang berhasil memindahkan ibu kota negara.

Jalan-jalan yang lebar, disiplin pengemudi mobil, jumlah kenderaan yang tidak terlalu banyak, membuat kota ini sangat teratur. Bagi warga Jakarta yang terbiasa berjam-jam terjebak kemacetan, situasi kota ini terasa "tidak normal dan membosankan."

Mayoritas Muslim

KAZAKHSTAN salah satu negara antarbenua. Sebagian di Asia Tengah, sebagian lain di Eropa. Negara ini pecahan Uni Soviet, terbesar kedua setelah Rusia, terbesar kesembilan dunia. Sebelah utara dan barat, Kazakstan berbatasan dengan Rusia. Di sebelah timur, berbatasan dengan RRT, sedangkan di selatan berbatasan dengan Usbekistan, Turkmenistan, Kirgistan, dan Laut Kaspia. Islam masuk ke negara ini dibawa para sufi Arab pada abad ke-8. Kazakh merupakan etnis terbesar negara ini, keturunan Turki dan Mongol.

Mayoritas penduduknya Muslim (70,2%). Kristen sebanyak 26,6 %, selebihnya Buddhis, Yahudi, dan atheis. Kebebasan beragama dimulai sejak negara ini lepas dari negara komunis Uni Soviet, 1991. Sebelumnya masjid-masjid ditutup. Kini pembangunan masjid semakin berkembang. Atas bantuan keuangan dari Arab Saudi, Turki, dan Mesir, ratusan masjid baru dan madrasah dibangun. Sekitar 230 organisasi Islam berdiri.

Jauh sebelum dikuasai komunis Soviet, Islam dan peradabannya berkembang pesat. Di sinilah, Al Farabi (Abū Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Fārābi' ) — ahli filsafat Islam terkemuka yang dhormati hingga kini — dilahirkan pada 870. Farabi, disebut sebagai "orang kedua setelah Aristoteles". Julukan ini karena Farabi dinilai sangat memahami pemikiran filsuf Yunani, Aristoteles.

Alpharabius — demikian dunia Barat menyebut namanya — merupakan filsuf Islam pertama yang menyelaraskan filsafat politik Yunani klasik dengan Islam. Dia menulis berbagai buku yang menjadi rujukan hingga kini, antara lain, tentang logika, Ilmu-ilmu matematika, Ilmu alam, filosofi, pengobatan, ilmu politik dan kenegaraan, serta musik.

Farabi menyebutkan, warga negara unsur paling pokok dalam suatu negara, yang diikuti dengan segala prinsip-prinsipnya, dasar, titik awal, ideologi, dan konsep dasar negara. Warga negara pula menentukan corak, sifat, dan jenis negara. Soal musik, karya Farabi yang terkenal, Kitab al-Musiqa. Farabi wafat di Damaskus, Suriah, dalam usia 80 tahun. Kazakhstan menghormati Farabi dengan mencantumkan fotonya dalam uang kertas.

Berpakaian rapi sejak kecil, Al-Farabi lahir dari seorang ibu Turki dan ayah opsir tentara Turki keturunan Persia. Sejak muda memiliki kecerdasan istimewa dan bakat besar menguasai hampir setiap subyek. Al-Farabi belajar Al-Quran, tata bahasa, kesusasteraan, ilmu-ilmu agama, termasuk figh, tafsir, ilmu hadist, dan aritmetika.

Tinggal di Kazahtan sampai usia 50 tahun, Farabi kemudian ke Baghdad menuntut ilmu selama sekiar 20 tahun. Dia adalah filsuf Islam pertama yang berupaya menghadapkan, mempertalikan, dan sejauh mungkin menyelaraskan filsafat politik Yunani klasik dengan Islam serta berupaya membuatnya bisa dimengerti di dalam konteks agama-agama wahyu.

Di bidang musik, Farabi penemu not musik. Ia menulis kitab al-Musiq al-Kabir (Buku Besar tentang Musik). Bagi Farabi, musik dapat menciptakan perasaan tenang dan nyaman. Musik juga mampu mempengaruhi moral, mengendalikan emosi, mengembangkan spiritualitas, dan menyembuhkan penyakit seperti gangguan psikosomatik. Karena itu musik bisa menjadi alat terapi.

Mengenai kepemimpinan, Farabi menyebutkan seorang pemimpin negara merupakan bagian yang paling penting dan paling sempurna di dalam suatu negara. Menurut Al Farabi, pemimpin adalah seorang yang disebutnya sebagai filsuf yang berkarakter Nabi yakni orang yang mempunyai kemampuan fisik dan jiwa (rasionalitas dan spritualitas). Jika seorang pemimpin tidak memiliki kualitas seorang filsuf — berkarakter Nabi, memiliki kualitas rasionalitas dan spritualitas — maka negara tersebut bagaikan “kerajaan tanpa seorang Raja” dan negara di ambang kehancuran.



Berita Terkait