Kisah Hidup Wolfgang Amadeus Mozart, Komposer Klasik Dunia | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Ilustrasi: Alfiardy/Ceknricek.com

Kisah Hidup Wolfgang Amadeus Mozart, Komposer Klasik Dunia

Ceknricek.com -- Wolfgang Amadeus Mozart di tahun-tahun akhir kehidupannya sempat menjalani beberapa tur mengelilingi Eropa. Meski demikian, kondisi kesehatannya mulai memburuk, selain karena terlalu lelah bekerja keras, juga dikarenakan terserang beberapa penyakit.

Setelah memimpin opera La Clemenza di Tito, Praha, pada 6 September 1791, Mozart jatuh pingsan dan penyakitnya mulai memburuk. Ia menderita pembengkakan ginjal, nyeri, dan muntah, dan terpaksa dirawat oleh istrinya, Constanze.

Sumber: Istimewa

Di tengah-tengah penyakit yang menyerangnya ini, Mozart pun masih mendiktekan beberapa requiemnya di atas ranjang kepada sang murid, Sussmayr, dikarenakan ia sudah menerima pesanan karya tersebut dari seorang bangsawan bernama Franz von Walsegg.

Sumber: Istimewa

Baca Juga: Beethoven, Menggubah Simponi Dalam Sunyi

Namun karya itu sepertinya tidak akan pernah selesai, sebab hari ini 228 tahun yang lalu, tepatnya pada 5 Desember 1791, Wolfgang Amadeus Mozart keburu meninggal dunia dalam usia yang masih muda, yakni 35 tahun. Komposer klasik dunia itu meninggalkan setidaknya 600-an karya dalam hidupnya yang pendek.

Kiprah ’Wolfie’ Mozart

Mozart lahir dengan nama asli Johannes Chrysostomus Wolfgangus Gottlieb Mozart pada 27 Januari 1756, di Salzburg, Wina, Austria dari pasangan Johann Georg Leopold Mozart, seorang guru musik dan komponis kenamaan, dengan Anna Maria, seorang pejabat tinggi tingkat kabupaten di Austria.

Sumber: Istimewa

Sejak usia tiga tahun Mozart sudah dijejali oleh ayahnya dengan musik bersama Nannerl, kakak perempuannya, untuk bermain piano. Sewaktu berumur empat tahun, Mozart sudah mampu memainkan harpsichord dan melakukan improvisasi pada karya-karya musik pendahulunya.

Tahun 1761, ketika berumur lima tahun, Mozart sudah mampu menulis komposisinya yang pertama, yakni Minuet in G, dan Violin Sonata. “Mozart sangat beruntung memiliki ayah yang merupakan musisi berpengalaman. Leopold sangat mengenali potensi anaknya. Dia pun mendedikasikan hidupnya untuk mendukung bakat sang anak,” tulis Mozart.com.

Sumber: Istimewa

Meski demikian, Leopold sepertinya terlalu ambisius dalam menempa anak kesayangannya tersebut. Ia merasa tidak puas dengan kecakapan Mozart dalam menggubah musik. Leopold ingin seluruh Eropa mengetahui bakat sang anak, yang kelak karena perlakuannya ini cukup mempengaruhi kepribadian Mozart.

Tahun 1762, Leopold mengambil cuti panjang dari jabatannya untuk mempromosikan bakat anaknya kepada raja-raja di Wina, dengan memboyong kedua anaknya untuk tampil dari istana ke istana. Mozart dan saudarinya sempat bermain di depan Raja Bayern, di Muncen, dan Ratu Maria Theresia di Prancis.

Baca Juga: Mengenang Goethe: Sastrawan Terbesar Jerman

Sumber: Istimewa

Setelah tur yang cukup melelahkan bagi si kecil Wolfie, panggilan masa kanak-kanak Mozart, namanya pun semakin dikenal luas di Eropa ketika ia berhasil menggubah opera Mitridati, rè di Ponto (1770) dan Lucia Silla (1772) dan keberhasilan tur mereka di Milan, Italia, sekaligus dimanfaatkan untuk belajar pada komposer terkenal pada masa itu, Padre Martini.

Mozart kembali dari Italia pada 1773, dan dipekerjakan sebagai pemusik kerajaan di Salzburg oleh Prince-Archbishop Hieronymus Colloredo. Ia mengundurkan diri empat tahun kemudian setelah memberanikan diri untuk mencari pekerjaan dengan pergi ke Augsburg, Mannheim, Paris, dan Munich dan menciptakan karya selama perjalanannya ke sana.

Setelah kariernya melesat, Mozart menikah dengan Constanze pada 4 Agustus 1782, di Katedral St. Stephen dan dikaruniai enam orang anak. Ia pun semakin rajin membuat karya setelah mendengarkan beberapa komponis pendahulunya yang terkenal dan  memberinya inspirasi, seperti Johann Sebastian Bach dan George Frideric Handel.

Sumber: Istimewa

Akhir Hayat Sang Komposer 

Tahun demi tahun kemudian Mozart jalani dengan kesuksesan tur kelilingnya mengunjungi Eropa di mana puncak kariernya berada pada kisaran tahun 1784 sampai 1786. Dalam periode itu, Mozart banyak mengubah komposisi musik dan membuat karya-karya yang sangat penting.

Sayangnya, gaya hidup yang cukup boros dan kecintaan Mozart terhadap barang-barang mahal membuat dirinya perlahan menuju jurang kebangkrutan. Ia mulai terlilit hutang dan kebiasaannya minum-minum setiap malam di bar membuat dirinya menjadi kepayahan dalam membuat karya.

Baca Juga: Marie Antoinette, Akhir Tragis Sang Ratu Hura-hura

Kondisi keuangan dan ekonomi menjadi sumber kecemasan Mozart untuk terus membuat karya-karya pesanan dari para bangsawan di Eropa. Dia pun seolah dikejar setoran untuk segera melunasi hutang-hutangnya dan tidak memperhatikan kondisi kesehatannya yang memburuk.

Sumber: Istimewa

Tanggal 5 Desember 1791, setelah menjalani perawatan selama beberapa bulan di rumahnya, Mozart kemudian meninggal pada jam 1 pagi dalam usia 35 tahun. Penyebab kematiannya, dari beberapa hipotesis yang paling banyak diterima disebabkan karena demam rematik akut. Jenazah komposer itu kemudian dimakamkan di St. Marx Cemetery, Austria.

Sumber: Istimewa

BACA JUGA: Cek SEJARAH, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.


Editor: Thomas Rizal


Berita Terkait