Ceknricek.com -- Kendaraan abu-abu milik militer Perancis itu bertolak dari penjara Saint-Lazare, Paris pada pagi hari, 15 Oktober 1917, menuju padang terbuka di kota yang terkenal dengan julukan la Ville des Lumières itu.
Di dalamnya, selain seorang biarawati dan pengacara, ada seorang perempuan Belanda berusia 41 tahun yang mengenakan jubah panjang dan topi pantai lebar.
Mereka tidak sedang bertamasya, melainkan menjemput maut di hadapan regu tembak. Perempuan Belanda bernama Mata Hari itu didakwa menjadi agen ganda Jerman dan Perancis. Ia ditembak mati oleh militer Perancis tepat hari ini 102 tahun yang lalu.
Margaretha Zelle Si Penari Erotis
Kisah tentang Mata Hari sebagai wanita mata-mata dalam Perang Dunia I sudah banyak diabadikan dalam berbagai novel dan film oleh pengarang dan sineas dunia. Kalimat pembuka dalam artikel di muka juga dicuplik dari novel karya Paulo Coelho The Spy yang terbit pada 2016.
Sumber: Biograpgyonline.net
Penulis kawakan Indonesia, Remy Sylado pun pernah menceritakan kiprah perempuan dengan kode rahasia H21 itu dalam novelnya yang berjudul Namaku Mata Hari (2010). Sementara itu, dalam dunia film, gambaran sinematik Mata Hari terwakilkan pada judul film yang sama dengan namanya besutan George Fitzmaurice dan diperankan oleh Gretta Garbo.
Siapakah Mata Hari yang mampu membuat dunia menulis dan menafsirkan biografi hidupnya tersebut hingga terentang pada setiap zaman?
Foto: Istimewa
Mata Hari lahir di Leuwarden, Belanda dengan nama Margaretha Zelle pada 7 Agustus 1876. Ia adalah anak sulung dari empat bersaudara. Ayahnya, Adam Zelle seorang pembuat topi yang cukup makmur di Negeri Kincir angin itu. Ayah dan ibunya, Antje van der Meulen, kemudian bercerai. Dua tahun setelah ibunya meninggal dunia, ayahnya menikah lagi di Amsterdam pada 9 Februari 1893.
Baca Juga: Mengenal Hannah Arendt, Teoritikus Politik Terkemuka dari Jerman
World Heritage Encyclopedia menjelaskan, pada saat Zelle berusia 18 tahun, ia mencoba peruntungan dengan pergi ke Hindia Belanda. Pemicunya adalah iklan di koran yang menyebutkan seorang tentara KNIL Belanda, Kapten Rudolf MacLeod, yang hendak bertugas di Hindia Belanda sedang mencari seorang istri.
Zelle kemudian menikah dengan kapten tersebut pada 11 Juli 1895. Dua tahun setelah pernikahan, mereka berangkat ke Hindia Belanda dengan menggunakan kapal SS Princes Amalia dan menetap di Malang, Jawa Timur. Di sanalah mereka dikaruniai dua anak. Yakni, Norman Macleod dan Louise Jeanne Macleod.
Sumber: Pinterest
Namun, tuah ayam bolehlah dilihat, tuah manusia siapa yang tahu? Pernikakan mereka tidak berjalan langgeng dan akhirnya berujung dengan perceraian. Pemicunya, MacLeod yang usianya 20 tahun lebih tua dari Zelle menjadi pemabuk berat serta sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga.
Alih-alih diam menerima nasib, Zelle menjalin hubungan dengan Perwira Belanda lain bernama Van Rhedes. Oleh perwira tersebut ia mulai dikenalkan dengan tari-tarian Jawa hingga bergabung dengan sanggar tari lokal di daerah setempat. Pada 1987, ia kemudian mendapat nama panggung Mata Hari yang berasal dari Bahasa Melayu.
Ke Paris dan Menjadi Spionase
Tahun 1903 Zelle memilih untuk pindah ke Paris dan memulai karier sebagai pemain sirkus denag nama Lady MacLeod. Sembari menyambung hidup ia juga berpose sebagai model artis. Ia kemudian menjadi terkenal karena tarian eksotisnya yang terinspirasi dari pelatih yang mengajarinya di Hindia Belanda.
Foto: Istimewa
Kiprah Zelle pun mulai moncer. Pada 1905, ia diundang oleh Emile Guimet, seorang pemilik museum seni oriental di Paris. Penampilan itu kemudian menjadi titik balik popularitas Zelle. Dari situlah ia juga memulai menggunakan nama panggungnya, Mata Hari.
Seiring berjalannya waktu, Mata Hari tidak hanya menjadi seorang penari. Ia juga menjadi perempuan yang diinginkan oleh banyak orang. Situasi inilah yang kemudian membawanya ke dunia prostitusi kelas atas. Pecah Perang Dunia I pun turut mengerek namanya. Ia mulai akrab dengan beberapa perwira, pejabat, dan diplomat-diplomat negara luar.
Sumber: Picture-alliance/CPA Media Co
Kedekatan Mata Hari dengan beberapa perwira juga membuat Mata Hari menjadi agen rahasia Perancis. The Guardian menuliskan, pada 1915 dia meminta izin untuk mengunjungi kekasihnya, Kapten Vladim Maslov, seorang Pilot Rusia yang bekerja untuk Perancis, di sebuah Rumah Sakit di Den Haag.
Baca Juga: Olga Ladyzhenskaya Matematikawan Rusia yang Dibenci Stalin
Pejabat berwenang Perancis pun mengizinkannya untuk melakukan lawatan tersebut. Mereka bahkan memberikan uang kepada Mata Hari dan memfasilitasi perjalanannya dengan imbalan memata-matai Jerman.
Dengan menggunakan identitas warga Belanda, Mata Hari mampu melintasi batas-batas negara dengan bebas karena Belanda pada saat PD I bersikap netral. Untuk menghindari perang langsung, dia melakukan perjalanan antara Perancis dan Belanda melalui Spanyol dan Inggris.
Tahun 1916, Mata Hari ditangkap pihak berwenang Perancis karena tuduhan melakukan spionase. Ia kemudian dijebloskan ke penjara Saint Lazare di Paris. Dia dituduh bertanggung jawab atas kematian ribuan tentara karena telah mengungkap rincian senjata dari pihak sekutu Perancis.
Foto: Istimewa
Versi lain menyebutkan, sebenarnya Jerman sudah mengetahui Mata Hari adalah mata-mata Perancis. Mereka lantas menjebaknya dengan mengirimkan telegram palsu dan melabelinya sebagai mata-mata Jerman.
Baca Juga: Florence Nightingale, "The Lady With The Lamp"
Perancis termakan jebakan tersebut dan percaya Mata Hari sebagai agen ganda Jerman. Hal ini pun berujung dengan dijebloskannya Mata Hari serta putusan hukuman mati oleh jaksa terhadapnya.
Foto: Istimewa
Selama bertahun-tahun Mata Hari diinterogasi oleh Jaksa Pierre Bouchardon, ia memberikan kecerobohan data tentang aktivitasnya selama menjadi mata-mata. Kepada Bouchardon, dia mengaku telah dibayar oleh seorang perwira Jerman untuk mengumpulkan data intelejen dari perjalanannya yang sering ke Paris.
Namun ia mengakui pembayaran tersebut sebagai jasa atas pelayanan seksual yang telah diberikan. “Saya memang seorang pelacur, saya akui itu. Tapi menjadi mata-mata (untuk Jerman) saya tidak pernah,” kata Mata Hari kepada jaksa.
Istilah "pembayaran untuk layanan seksual" itu lalu ditangkap oleh jaksa sebagai pembayaran jasa spionase. Ia kemudian dibawa ke daerah Chateau de Vincennes di pinggiran timur Kota Paris.
Mata Hari dituntun ke sebuah tiang di tanah lapang dengan satu tangan terikat. Sebanyak 12 serdadu mengarahkan senjata api mereka ke tubuhnya. Sesaat kemudian suara letupan senapan terdengar. Mata Hari jatuh terpuruk dengan lutut menghujam tanah.
BACA JUGA: Cek HEADLINE Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini