Ceknricek.com -- Tepat pada tanggal hari ini, 80 tahun lalu, 23 September 1939, Sigmund Freud, pakar psikoanalisis dalam bidang psikologi meninggal pada usia 83 tahun, di London.
Selama hidupnya, Freud tidak percaya pada keabadian manusia, namun karya dan teorinya tentang konsep kejiwaan manusia terus dikaji dan abadi sebagai pengetahuan.
Kiprah Sang Pemikir Besar
Sigmund Freud, lahir di kota kecil Freiberg, Moravia 6 Mei 1856. Ayahnya seorang pedagang wol dengan pemikiran yang maju dan selera humor yang baik. Ibunya, seorang wanita yang aktif. Ia merupakan istri kedua ayahnya dengan usia 20 tahun lebih muda darinya.
Pada saat Freud berusia 5 tahun, keluarganya pindah ke Wina, Austria. Freud menghabiskan sebagian besar hidupnya di sana. Sebagai anak cerdas dan selalu mendapat nilai tertinggi di kelasnya, dia melanjutkan pendidikan ke fakultas kedokteran di Universitas Wina tahun 1881.
Sumber: Thevintagenews
Baca Juga: Teori Sigmund Freud Dalam Realitas Karikatural: Imajinasi John De Rantau
Semasa kuliah, dia terlibat dalam berbagai penelitian di bawah arahan profesor fisiologis bernama Brucke. Freud adalah seorang yang sangat teliti dalam melakukan riset. Ia, misalnya, pernah mencoba menciptakan teknik khusus untuk merangsang sel otak.
Pada tahun 1885, setelah menempuh pendidikkan di Wina, Freud memenangkan beasiswa untuk melanjutkan studi di Paris. Di sana ia belajar di bawah pengawasan Jean Martin Charcot di Salpetriere. Setelah kembali ke Wina pada 1886, Freud membuka praktik sebagai dokter neuropsikiatri dengan bantuan Joseph Breuer.
Sumber: Psychologypedia
Sebagian besar hidup Freud memang diabadikan untuk memformulasikan dan mengembangkan tentang teori psikoanalisisnya. Yang menarik, kreativitasnya seringkali muncul di saat ia sedang mengalami problema emosional yang sangat berat.
Pada umur paruh pertama usia empat puluhan ia banyak mengalami bermacam psikomatik (cemas berlebihan), kengerian akan datangnya maut, dan fobia-fobia lain. Dengan mengeksplorasi makna mimpi-mimpinya sendiri ia mendapat pemahaman tentang dinamika perkembangan kepribadian seseorang.
Kepribadian Manusia Menurut Freud
Selain dikenal sebagai psikolog, Freud juga seorang penulis yang sangat produktif. Selama hidupnya ia telah menerbitkan lebih dari 320 buku, artikel dan esai. Dari sekian banyak karyanya, Freud menjelaskan “The Interpretation of Dreams/ Tafsir Mimpi” sebagai favorit bagi pribadinya serta memiliki kontribusi yang paling signifikan untuk memahami pemikiran manusia.
Buku tersebut berisi dasar-dasar teori dan ide yang membentuk psikoanalisis. Pada tahun 1902, Freud membuat diskusi mingguan di rumahnya di Wina. Pertemuan-pertemuan informal ini akhirnya tumbuh menjadi Vienna Psychoanalytic Society.
Sumber: Pictame
Baca Juga: Carl Gustav Jung Si "Introvert" yang Jadi Tokoh Psikoanalis
Dalam dunia pendidikan pada masa itu, Sigmund Freud belum seberapa populer dibandingkan sekarang. Menurut A. Supratika, nama Freud baru dikenal pertama kalinya dalam kalangan psikologi akademis pada tahun 1909, ketika ia diundang oleh G. Stanley Hall, seorang sarjana psikologi Amerika, untuk memberikan serangkaian kuliah di universitas Clark di Worcester, Massachusetts.
Pengaruh Freud di lingkungan psikologi baru terasa sekitar tahun 1930-an. Namun, Asosiasi Psikoanalisis Internasional sudah terbentuk tahun 1910, begitu juga dengan lembaga pendidikan psikoanalisis sudah didirikan di banyak negara.
Terlepas dari itu, Freud adalah tokoh legendaris di bidang psikologi. Gagasan Freud biasanya dibahas dan dianalisa sebagai karya sastra, filsafat, dan budaya umum. Diskusi panjang mengenai pemikirannya masih terus dilakukan oleh para akademisi di bidang psikologi dan kedokteran.
Sumber: Wikipedia
Beberapa istilahnya yang hingga sekarang digunakan antara lain "ego", "super ego", dan “oedipus complex”. Istilah "ego" merujuk pada sikap manusia yang ingin menonjolkan dirinya di tengah masyarakat. Sementara "oedipus complex” adalah sebuah sindrom dimana seorang anak lelaki memiliki kecintaan yang begitu kuat terhadap ibunya. Seringkali sang anak cemburu pada ayahnya sendiri.
Freud adalah seorang perokok cerutu berat sepanjang hidupnya. Hal itu menyebabkan dirinya mengidap kanker mulut. Pada tahun 1939, setelah operasi kanker yang ke sekian kalinya, Freud meminta dokter untuk membantu dia melakukan bunuh diri. Dokter pun memberikan tiga kali dosis morfin. Freud akhirnya meninggal pada 23 September 1939.
BACA JUGA: Cek SEJARAH, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.