Ceknricek.com -- Perusahaan bioteknologi Amerika Serikat Moderna Inc melaporkan pihaknya sukses mengembangkan vaksin COVID-19. Vaksin eksperimental yang sedang dalam uji coba tahap akhir itu diklaim efektif 94,5 persen untuk mencegah COVID-19.
Presiden Moderna Stephen Hoge dalam wawancara dengan media menyatakan vaksin yang dikembangkan pihaknya melebihi apa yang mereka harapkan.
“Kami akan memiliki vaksin yang dapat menghentikan COVID-19,” katanya.
Moderna kini menjadi perusahaan kedua Amerika Serikat yang berhasil mengembangkan vaksin COVID-19. Sebelumnya Pfizer mengumumkan telah mengembangkan vaksin dengan metode mRNA dengan tingkat efektivitas mencapai 90 persen.
Seperti dilansir Reuters yang dipantau di Jakarta, Selasa, (17/11/20) vaksin Moderna telah dilakukan uji coba terhadap 95 relawan yang menerima placebo. Dari jumlah tersebut, terjadi infeksi pada lima orang yang menerima vaksin dalam dua suntikan selama kurun waktu 28 hari.
Sumber: Ceknricek.com
Eleanor Riley, professor imunologi dan penyakit menular Universitas Edinburgh menyatakan hasil pengembangan vaksin mempercepat dunia untuk kembali ke situasi normal pada tahun 2021.
“Memiliki lebih dari satu sumber vaksin yang efektif akan meningkatkan pasokan global. Hal ini membantu kita semua untuk kembali ke situasi normal pada tahun 2021,” ujarnya.
Klik video untuk tahu lebih banyak - SOSIALISASI 3M DARI SURYOPRATOMO
Pihak Moderna berharap bisa memiliki data keamanan yang diperlukan untuk mendapatkan izin dari otoritas AS dan segera mengajukan emergency use authorization dalam beberapa pekan mendatang.
Diperkirakan tahun depan, Pemerintah Amerika Serikat sudah bisa menyediakan satu miliar dosis dari dua produsen vaksin yakni Moderna dan Pfizer. Jumlah tersebut lebih dari yang dibutuhkan yakni 330 juta penduduk di negara tersebut.
Dua vaksin COVID-19 itu sama-sama dikembangkan dengan teknologi mRNA sebuah alat yang ampuh untuk melawan pandemi COVID-19. Kehadiran vaksin dari Moderna seperti pelipur lara dikala dunia sedang mengalami lonjakan kasus positif COVID-19 dan Amerika Serikat sendiri sedang dalam posisi puncak pandemi dengan ledakan kasus baru mencapai 100 ribu per hari.
Baca juga: Sekjen WHO Ingatkan Warga Dunia Tidak Terbuai Euforia Vaksin COVID-19
Baca juga: Pakar Jelaskan Kenapa Proses Vaksin COVID-19 Bisa Lebih Cepat