PBNU di Vatikan: Perlu Aksi Nyata Atasi Konflik Agama | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Antaranews.com

PBNU di Vatikan: Perlu Aksi Nyata Atasi Konflik Agama

Ceknricek.com -- Forum Inisiatif Agama-agama Ibrahim (Abrahamic Faiths Initiative) yang digelar di Vatikan, Selasa (14/1)-Jumat (17/1), menyuarakan perlunya aksi nyata dalam mengatasi konflik agama. Pernyataan itu disampaikan Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Yahya Cholil Staquf, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis (16/1).

Gus Yahya --begitu KH Yahya Cholil Staquf akrab disapa-- hadir sebagai pembicara dalam pertemuan tersebut. "Sebenarnya, ini undangan kedua ke Vatikan sejak saya bertemu Paus bulan September tahun lalu. Oktober tahun lalu saya juga diundang ke Vatikan untuk mengikuti konvensi tentang euthanasia, tapi saya berhalangan hadir karena terikat tugas di Tanah Air," kata dia.

Gus Yahya menjadi salah satu dari enam tokoh wakil dunia Islam yang diundang untuk memberikan kontribusi pemikiran tentang gerakan bersama untuk perdamaian dunia. Menurut dia, diskusi mengerucutkan sikap dan langkah bersama dalam menghadapi kemelut kemanusiaan dewasa ini, yang sangat kental diwarnai oleh konflik antar kelompok agama.

Ia mengatakan, Duta Besar Keliling Amerika Serikat untuk Kebebasan Beragama Sam Brownback pada awal diskusi menyampaikan keprihatinan yang mendalam jika konflik agama dibiarkan sudah pasti ujungnya adalah saling bunuh di antara sesama manusia.

Sumber: Istimewa

"Ungkapan itu persis seperti analisis yang dipaparkan dalam 'Deklarasi Gerakan Pemuda Ansor tentang Islam untuk Kemanusiaan (Humanitarian Islam)' pada 2017," kata Gus Yahya. "Siapapun yang membuat deklarasi harus siap menindaklanjutinya dengan langkah-langkah strategis yang nyata".

Baca Juga: Skandal Investasi Real Estate Terkuak, Vatikan Tunjuk Pengelola Keuangan Baru

Gus Yahya memberi contoh kiprah Nahdlatul Ulama dalam mambangun strategi transformatif melalui aktivisme sosial, yaitu melakukan pelayanan bagi masyarakat dalam arti luas, termasuk melindungi hak-hak kelompok minoritas. Forum di Vatikan pada akhirnya mencapai kesepakatan untuk terjun ke wilayah konflik demi mengupayakan jalan keluar.

Namun ia mengingatkan bahwa hal itu harus dilakukan dengan strategi yang komprehensif dan terkonsolidasi. "Tentu dengan dukungan instrumen-instrumen dan sumber daya-sumber daya yang penuh," kata Gus Yahya, yang juga Duta Gerakan Pemuda Ansor untuk Dunia Islam itu.

Gus Yahya mengatakan pemimpin umat Katolik Dunia, Paus Fransiskus, menyebut Abrahamic Faiths Initiative adalah wahana untuk mengedepankan ikhtiar-ikhtiar perdamaian. Menurut dia, Sri Paus menyebut dalam masalah apapun yang dihadapi hendaknya dikembalikan ke akar keberadaan manusia, yaitu sesama saudara.

Sumber: Istimewa

Forum tersebut juga menegaskan dukungan terhadap "Piagam Persaudaraan Kemanusiaan" yang ditandatangani bersama antara Paus Fransiskus dan Tetua Agung Al Azhar Syaikh Ahmad Al Tayeb di Abu Dhabi, Februari 2019.

Dalam forum di Vatikan, Reverand Thomas Johnson dari World Evangelical Alliance menekankan bahwa deklarasi perdamaian saja tidak cukup karena belum tentu banyak orang mau sungguh-sungguh membaca dan mempelajarinya.

Sementara itu, Chief Rabbi David Rosen menilai perlunya kalangan politik menengok agama-agama sebagai basis strategi resolusi konflik, bukan hanya pendekatan militer dan ekonomi.

Ambassador Sam Brownback pada kesempatan itu menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas segala yang telah dilakukan Nahdlatul Ulama selama ini dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan.

BACA JUGA: Cek SEJARAH, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.



Berita Terkait