Ceknricek.com--Para pelaku pelecehan seksual di KPI Pusat yang melibatkan 7 orang dibongkar semua identitasnya oleh netizen. Netizen Indonesia memang dikenal 'jago' menjadi detektif dan membongkar semua jejak digital dari para pelaku. Mulai dari akun Instagram, akun Linkedln, obrolan mereka di media sosial sampai aktivitas foto pelaku ketika mengikuti kegiatan workshop yang dilakukan KPI semua dibongkar netizen. Kini, para pelaku mengunci bahkan menghapus akun Instagramnya setelah nama mereka terbongkar dan jadi bulan-bulanan netizen.
"Mana nih akun Instagramnya, mau silaturahmi," kata salah satu netizen.
"Udah dikunci dan ganti nama," jawab netizen yang lain.
Bukan netizen Indonesia namanya jika tidak berani investigasi. Ada beberapa yang berhasil masuk sebagai pengikut di Instagram sekaligus membuka siapa follower dan followingnya. Beberapa nama terlihat, dan mereka memang saling berteman dengan pelaku lainnya, seperti akun Ochay_adventure yang dimiiliki oleh Cahyo Legowo.
"You can change your name, but you can;t change what you have done. Kamu akan mendapatkan karma dari apa yang telah dilakukan dan itu rasanya sangat menyakitkan," kata akun Ridho.
"The power of netizen yang udah gerraaammmmm," tulis akun Miska.
"Netizen Sherlock Holmes," kata akun Jro menyebut nama detektif yang terkenal asal Inggris.
Bahkan beberapa netizen membuka jati diri pelaku mulai dari foto, nama, akun media sosial serta jabatannya di KPI Pusat. Dari nama yang beredar pelaku yang berjumlah 7 orang itu adalah RM menjabat sebagai Divisi Humas bagian Protokol KPI Pusat, TS, SG dan FP juga TK di bagian Divisi Visual Data, EK (yang kabarnya pelaku ini yang mencoret buah zakar korban) di bagian Divisi Visual Data dan CL di bagian Humas Desain Grafis.
Kasus ini bermulai ketika seorang pria curhat di media sosial yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo. Dia menceritakan pelecehan oleh beberapa teman di kantornya, yang beramai-ramai menelanjangi hingga buah zakarnya dicoret dengan spidol. Dia sudah berusaha melaporkan kejadian tersebut ke atasannya namun hanya dipindahkan divisi. Lapor ke polisi pun tidak direspon. Lalu dia menulis surat ke Jokowi hingga menjadi viral. Kasus ini sudah ditangani polisi dan kabarnya KPI sedang menginvestagsi secara internal.
Editor: Ariful Hakim