Pelangi Testimoni Citarum Harum (3) | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Istimewa

Pelangi Testimoni Citarum Harum (3)

Ceknricek.com--Berikutnya, berbicara Ipong Witono, tokoh Wanadri. “Kami memiliki program kaderisasi. Termasuk aktivis Wanadri yang aktif di Citarum Harum. Selama ini kami banyak berkiprah di Sektor 22, Citarik,” katanya.

Ipong juga mengagumi sepak terjang Doni Monardo. Bukan saja saat menjadi Pangdam III/Siliwangi dan memberi komando langsung keberhasilan Citarum Harum, tapi juga ketika Doni Monardo mendapat penugasan sebagai Kepala BNPB/Ketua Satgas Covid-19.

Ia bahkan masih teringat, ketika ada seorang aktivis mengkritik Doni Monardo di media massa. “Pak Doni bertanya kepada saya, ‘Pak Ipong kenal penulisnya kan? Bisakah saya diperkenalkan? Saya ingin belajar dari dia’. Sungguh sikap yang sangat mengagumkan. Dan sejak itu, rasanya tidak ada satu pun aktivis atau penulis yang mengkritik program Citarum Harum, sebaliknya bahkan memberi dukungan yang luar biasa,” kata Ipong.

Doni Monardo

Reriungan siang itu juga dihadiri Dirut PTPN VII, Didik Prasetyo. Mantan Komut PT PAL itu ternyata memiliki hobby yang sama dengan Doni Monardo. “Benar Pak Doni. Ke mana pun saya pergi, selalu bawa bibit pohon. Setiap melihat ada lahan kritis, langsung saya tanam pohon di situ. Pokoknya saya maunya nanam pohon terus…. Kebetulan disiplin saya dari Kehutanan,” ujar Didik.

Setelah mendapat tugas menjadi Dirut PTPN VIII yang banyak bersinggungan dengan Citarum, ia pun mengikuti dengan seksama program tersebut. “Saya sangat mengapresiasi keberhasilan program Citarum Harum. Harapan saya, success story Citarum Harum bisa ditularkan ke tempat-tempat lain. Masih sangat banyak sungai yang tercemar berat. Masih banyak sekali lahan kritis di negeri ini,” pungkasnya.

Media Darling 

Para Komandan Sektor angkatan pertama juga diberi kesempatan berbicara. Adalah Brigjen TNI Purn Yudi Zanibar yang menjadi jubir. “Kami benar-benar terbakar ketika Panglima (Pangdam Doni Monardo-pen), mengatakan, jangan sampai maung jadi meong, gara-gara kita tidak peduli dan membiarkan masalah pencemaran Citarum terjadi di depan mata,” ujarnya.

Ia pun mengenang suka-duka saat-saat awal menjadi Dan Sektor Satgas Citarum Harum. “Pak Doni ketika itu bilang, jangan bangga sudah menanam sejuta pohon. Aku ingin tahu, berapa pohon yang hidup. Kalau cerita menanam pohon, barangkali sejuta dua juta, semiliar pohon bisa ditanam, Bahkan kalau perlu lautan pun ditanami pohon. Pak Doni menekankan, berapa pohon yang jadi, atau yang hidup, itu yang beliau catat,” katanya.

Doni Monardo ia sebut panglima yang konsekuen. “Bayangkan, untuk operasional lapangan kami hanya diberi uang 800 ribu rupiah. Tapi setelah menghadap panglima, saya dikasih lima juta,” katanya sambil tertawa.

Karenanya, kepada Dan Satgas yang sekarang bertugas, ia menekankan agar jangan menyia-nyiakan tugas itu. Harus dijadikan pengalaman berharga. “Dulu kami tidak ada uang. Perpres belum turun, yang penting kami hajar dulu. Bekerja untuk lingkungan, seperti kata Pak Doni harus diniatkan untuk ibadah, jangan niat yang lain,” katanya, seraya menambahkan, “dan kalau sudah pensiun seperti saya, ujung-ujungnya masuk PPAD.”

Hadirin tertawa mendengar paparan Yudi yang energik, spontan, dan tak jarang mengundang tawa. Termasuk Doni Monardo. Ia tertawa lebar ketika disinggung PPAD. Ya, Doni Monardo saat ini juga menjabat Ketua Umum Pengurus Pusat PPAD (Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat).

Alhasil, ia bersyukur ketika bintang jatuh ke pundaknya. “Bayangkan, seorang pamen khusus bisa langsung jadi Brigjen. Saya kira itu buah dari kebaikan yang kita tanam. Kerja ikhlas. Kerja yang mungkin biasa-biasa saja, tapi semata-mata kerja mencari ridho Allah,” ujar Yudi.

Yang juga sangat mengesankan adalah, sosoknya yang seolah menjadi “media darling”. “Semua wartawan asing mewawancarai saya. Jadi gambar saya ada di mana-mana, bahkan nyebar ke seluruh dunia. Apa tidak bangga,” katanya sambil tertawa.

Sampai saat ini, Yudi masih menyimpan kontak para wartawan dari 25 negara. “Bahkan video-video presentasi, baik yang digunakan oleh Kodam, oleh Dinas Lingkungan Hidup, itu video saya…. Bener kan Bu Prima?” kata Yudi kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jabar, Prima Mayaningtyas. Prima mengangguk dan tertawa.

Setelah Yudi, giliran bicara berikutnya adalah Dan Sektor aktif. Tampil menjadi jubir Kolonel Inf Belyuni Herliansyah, yang saat ini menjabat Dan Sektor 2 Satgas Citarum yang ada di sekitar Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung.

Sebelum bertugas di Sektor 2, ia sudah beberapa kali menjabat Dan Sektor di sektor-sektor lain, antara lain Sektor 8, 10, dan 13. “Kendala dan tantangan di masing-masing sektor berbeda. Ada satu peristiwa saat kami sangat sulit mengajak aparat Pemda untuk bersama-sama membersihkan sampah. Akhirnya kami kerjakan secara mandiri. Sampai akhirnya ada institusi yang meminjamkan eskavator, meski tanpa BBM,” katanya jujur.

Sampah-sampah itu kemudian ditimbun dalam lubang-lubang besar yang telah dibikin sebelumnya. Di atas timbunan sampah, mereka membangun taman, sarana olahraga, dan fasilitas umum lain sehingga menjadi bermanfaat buat masyarakat. “Sejauh ini, keterlibatan Pemda Tingkat Dua masih belum optimal. Karenanya saya mengajak aparat Pemda agar berpikir bagaimana melanjutkan program ini pasca 2025. Jangan sampai Citarum kembali kotor penuh sampah,” kata Belyuni.


Editor: Ariful Hakim


Berita Terkait