Pemilu DPRD Negara Bagian Victoria, Australia | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Sumber: Istimewa

Pemilu DPRD Negara Bagian Victoria, Australia

Ceknricek.com -- Akhir pekan baru lalu, saya sekeluarga dan tetangga sekeluarga – artinya suami-istri – memutuskan untuk jalan-jalan ke Phillip Island – sebuah tempat liburan terletak sekitar 100 km dari rumah kami. Phillip Island memang merupakan salah satu tujuan wisata populer bukan saja bagi penduduk Negara Bagian Victoria (yang ibukotanya Melbourne) melainkan juga bagi para wisatawan asing.

Kalau kita sedang dalam perjalanan pulang dari Philip Island, misalnya sehabis ashar, maka niscaya kita akan berpapasan dengan banyak bus wisata yang sedang dalam perjalanan dari arah yang berlawanan menuju ke Philip Island. Para penumpang bus (para wisatawan asing atau mereka yang dari negara bagian lain di Australia) sengaja menunggu sampai menjelang maghrib sebelum berangkat ke Philip Island.

Kenapa?

Karena umumnya mereka ingin menyaksikan “burung” penguin kate (kecil-kecil) kembali  ke pantai dan kemudian ke sarang masing-masing setelah sehari penuh mencari “nafkah” di tengah laut – nafkah dalam hal ini adalah ikan, yang disimpan dalam tembolok burung-burung tadi untuk kemudian diberikan kepada pasangan masing-masing atau juga kepada anak yang baru menetas.

Sungguh kepulangan para burung kate tersebut sangat menarik, karena biasanya begitu mata hari terbenam, maka mereka secara berbondong-bondong akan muncul di tepi pantai, dan setelah berhenti sebentar biasanya bergegas menuju ke sarang masing-masing, dan biasanya sang pasangan sudah menunggu di depan sarang. 

Entah bagaimana mereka bisa mengukur waktu ketika menunggu pasangan kembali.

Kalau di musim dingin, tatkala siang lebih pendek, dan matahari sudah terbenam sekitar pukul 17:15 maka mereka akan kembali pada waktu matahari telah terbenam, sementara di musim panas ketika matahari masih berjaya bersinar hingga hampir jam 21:00 mereka juga pulang sesuai dengan perjalanan mata hari.

Sungguh ajaib.

Tapi kami ke Philip Island bukan karena hendak menyaksikan burung-burung penguin mudik sesudah sehari suntuk mengejar dan melahap ikan di tengah laut – kami hanya ingin mencari udara segar di tepi pantai dan menikmati hidangan “fish and chips” alias ikan dan kentang goreng yang disantap dengan saus tomat atau sambal.

Selesai menikmati santapan kegemaran umumnya orang Australia itu kami pindah ke sebuah “café” untuk menikmati kopi dan kue. Melbourne dan sekitarnya memang terkenal sebagai “pusat minuman kopi” di Australia. Begitu rupa hingga pernah sejumlah calon “barista” alias pembuat kopi dari Indonesia datang ke Melbourne untuk menuntut ilmu cara membuat kopi yang lezat dari para barista di kawasan Australia ini.

Belum habis kopi kami minum, pasangan suami-istri warga Australia yang menjadi tetangga kami, seakan secara mendadak menyadari bahwa di sekitar tempat kami minum kopi ada tempat pemungutan suara dalam rangka pemilu tingkat Negara Bagian Victoria yang akan diselenggarakan pada tanggal 26 November ini.

Memang ketika memasuki kota kecil Philip Island sebelumnya saya menyaksikan para relawan sejumlah peserta pemilu Dapil Philip Island mondar mandir di kaki lima depan berbagai toko dan restoran serta kafe, dan di salah satu sudut saya melihat ada sarana untuk melakukan pencoblosan.

Sejak tahun 2006 pemilu tingkat negara bagian di Victoria diadakan setiap empat tahun sekali, pada hari Sabtu terakhir bulan November, kali ini tanggal 26 November. Kedua suami isteri warga Australia itu langsung meninggalkan saya dan istri dan bergegas menyeberang jalan menuju ke tempat pemungutan suara. Tidak sampai 15 menit kemudian mereka sudah kembali ke kafe dan terpaksa memesan kopi lagi karena yang mereka tinggalkan sudah terlanjur dingin. 

Saya bertanya apa yang terjadi. Suaminya, sebut saja bernama Costa, menjelaskan:

“Begitu sampai di tempat pemungutan suara, kami menyebutkan nama lengkap dan alamat yang dimasukkan dalam komputer petugas.. Ternyata nama dan alamat kami ada dalam daftar pemilih yang tersimpan dalam komputer itu.Langsung kepada kami diberikan satu daftar terdiri dari para peserta di Dapil kami (yang juga Dapil saya, tapi karena saya WNI, maka tidak berhak untuk memilih dan dipilih). Tanpa perlu menunjukkan bukti jati diri seperti SIM (di Australia tidak dikenal KTP). Kami dipersilakan ke bilik pencoblosan dan sebentar kemudian telah selesai menunaikan kewajiban.”

Memang secara resmi dikatakan bahwa pemilu akan diselenggarakan pada Sabtu tanggal 26 November, akan tetapi sejak tanggal 14 November sudah banyak tempat pemungutan suara yang dibuka demi memudahkan para pemilih untuk melaksanakan kewajiban memberikan suara. Pemilihan juga dapat dilakukan dengan melalui pos. Dan barangsiapa tanpa alasan yang dapat diterima lalai dari kewajiban memberi suara dalam pemilu diancam hukuman denda.

Sebenarnya yang diwajibkan bukan memilih sesuai ketentuan, melainkan mendatangi tempat pemungutan suara di mana nama seorang pemilih akan dicoret, dan pemilih tersebut kemudian dipersilahkan untuk mencoblos. Apakah pemilih tersebut kemudian mengikuti ketentuan dalam melakukan pencoblosan, itu lain perkara. Banyak kertas suara yang kemudian dinilai tidak sah atau tidak memenuhi syarat karena dicoblos dengan seenaknya oleh pemilih yang kurang perhatian. Kertas suara seperti ini disebut sebagai “kertas suara keledai” artinya tidak dapat diterima.

Seorang pemilih tidak boleh hanya memberikan suaranya hanya kepada calon yang didukungnya. Sekiranya ada, katakanlah, lima calon yang bertarung, maka pemilih tersebut harus memberi nomor-nomor sesuai pilihannya, jadi yang memang didukungnya mendapat nomor 1 kemudian ada nomor 2, 3 dan seterusnya – semua kotak harus diberi nomor.

Tata parlementer di tingkat negara bagian maupun federal di Australia berkiblat pada sistem Westminster Inggris yang memiliki dua majelis perwakilan, meskipun yang paling berwenang adalah “majelis rendah” – yang para anggotanya dianggap mewakili rakyat. Pada tingkat federal majelis perwakilan kedua disebut Senat.

Di Negara Bagian Victoria, kedua majelis perwakilan mempunyai 128 anggota mewakili penduduk Negara Bagian ini, 88 di antaranya dalam “majelis rendah” yang mencerminkan kedaulatan rakyat dan 40 dalam majelis “tinggi” yang wewenangnya tidak sebesar majelis rendah.


Editor: Ariful Hakim


Berita Terkait