Ceknricek.com -- Zoom akan memperkerjakan 500 insinyur perangkat lunak untuk lokasi penelitian dan pengembangan di Phoenix dan Pittsburgh selama dua tahun ke depan, memperluas pekerja teknik sekitar 60 persen.
Kepala perwakilan Zoom, Kelly Steckelberg, dikutip dari Reuters, Jumat, (15/5) mengatakan bahwa Zoom sedang mencari kantor di dekat Arizona State University dan Carnegie Mellon University untuk memanfaatkan talenta lulusan universitas tersebut.
Dia mengungkap saat ini kebanyakan staf teknik Zoom sebagian besar berada di markas perusahaan di San Jose, AS, dan China.
Steckelberg mengatakan perekrutan akan segera dimulai, dan karyawan baru akan bekerja dari rumah hingga setidaknya September.
Zoom sebelumnya mengatakan tidak berencana untuk kembali ke kantornya setidaknya sampai saat itu.
Perusahaan konferensi video yang berbasis di San Jose, California ini sempat mengalami lonjakan pengguna karena seiring dengan kebijakan pembatasan sosial guna memutus rantai penyebaran virus corona.
Baca juga: Google Larang Penggunaan Zoom di Laptop Karyawan, Tapi Boleh di HP
Bulan lalu, Zoom mengatakan jumlah peserta rapat harian 300 juta peserta, naik dari 10 juta peserta pada Desember.
Namun di tengah lonjakan pengguna, Zoom menghadapi masalah privasi dan keamanan yang menyebabkan Zoom menghentikan pengembangan fitur baru selama 90 hari untuk mengatasi masalah tersebut.
Hal ini juga mendorong Zoom untuk mencari vendor cloud computing tambahan, Oracle, untuk membantu menangani ledakan jumlah pengguna.
Saat ini, Zoom berada di pertengahan rencana 90 hari untuk meningkatkan privasi dan keamanannya. Steckelberg mengatakan perekrutan di Arizona dan Pennsylvania untuk "rencana jangka panjang”.
Namun, dia mengatakan lebih dari dua puluh insinyur Keybase bergabung dengan Zoom. Keybase merupakan perusahaan enkripsi yang diakuisisi Zoom pekan lalu yang diharapkan dapat memberi "dampak langsung" pada keamanan perusahaan.
Steckelberg juga mengatakan pemilihan lokasi tersebut juga akan menguntungkan Zoom untuk dapat merekrut insinyur yang ragu pindah ke Silicon Valley dikarenakan biaya hidup yang tinggi.
"Saat ini, sebagian besar staf teknik kami yang berbasis di AS berada di San Jose, jadi ini akan menjadi peluang yang sangat bagus untuk memperluas basis talenta kami di seluruh AS," ujar Steckelberg. (Ant)
BACA JUGA: Cek FILM & MUSIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini