Ceknricek.com -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (19/6), menguat seiring optimisme pasar global terkait perang dagang AS-Cina. Rupiah menguat 52 poin atau 0,36 persen menjadi Rp14.274 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.326 per dolar AS.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, sentimen pasar masih akan positif terkait rencana pertemuan Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping pada G20 tanggal 28-29 Juni 2019 mendatang.
"Di tengah optimisme pasar global pagi ini, mata uang kuat Asia yen, dolar Hong Kong dan dolar Singapura justru dibuka kompak melemah terhadap dolar AS, yang bisa menjadi sentimen pelemahan rupiah hari ini," ujar Lana.
Dari eksternal, kepemilikan Cina pada obligasi pemerintah AS masih turun. Sejak Maret 2019, Cina terus mengurangi kepemilikannya pada obligasi pemerintah AS.
Pada posisi April 2019, kepemilikan tersebut tercatat sebesar US$1,1 triliun, merupakan yang terendah sejak Mei 2017, dari US$1,12 triliun pada Maret 2019.
Penurunan ini berjalan perlahan, dan Cina mulai memperbesar posisi cadangan devisanya dengan mulai membeli emas. Tidak hanya Cina, Jepang sebagai investor asing kedua terbesar setelah China juga mulai mengurangi posisinya.
"Untuk saat ini para analis menilai penurunan ini bukan bisa jadi merupakan ‘balasan’ Cina atas isu perang dagang AS-Cina tetapi jika berlanjut, penjualan ini bagian dari diplomasi Cina untuk kompromi," kata Lana.
Lana memprediksi rupiah hari ini berpotensi melemah menuju kisaran antara Rp14.330 sampai Rp14.340 per dolar AS.
