Rusia Vs Ukraina Dalam World Happiness Day... | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Istimewa

Rusia Vs Ukraina Dalam World Happiness Day...

RNI-Rangkaian Ngopi Imajiner bersama Gus Dur

Ceknricek.com--‘’Sudah agak lama ya kita tidak ngobrol pintar Mas...maklumlah saya sibuk benar di dunia lain, begitu banyak juga penggemar di sini, apalagi baru saja Pak Arifin Panigoro wafat...lalu sibuk pula menyimak All England dan disusul maraknya kisah seputar pawang hujan di Mandalika...wah luar biasa sibuk jadinya,"demikian ujaran Gus Dur tatkala kami bertemu kembali.

‘’Inggih Gus, saya sudah kangen ngobrol dengan panjenengan, apalagi banyak peristiwa di sini yang mesti dicerna dengan kritis tanpa nada sinis," saya coba menanggapinya.

‘’Waah, tepat sekali itu, apalagi kemarin tanggal 20 Maret kita peringati sebagai Hari Kebahagiaan Internasional sebagaimana ditetapkan oleh PBB sejak 2013 lalu. Saya masih ingat apa yang disampaikan Mark Williamson si Direktur Action for Happiness bahwa Hari Bahagia Sedunia lebih dari sekadar perayaan yang menyenangkan, hari ini juga dimaksudkan untuk mengingatkan kita bahwa dunia akan jadi tempat yang lebih baik ketika kita terkoneksi bersama dan peduli pada orang di sekitar kita, masalahnya bagaimana rakyat Ukraina merayakan Hari Kebahagiaan Sedunia ini di tengah gempuran Rusia? Sebuah ironi yang sangat mengiris kalbu dan pikiran kita.

Kebahagiaan dalam bahasa Yunani dikenal dengan istilah eudaimonia , terdiri dari dua suku yakni “en” yang artinya “baik” atau “bagus” dan “daimon” yang artinya “roh, dewa, atau kekuatan batin”. Dengan demikian, secara harafiah, eudaimonia berarti “memiliki roh penjaga yang baik”. Bagi bangsa Yunani dalam konteks waktu itu, eudaimonia berarti kesempurnaan atau eudaimonia berarti “mempunyai daimon yang baik” dan yang dimaksudkan dengan daimon adalah jiwa.

Dalam perkembangan selanjutnya, terdapat sebuah pandangan yang berakar dari istilah ini, yaitu Eudaimonisme, yang dimaknai sebagai pandangan hidup yang menganggap kebahagiaan sebagai tujuan segala tindak-tanduk manusia. Dalam eudaimonisme, pencarian kebahagiaan menjadi prinsip yang paling dasariah, kebahagiaan yang dimaksud bukan hanya terbatas kepada perasaan subjektif seperti senang atau gembira sebagai aspek emosional, melainkan lebih mendalam dan objektif menyangkut pengembangan seluruh aspek kemanusiaan suatu individu (aspek moral, sosial, emosional, dan rohani).

Aristoteles mengakui bahwa tujuan tertinggi dan terakhir manusia adalah kebahagiaan (eudaimonia). Dikatakan seperti itu karena jika sudah memperoleh kebahagiaan maka manusia tidak memerlukan apa-apa lagi karena kebahagiaan itulah yang baik dan bernilai bagi dirinya.

Menjadi relevan untuk mempertanyakan dan merefleksikan bersama: adakah Vladimir Putin meraih kebahagiaan dengan memutuskan menyerang Ukraina? Adakah para pesohor yang dulunya crazy rich demi mengumpulkan rupiah dengan mengorbankan sesama manusia yang tergiur pola-pola mencari uang secara instan menggunakan piranti digital juga merengkuh kebahagiaan? Bagaimana pula dengan para penimbun minyak goreng yang menyebabkan emak-emak harus antri?

Tanpa sempat menanggapi lebih lanjut, Gus Dur sudah pergi, meninggalkan saya yang masih tertegun dan hanyut dalam refleksi tersebut, ah gitu aja koq repot hahaha...

*) Greg Teguh Santoso, pemikir bebas, sedang menyelesaikan pendidikan doktoral sembari terus mengajar di beberapa universitas.


Editor: Ariful Hakim


Berita Terkait