Sambut Libur Panjang, Protokol Kesehatan di Tempat Wisata Dipantau | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Sumber: Ceknricek.com

Sambut Libur Panjang, Protokol Kesehatan di Tempat Wisata Dipantau

Ceknricek.com -- Libur panjang akhir Oktober berpotensi meningkatkan jumlah penularan COVID-19. Mobilitas masyarakat ke sejumlah lokasi wisata tidak bisa dihindari. Permasalahannya, bagaimana menjaga warga untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan menghindari kerumunan.

Sejumlah daerah mulai melakukan persiapan dengan memantau objek-objek wisata di daerahnya. Khusus daerah-daerah yang menjadi favorit warga berlibur seperti Yogyakarta, Satuan Tugas Penanganan COVID-19 mulai mengintensifkan pemantauan protokol kesehatan.

Ketua Harian Satgas COVID-19 Yogyakarta Heroe Purwadi di Yogyakarta, Rabu, (21/10/20) menyatakan monitoring protokol kesehatan dilakukan secara acak.

“Tujuan dari monitoring dan pengecekan protokol kesehatan secara acak ini adalah memastikan agar hotel, restoran, kafe, warung,dan destinasi wisata benar-benar menjalankan protokol kesehatan secara ketat,” paparnya.

Pemantauan penerapan protokol kesehatan tidak hanya dilakukan di tempat usaha dan jasa pariwisata tapi juga kegiatan penegakan kedisiplinan penggunaan masker oleh masyarakat.

Lebih lanjut, Heroe menjelaskan, jika semua pelaku usaha dan masyarakat menjalankan protokol kesehatan secara ketat, maka peningkatan kasus yang biasanya cukup signifikan usai libur panjang dapat dicegah.

Klik video untuk tahu lebih banyak - KENA COVID-19, BUKAN AIB!

“Wisatawan yang berkunjung serta masyarakat di Yogyakarta pun akan merasa sama-sama nyaman karena seluruh pihak sudah menjalankan protokol kesehatan secara ketat,” lanjut Heroe.

Pada kesempatan monitoring tersebut, Satgas COVID-19 Yogyakarta melakukan sosialisasi di kawasan Malioboro. Kepada komunitas yang sering beraktivitas di kawasan tersebut diwajibkan menggunakan face shield, selain memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak.

Penerapan protokol kesehatan lanjut Heroe tidak hanya dilakukan untuk protokol yang bersifat umum saja seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak tapi juga protokol kesehatan bersifat khusus yang disesuaikan dengan karakteristik tempat usaha.

“Misalnya ada pembatasan jumlah wisatawan dalam satu ruangan, pengaturan alur pengunjung dan pengaturan lainnya yang direkomendasikan Satgas,” ungkapnya.

Pelaku jasa wisata juga diminta memiliki Tim Satgas COVID-19 yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan protokol kesehatan di tempat usaha masing-masing.

“Jika ada temuan kasus, maka yang ditanya pertama kali adalah tim satgas-nya,” lanjut Heroe.

Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti seperti dilansir Antara menegaskan untuk meningkatkan berbagai langkah antisipasi menjelang libur panjang akhir Oktober.

“Yang diutamakan adalah disiplin protokol kesehatan. Silakan datang ke Yogyakarta tetapi pastikan bahwa anda benar-benar dalam kondisi yang sehat,” ujarnya.

Pemkot Yogyakarta tak segan-segan menanyakan identitas kesehatan wisatawan yang datang sehingga akan lebih baik apabila wisatawan dari luar daerah yang berlibur ke Yogyakarta sudah mengantongi hasil tes cepat nonreaktif atau tes usap yang negatif.

Baca juga: Pelaku Pariwisata Tegaskan Protokol Kesehatan Sebagai Harga Mati

Baca juga: Pengusaha Pariwisata: New Normal, New Strategy



Berita Terkait