Silent Night atau Malam Kudus pertama ditampilkan hari ini, 201 tahun yang lalu, tepatnya pada 25 Desember 1818 di Gereja St. Nikolaus di Oberndorf, Austria. Bagi orang Kristiani, lagu Natal sering juga disebut dengan Christmas Carols.
Sumber: Istimewa
Lagu Silent Night yang telah diadaptasi ke dalam berbagai bahasa, termasuk Indonesia, oleh UNESCO telah dinobatkan sebagai warisan budaya dunia pada 2011.
Sumber: Istimewa
Sebagai lagu Natal, Silent Night ternyata memiliki kisahnya sendiri yang bermula saat sekelompok aktor tengah melakukan pertunjukan di kota sekitar Pegunungan Alpen Austria.
Lagu Natal dulunya merupakan lagu rakyat yang perlahan masuk ke liturgi Gereja dan kemudian berkembang menjadi pertunjukan drama hingga berkembang di seluruh Eropa.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Gencatan Senjata Natal Kala Perang Dunia I
Alkisah, suatu hari sekelompok aktor yang tengah melakukan pertunjukan di Austria tiba di sebuah desa dekat Salzburg. Dalam tur tersebut, mereka mengisahkan kembali kelahiran Kristus di sebuah Gereja kecil bernama St. Nicholas.
Sumber: Istimewa
Namun sayangnya, alat musik organ milik gereja tersebut tidak berfungsi dan tidak dapat diperbaiki sebelum Natal. Beberapa versi cerita menduga kerusakan tersebut disebabkan oleh tikus, ada pula yang menyebutnya karena karat.
Karena organ gereja itu tidak dapat dipakai, para aktor lalu menyajikan drama Natal mereka di sebuah rumah pribadi. Sang asisten pastor, Josef Mohr, yang tengah dalam mood ingin bermeditasi kemudian memilih berjalan-jalan sebelum menuju rumah tempat diadakannya pertunjukan.
Jalan-jalan yang ia lakukan tersebut membawanya ke atas bukit yang menghadap ke desa. Dari puncak bukit itu, Mohr memandang desa yang tertutup salju yang begitu damai.
Tiba-tiba ia dipanggil oleh keluarga seorang tukang kayu ke gubuk mereka yang sederhana untuk memberkati bayi mereka yang baru lahir.
Dalam perjalanan pulang dari gubuk tukang kayu, Mohr mencoba untuk mengkontraskan keadaan tersebut dengan kelahiran Yesus, Sang Juru Selamat.
Melalui gambaran itulah muncul ide untuk membuat puisi. Lalu, ia bergegas untuk kembali ke rumahnya dan mengekspresikan pikirannya dalam sebuah tulisan.
Sumber: Istimewa
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Sinterklas Hitam dan Pengusiran Orang Belanda dari Indonesia
Tulisan itulah yang berjudul Stille Nacht atau Silent Night. Mohr pun segera memberikan puisi tersebut kepada Franz Xavier Gruber (pemain organ gereja) .
Sambil memegang gitar, Mohr berkata kepada Gruber, “Franz, buatlah sebuah musik untuk puisi yang baru saja saya buat dan kita akan menyanyikannya pada Midnight Mass dengan atau tanpa organ.”
Gruber sempat protes dan mengatakan bahwa dia adalah seorang organis, bukan gitaris maupun komposer. Namun, Mohr menjawab: “Kau mengetahui dengan pasti tiga chord dalam gitar, bukan?”
Singkat cerita, Gruber pun menyetujui usulan Mohr dan malam itu mereka menyanyikan Stille Nacht dengan paduan melodi dan spirit yang cocok, dan mampu membuat jemaat terpukau karena keindahan lagu tersebut.
Hari itu mereka tidak pernah menyadari bahwa lagu itu kelak tersebar ke seluruh dunia di lebih dari 300 bahasa yang berbeda, termasuk Malam Kudus yang sering kita dengar setiap Natal.
BACA JUGA: Cek BIOGRAFI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini